Bubur Kanji Rumbi, Takjil Khas Ramadan di Gampong Beurawe

Penulis:

Aroma potongan rempah-rempah tercium harum saat memasuki pekarangan Masjid Al-Furqan Gampong Beurawe, Banda Aceh.  Aroma khas itu berasal dari sebuah belanga besar yang berada di area belakang Masjid. 

Dua orang pria bertubuh kekar tampak begitu piawai mengaduk berbagai campuran rempah menggunakan tongkat panjang. Keduanya sedang menyiapkan bubur Kanji Rumbi, penganan khas Ramadan yang selalu dinantikan warga Beurawe tiap tahunnya.

Di Gampong Beurawe sendiri, tepatnya di masjid yang melantunkan lagu Watee Ka Sahoe itu, kanji rumbi menjadi salah satu takjil yang selalu disediakan setiap sore hari pada bulan Ramadan.

Selain memiliki rasa yang lezat kanji rumbi juga memiliki khasiat yang cukup baik bagi tubuh, karena kanji rumbi sendiri terbuat dari berbagai rempah seperti beras yang dicampur santan, wortel, daun sop dan berbagai bumbu racikan lainnya.

Sekdes Gampong Beurawe, Muhamad kausar mengatakan tradisi memasak kanji rumbi setiap bulan puasa itu sudah berlangsung sejak 30 tahun yang lalu. Di mana setiap sorenya pasti akan disediakan dua belanga besar kanji rumbi yang akan dibagikan kepada masyarakat setempat.

"Kita masaknya dua belanga, satu belanga untuk dibagi kepada masyarakat dan satu belanga lagi kita bagikan untuk yang buka puasa di masjid, dan kegiatan buka puasa di masjid ini setiap sore selama bulan Ramadan," kata M Kausar kepada readers.ID, (16/4/2/21).

Kausar menuturkan, kanji rumbi sendiri dasarnya merupakan makanan yang berasal dari India. Namun, karena seringnya jemaah-jemaah dari luar Aceh singgah ke masjid Gampong Beurawe menghidangkan masakan itu, maka kanji rumbi menjadi kebiasaan baru dari masyarakat khususnya di Beurawe.

"Ini memang dasarnya dari India masakannya. Dulu di Beurawe ini sering ada jemaah-jemaah dari luar yang ke Beurawe ini, jadi mereka yang menetap di masjid Beurawe, jadi mereka  pencetusnya dulu," ujar Kausar.

Butuh waktu sekitar 2 jam untuk menunggu masakan khas itu matang, di Beurawe kanji rumbi dimasak setelah selesai salat zuhur dan akan dibagikan menjelang salat asar.

Saat hampir memasuki waktu ashar, masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang tua akan berdatangan dengan menenteng wadah masing-masing untuk menampung kanji tersebut. Mereka tidak peduli meski harus mengantri terlebih dahulu.

Untuk diketahui, kanji rumbi di Gampong Beurawe dibagikan secara gratis kepada seluruh masyarakat setempat. Dana yang diperoleh untuk pembuatan campuran rempah itu berasal dari donatur dan swadaya masyarakat.

"Istilahnya dari jemaah ke jemaah lah," tutur Kausar.

Kausar berharap, tradisi kanji rumbi bisa mengakar ke seluruh masjid yang ada di Banda Aceh, hal itu agar menumbuhkan rasa semangat kepada jemaah untuk melakukan ibadah.

"Intinya nggak semua harus kanji rumbi, seperti di Aceh Besar ada kanji bu peudah yang rempah-rempah dimasak itu. Pokoknya yang penting untuk buka puasa agar jemaahnya semangat ke masjid," tutupnya.