Aceh Tengah Terus Berbenah Turunkan Angka Stunting

Dari penetapan itu, pemerintah Aceh Tengah terus melakukan solusi dan penurunan stunting ini. Berdasarkan data penelitian Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, kasus stunting Aceh Tengah mencapai 34,3 persen atau masuk dalam daftar dawat merah.

Kepala Dinas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh Tengah, Drs Alam Suhada, SH., MM. (Ist.)
Penulis:

Banda Aceh – Sejak ditetapkan Aceh sebagai provinsi stunting tertinggi secara nasional, Kabupaten Aceh Tengah dan Pidie termasuk wilayah yang menyandang status stunting. 

Dari penetapan itu, pemerintah Aceh Tengah terus melakukan solusi dan penurunan stunting ini. Berdasarkan data penelitian Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, kasus stunting Aceh Tengah mencapai 34,3 persen atau masuk dalam daftar dawat merah.

“Ketika provinsi Aceh ditetapkan sebagai provinsi yang stunting, diantaranya adalah Aceh Tengah dan Pidie. Dari penetapan itu hingga hari ini, kita terus berbenah dalam rangka mencari solusi penanganan stunting khususnya yang ada di Aceh Tengah,” kata Kepala Dinas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh Tengah, Drs Alam Suhada, SH., MM. Rabu (16/3/2022) kemarin.

Untuk tahun 2022, pemerintah Aceh Tengah menargetkan penurunan stunting mencapai 29,74, tahun 2023 sebanyak 25,48 persen, serta tahun 2024 akan berkurang mencapai 20.40 persen.

Data ini diperoleh kantor berita Readers.ID dari kegiatan Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Penurunan Percepatan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI) di Hotel Grand Permata Hati, Kota Banda Aceh. Rabu (16/3/2022).

Untuk menurunkan angka tersebut, Pemerintah Aceh Tengah telah melakukan berbagai kebijakan bersama pemangku kepentingan lainnya seperti Bappeda Aceh Tengah sebagai motor penggerak untuk menekan angka stunting.

Melalui kegiatan aksi nasional RAN PASTI yang diselenggarakan oleh pusat di Aceh, pihaknya akan melakukan tindaklanjut sebagaimana mestinya. Pemerintah Aceh Tengah berupaya mensosialisasikan dari hulu guna mendorong masyarakat mengubah pola prilaku dan pola asuh yang baik khususnya kepada ibu-ibu hamil, ibu-ibu yang memiliki balita sebagai target sasaran stunting.

“Kita harus berikan pemahaman kepada masyarakat dan merubah prilaku, minimal angka stunting bisa dicegah disamping penyebab-penyebab yang lain. Seperti Jamban, air bersih, makanya penanganan stunting ini terlibat penuh dengan beberapa dinas terkait,” tambahnya.

Inilah yang kita lakukan di kabupaten Aceh Tengah, tentunya dengan adanya RAN PASTI hari ini yang dilakukan oleh pusat di Banda Aceh akan kita tindaklanjuti sebaik mungkin.

Sementara itu Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar dalam konferensi pers menyatakan pihaknya sebagai pemerintah akan tetap mengawasi pola masyarakat sesuai target penurunan angka stunting.

“Dari itu, kami juga mengawasi, memantau dan berupaya untuk terus mengentaskan penurunan angka stunting di Aceh Tengah. Dengan melakukan sosialisasi, harapannya masyarakat dapat bekerjasama dan memahami pentingnya menghindari stunting demi masa depan generasi emas masyarakat Gayo di Aceh Tengah,” pungkasnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Indonesia akan menurunkan angka stunting pada tahun 2024 mendatang hingga mencapai 14 persen dari yang sebelumnya 24 persen. Berdasarkan data Internasional, Indonesia salah satu negara yang masuk stunting tertinggi dunia.[]