5 Calon PM Bertarung Hari ini

30 Orang Tewas Sehari Jelang Pemilu Pakistan

Alat Peraga Kampanye Pemilu Pakistan 2024 memenuhi ruas jalan di Kota Quetta, ibu kota Provinsi Balochistan, Pakitstan, Sabtu (3/2/2024), empat hari sebelum terjadi ledakan bom di wilayah tersebut. (Foto: AFP/arabnews)
Penulis:

ISLAMABAD, READERS - Setidaknya 30 orang tewas di Pakistan akibat dua ledakan bom pada Rabu (7/2/2024), satu hari jelang pemilu. Dua ledakan itu terjadi di Provinsi Balochistan, yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran.

Pemerintah setempat mengungkapkan, ledakan pertama mengguncang kantor kampanye pemilihan calon independen di Pishin di wilayah Provinsi Balochistan, menewaskan 18 orang dan melukai 30 orang.

Tak sampai satu jam kemudian, ledakan keras menghantam kantor pemilihan partai ultra-konservatif Jamiat Ulema-e-Islam (JUI-F) di daerah Qilla Saifullah, juga di Balochistan. 12 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

"Situasinya tegang dan kami memindahkan korban luka ke rumah sakit di ibu kota provinsi, Quetta, melalui helikopter. Ledakannya dahsyat," kata Yasir Khan Bazai, wakil komisaris setempat mengutip The Guardian.

Meski demikian, hingga kini belum diketahui siapa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Demonstrasi JUI-F telah diserang tahun lalu dalam dua serangan bunuh diri yang dilakukan oleh ISIS, yang menargetkan partai tersebut karena afiliasinya dengan Taliban.

Pengeboman ini terjadi meskipun puluhan ribu polisi dan pasukan paramiliter dikerahkan di seluruh Pakistan untuk menjamin perdamaian selama pemilu setelah meningkatnya serangan militan baru-baru ini di negara tersebut, khususnya di Balochistan.

Situasi keamanan menjadi sangat berbahaya di wilayah tersebut sehingga KPU sempat mempertimbangkan untuk menunda pemilu di provinsi tersebut.

Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) yang dilarang, yang telah lama memerangi pemberontakan separatis di wilayah tersebut, juga berada di balik serangan terhadap pasukan keamanan di Balochistan.

BLA telah memperingatkan masyarakat agar tidak memberikan suara pada pemilu hari Kamis dan meminta mereka untuk memboikot pemilu tersebut.

Pada tanggal 30 Januari, kelompok militan separatis Balochistan menyerang fasilitas keamanan di distrik Mach Balochistan, menewaskan 6 orang.

Lebih dari dua lusin serangan telah dilakukan di Balochistan dalam seminggu terakhir saja. 

Pemilu Tetap Berlangsung

Seorang warga Pakistan menggunakan hak pilihnya pada Pemilu Nasional di sebuah TPS di Islamabad, Pakistan, Kamis (8/2/2024) hari ini. Foto: Farooq Naeem/AFP.

Setelah ledakan itu, Menteri Dalam Negeri sementara Balochistan, Muhammad Zubair Jamali, mengatakan bahwa hampir 80% dari 5.028 TPS di provinsi tersebut dinyatakan "sensitif".

Jan Achakzai, menteri informasi provinsi, mengatakan layanan internet akan dihentikan di sekitar TPS sensitif sebelum pemungutan suara pada hari Kamis, tetapi menambahkan bahwa pemilu akan tetap dilaksanakan "dengan segala cara".

Achakzai berkata, "Ada kekhawatiran bahwa teroris mungkin mengeksploitasi platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan saluran serupa lainnya untuk tujuan komunikasi."

Meski diwarnai peristiwa kekerasan, tuduhan kecurangan, dan pemenjaraan politisi eks PM Imran Khan, Pemilu di Pakistan tetap dilaksanakan sesuai jadwal, yakni pada Kamis, 8 Februari 2024, hari ini. 

Jutaan warga menggunakan hak pilihnya di TPS yang tersebar di beberapa kota dalam Pemilu nasional Pakistan. 

Mereka akan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin negara berpopulasi 241 juta jiwa itu, dari 5 kandidat kepala negara atau Perdana Menteri (PM) yang bertarung di Pemilu Pakistan.

Kelima calon PM itu yakni eks PM Nawaz Sharif (74), putrinya Maryam Nawaz Sharif (50), dan adik laki-lakinya Shehbaz Sharif (72). Dua lagi adalah Imran Khan (71) yang sedang dipenjara dan Bilawal Bhutto Zardari (35) putra eks PM Benazir Bhutto.[]

Editor: M. Nur
Sumber: CNN Indonesia, Arabnews