Bank Konvensional Angkat Kaki, Omset Properti di Aceh Turun 30 Persen
Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Aceh, Muhammad Noval mengungkapkan, semenjak angkat kakinya bank konvensional dari Aceh karena penerapan Qanun Lembaga Keuangan Syariah, omset penjualan properti di Aceh menurun hingga 30 persen.
"Setelah hilangnya bank konvensional, terjadi penurunan di sektor properti. Akad melambat, secara otomatis berpengaruh terhadap penjualan. Omset penjualan kita menurun drastis hingga 30 persen," ungkap Muhammad Noval saat dihubungi readers.ID, Rabu (30/6/2021).
Ketua REI Aceh itu melanjutkan, pihaknya masih menaruh harapan agar pemerintah dapat meninjau kembali Qanun LKS agar memberikan pilihan dan keluasan transaksi terhadap dunia usaha di sektor properti.
"Hilangnya bank konvensional jadi pukulan telak buat pengembang properti. Kita tidak banyak lagi pilihan. Dulu konvensional punya suku bunga yang cukup kompetitif, berlakunya konversi membuat pasar kita terbatas," jelas Noval.
Ia melanjutkan, bank syariah yang sudah hadir mesti dipertahankan. Walau demikian, pihaknya masih menaruh harapan agar bank konvensional dibuka kembali supaya para developer (pengembang) dan masyarakat punya alternatif dalam memilih produk-produk KPR dengan daya saingnya yang lebih baik.
"Aceh ini secara sistem masih terikat sistem ekonomi nasional, sistem perbankan nasional dan sistem moneter nasional. Kita tidak bisa berdiri sendiri. Sedangkan investor-investor dari dunia luar, kebanyakan menggunakan fasilitas-fasilitas bank konvensional," jelasnya.
Ketua DPD REI Aceh, Muhammad Noval juga meminta agar Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Bank Aceh Syariah (BAS) sebagai dua penguasa perbankan di bumi Serambi Mekkah ini agar segera meluncurkan produk-produk KPR dengan bagi hasil yang kompetitif.
"Kami menyambut baik BSI, mudah-mudahan menjadi salah satu produk alternatif dalam memuluskan pertumbuhan dunia properti di Aceh ke depan," kata Noval.
"Begitupun dengan BAS, sebagai bank milik rakyat Aceh harusnya mengambil porsi yang lebih besar di sektor pembiayaan KPR untuk konsumen atau masyarakat. Lahirkan produk KPR bagi hasil yang kompetitif dengan BSI," pungkasnya. []