19 Rumah di Bener Meriah Rusak Akibat Angin Kencang
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang masih melanda wilayah Aceh dalam dua hingga tiga hari ke depan sehingga warga diminta mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi.
BANDA ACEH, READERS – Sebanyak 19 unit rumah warga dan sejumlah fasilitas publik di Kabupaten Bener Meriah rusak diterjang angin kencang pada Minggu (29/5/2022).
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Ilyas mengungkapkan, dalam dua hari terakhir Aceh mengalami cuaca buruk sehingga banyak musibah yang terjadi.
"Kondisi terakhir, petugas sudah melakukan pembersihan di lokasi kejadian," kata Ilyas melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) di Banda Aceh, Minggu (29/5/2022) seperti dilansir dari Antara pada Senin (30/5/2022).
Ilyas menjelaskan hujan deras disertai angin kencang terjadi sekitar pukul 12.35 WIB, sehingga mengakibatkan belasan rumah dan fasilitas publik rusak di tujuh kecamatan.
"Cuaca buruk yang melanda wilayah Bener Meriah ini sudah terjadi sejak Sabtu kemarin, yakni hujan dengan intensitas tinggi atau lebat disertai angin kencang," katanya.
Ilyas merincikan, di Kecamatan Bukit terdapat tiga unit rumah warga yang rusak sedang dan satu unit Gedung Pemantau Gunung Api rusak ringan.
Kemudian di Kecamatan Bandar terdapat delapan unit rumah rusak ringan, di Kecamatan Mesidah satu unit rumah rusak ringan, di Kecamatan Wih Pesam enam unit rumah rusak ringan serta satu unit rumah rusak ringan Kecamatan Syiah Utama.
Sementara di Kecamatan Timang Gajah terdapat satu unit Posdam 02 Lampahan yang rusak ringan dan satu unit Pesantren Nurul Islam yang juga rusak ringan di Kecamatan Pintu Rime Gayo.
"Sementara korban terdampak dalam peristiwa ini warga atas nama Jainal Aripin yang merupakan anggota Polsek Bandar mengalami luka di bagian alis dan di bawah dagu akibat terkena besi baliho," katanya.
BPBD Bener Meriah telah menurunkan tim reaksi cepat (TRC) ke lapangan untuk melakukan pendataan dan pelaporan. Sekaligus melakukan pembersihan di lokasi kejadian didampingi masyarakat.
"Jumlah pengungsi masih dalam pendataan. Hingga saat ini tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa tersebut," katanya.
Selain rumah yang diterjang angin di Kabupaten kopi itu, informasi yang dihimpun READERS.ID dari AJNN, terdapat seorang petani kopi Nur Ijah atau dikenal Nur Aini (51) yang meninggal dunia akibat ditimpa pohon petai di kebun miliknya di Kecamatan Mesidah'
Diketahui pasca cuaca buruk almarhum bersama dua orang anaknya sedang memanen kopi di kebun miliknya di kecamatan itu.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang masih melanda wilayah Aceh dalam dua hingga tiga hari ke depan sehingga warga diminta mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi.
“Angin kencang, hujan lebat ini hampir merata di seluruh Aceh. Kalau kita lihat dari faktor penyebabnya, kondisi ini bisa bertahan dua hingga tiga hari ke depan,” kata Koordinator Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I BMKG Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Zakaria Ahmad.
Zakaria menjelaskan saat ini Aceh sudah memasuki musim kemarau, namun cuaca buruk ini lazim terjadi di tengah musim kemarau ini karena beberapa faktor.
Beberapa faktor itu, kata dia, mulai dari adanya tekanan rendah di Selat Benggal, adanya anomali suhu muka laut di Selat Malaka, laut Andaman, hingga Samudera Indonesia bagian Barat Sumatera, serta adanya pergerakan massa udara rossby ekuatorial yang dapat membawa uap air lebih banyak ke Aceh.
Apalagi, kata Zakaria, Aceh juga sudah memasuki musim angin barat. Biasanya khusus Aceh, kecepatan angin pada musim angin barat ini lebih kencang dibandingkan musim angin timur.
Sumber: ANTARA, AJNN