Ada Kader Partai Lain Jadi Peserta KLB Demokrat Deli Serdang

Moeldoko hadir di lokasi Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021). Foto: ANTARA FOTO/Endi Ahmad
Penulis:

Sejumlah kejanggalan terus diungkapkan Kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam Kongres Luar Biasa Demokrat yang digelar oleh kubu Moeldoko di Deli Serdang, Jumat lalu (5/3).

Salah satunya dengan menunjukkan kesaksian dari peserta KLB yang tentunya bukan berasal dari kader Demokrat. Namun, kader partai lainnya.

"Ada seorang peserta KLB bernama Edhie Saputra mewakili Provinsi Aceh, di FB-nya saudara keluarkan pernyataan bahwa yang bersangkutan hadir di acara KLB tentu KLB abal-abal itu mewakili Provinsi Aceh atas undangan panitia," kata Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) Partai Demokrat Herman Khaeron, Jumat (12/3).

"Tapi yang bersangkutan juga katakan tidak benar akan memimpin Partai Demokrat Bireun karena yang bersangkutan ternyata sudah menjadi kader partai lain. Ini harus jadi catatan, memang sampaikan fakta-fakta, " lanjutnya.

Tak hanya itu saja, bahkan ada juga kader partai lainnya yang pada pileg lalu juga mencalonkan diri dari partai tersebut. Bukan partai Demokrat. Sehingga, peserta KLB tersebut bukan pemilik suara yang sah.

"Kemudian contoh lain yang kami tampilkan misalkan Sadara Daday Hudaya juga beberapa padi Pileg 2019 juga menjadi caleg partai lain," ujar Herman.

"Saudara Ilal, Saudara Samad yang mewakili NTB yang juga sudah jadi kader partai lain," tambahnya.

Di samping itu juga ada kejanggalan lainnya yang menurut mereka tak bisa diterima. Para peserta KLB yang bukan pemilik suara sah itu juga dijanjikan uang sebesar Rp 100 juta.

Hal ini agar berpartisipasi dalam KLB dan terkesan mendukung KLB digelar.

"Saya kira contoh-contoh lainnya banyak, kami dapat banyak data yang tak dihadirkan kesempatan ini. Soal uang Rp 100 juta ini juga jadi motif menarik peserta dalam KLB abal-abal," jelasnya.

"Yang tentu ini juga membujuk rayu peserta untuj hadir dan bukan sekadar uang transportasi, dan tentu mestinya didalami apa darimana dan uang siapa yang tentu motif-motif ini akan diterangkan oleh para saksi yang hadir dan tidak hadir dalam KLB abal-abal, " tambahnya.

Hingga saat ini perang statement masih terus terjadi di antara kedua kedua kubu baik di Kubu AHY atau Kubu Moeldoko. Meski begitu, Kemenkumham masih mencatat AHY adalah pimpinan Demokrat yang sah. Kecuali Moeldoko mengajukan SK, maka akan dikaji Kemenkumham.

Sumber: Kumparan