Cara Membedakan Fobia dan Trauma

Cara Membedakan Fobia dan Trauma 
Penulis:

BANDA ACEH, READERS – Fobia dan Trauma memang sering tidak diundang namun harus memahami faktor dan perbedaan dari keduanya. Karena beberapa gangguan mental terkadang menimbulkan gejala yang mirip, termasuk trauma dan fobia ini. Tidak hanya itu, keduanya sama-sama bisa membuat Anda merasakan cemas dan takut secara berlebihan.

Meski terlihat serupa, cara mengatasi trauma dan fobia tentu dapat dibedakan dengan mengenali sejumlah ciri-ciri dan perbedaan dalam menanganinya.

Dilansir dari Hello Sehat, Kamis (2/2/2023), terdapat tiga cara mengetahui perbedaan antara Fobia dan trauma.

1. Pengertian

Menurut American Psychological Association, trauma adalah respons emosional seseorang terhadap peristiwa menakutkan yang pernah dialami, seperti kecelakaan, kekerasan, atau bencana alam yang pernah terjadi.

Kemudian, trauma umumnya menimbulkan efek jangka panjang. Akibat trauma ini, khususnya orang yang mengalami trauma psikologis kerap kali kesulitan untuk melanjutkan hidupnya seperti sedia kala.

Sedangkan fobia adalah reaksi ketakutan berlebih, tidak terkendali, dan tidak masuk akal terhadap benda, orang, aktivitas, tempat, atau situasi tertentu.

Biasanya orang yang mengalami fobia dapat menyadari betul bahwa ketakutannya tidak masuk akal, tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa untuk mengatasinya.

Salah satu jenis gangguan kecemasan ini diakibatkan oleh suatu kejadian yang memunculkan ketakutan berlebih pada kemudian hari. Walau demikian, fobia juga dapat ditimbulkan akibat faktor genetik dan lingkungan juga dapat menyebabkan seseorang mengalami fobia.

2. Gejala yang ditimbulkan

Meskipun Fobia dan trauma terlihat mirip, namun tetap ada perbedaan antara gejala fobia dan trauma yang mendasarinya.

Orang yang memiliki pengalaman traumatis akan tampak terguncang dan kehilangan arah. Di sisi lain, mungkin mereka tidak bisa menanggapi percakapan seperti yang seharusnya.

Korban trauma juga dapat mengalami kecemasan yang berlebihan hampir sepanjang waktu. Adapun beberapa gejala trauma yang bisa Anda lihat, meliputi:

syok, insomnia, sering bermimpi buruk, mudah kaget, denyut jantung meningkat, linglung dan sulit berkonsentrasi, mudah marah dan sensitif, kecemasan dan ketakutan berlebihan, merasa sedih dan putus asa, sering menyalahkan diri sendiri, dan menarik diri dari lingkungan sekitar.

Sementara pada orang-orang yang memiliki fobia, gejala kecemasan berlebihan ini tidak muncul terus-menerus.

Gejala fobia umumnya hanya muncul saat orang tersebut mengalami situasi atau menemui sesuatu hal yang dianggap sebagai pemicu fobia.

Beberapa gejala umum dari gangguan kecemasan ini meliputi:

gagap, mual, berkeringat, pusing atau kliyengan, denyut jantung meningkat cepat, sesak napas, tubuh gemetaran, sakit perut, ketidakmampuan untuk mengurangi kecemasan, ketakutan yang tidak terkendali, dan menghindari situasi atau objek pemicu fobia.

3. Kemunculan gejala

Perbedaan lainnya terletak pada kemunculan gejala trauma dan fobia. Orang yang fobia terhadap sesuatu hanya akan mengalami gejala bila melakukan kontak dengan situasi atau objek yang memicu fobia.

Pada sebagian orang dengan fobia yang cukup parah, memikirkan sumber fobia saja bahkan dapat membuatnya merasa panik dan ketakutan.

Sementara pada pengidap trauma psikologis, pada umumnya kenangan dan pikiran ini selalu melekat dalam benaknya tanpa bisa dilepaskan.

Anda mungkin akan terus dibayangi oleh kejadian buruk yang pernah dialami. Anda juga selalu diselimuti ketakutan dan kecemasan yang membuat kualitas hidup menurun.

Berhadapan langsung dengan kejadian yang mengingatkan Anda pada trauma juga dapat memperparah gejala yang muncul.

Demikianlah perbedaan antara fobia dan trauma yang dapat diketahui untuk dijadikan pengetahuan dan penanganan yang harus dilakukan jika keduanya ada pada diri kita.

Sumber: Hellosehat.com