BPMA: Produksi Migas Aceh Capai 52 Persen Selama 2020

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. [Dok. Tempo]
Penulis:

Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) mencatat Reserves Replacement Ratio (RRR) atau perbandingan penambahan cadangan terhadap produksi minyak dan gas (Migas) secara keseluruhan di wilayah Aceh pada 2020 mencapai 52 persen dari persen 52 persen.

Pernyataan itu dipaparkan Kepala Divisi Formalitas dan Hubungan Eksternal, Adi Yusfan, dalam diskusi publik yang digelar Forum Peduli Rakyat Miskin (FPRM) melalui Zoom Meeting, pada Sabtu (2/10/2021).

"Sedangkan produksi Migas yakni 16.887 BOED dari 15.997 BOED (barel per hari)," kata Adi.

Selanjutnya, rata-rata biaya produksi minyak mentah (lifting cost) Migas di Aceh yakni 25,51 USD/BOE dari 27,89 USD/BOE. Kemudian persentase komitmen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada industri minyak dan gas yakni 68,64 persen dari 55 persen.

"Adapun penerimaan negara dari subsektor Migas di wilayah kewenangan Aceh sebesar 24,88 juta USD dari 18,27 juta USD," ungkap Adi.

Sementara indeks kualitas perencanaan BPMA yakni 85,43 dari 80 (skala 100). Selanjutnya persentase pekerja BPMA yang memenuhi kualifikasi sesuai posisi jabatan sebesar 106 persen dari 90 persen. Terakhir, nilai indikator kinerja pelaksanaan anggaran (IKPA) BPMA sebesar 94,88 dari 90 (skala 100).

"Selama ini kami sudah bekerja maksimal, hanya saja informasi yang tersampaikan ke publik mungkin terkendala, terbatas atau kekurangannya di kami dalam menyampaikan informasi itu sendiri," ungkap Adi.

Pihaknya meminta ke depan semua stakeholder bergandeng tangan bersama BPMA memaksimalkan hasil minyak dan gas Aceh untuk kesejahteraan masyarakat.

"Tidak bisa diserahkan ke kami semuanya, harus bagi-bagi tugas dalam memaksimalkan hasil Migas Aceh, sehingga manfaatnya dirasakan masyarakat ke depan," pungkasnya.[mu]