Dirjen Diktiristek Isi Kuliah Umum di USK

Masa depan sukar diprediksi dan tidak semua hal bisa dipengaruhi (uncertainly). Terdapat keterkaitan antar banyak faktor, aktor dan sistem (complexity). Tapi juga ada banyak cara untuk memahami situasi (ambiguity).

Prof Dr rer nat Abdul Haris MSc saat mengisi kuliah umum di Gedung AAC Dayan Dawood, Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh, Selasa (28/5/2024), didampingi Rektor USK Prof Dr Ir Marwan. (Foto: for READERS.ID)
Penulis:

BANDA ACEH, READERS - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Kemendikbudristek RI Prof Dr rer nat Abdul Haris MSc mengisi kuliah umum di Gedung AAC Dayan Dawood, Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh, Selasa (28/5/2024). Ia berbicara tentang Tantangan Mahasiswa dalam Menghadapi Era Globalisasi.

Prof Haris mengungkapkan, saat ini ada sejumlah tantangan yang dihadapi dunia pendidikan tinggi, seperti perubahan yang sangat cepat dan tidak terkontrol (volatility).

Masa depan sukar diprediksi dan tidak semua hal bisa dipengaruhi (uncertainly). Terdapat keterkaitan antar banyak faktor, aktor dan sistem (complexity). Tapi juga ada banyak cara untuk memahami situasi (ambiguity).

"Untuk itu, adek-adek mahasiswa harus membuka cakrawala lebih luas, sebagai orang yang haus akan pengetahuan dan pengalaman. Bercita-cita tinggi untuk membangun karier pribadi dan juga membantu masyarakat serta negara," ujarnya.

Dia turut menyinggung tiga masalah prioritas pendidikan tinggi di Indonesia, yaitu ketimpangan akses, kesenjangan kualitas, dan kurangnya relevansi PT. Karena itu, perlu membangun daya saing bangsa. Dengan memperluas akses, meningkatkan kualitas, dan memperkuat relevansi.

"Kita harus menyiapkan human capital yang memiliki kompetensi dan juga skill hebat. Ini sebagai sesuatu yang kita siapkan bukan tunggu, dalam menyambut bonus demografi. Kita juga dihadapkan dengan perubahan latar belakang lulusan, serta kompetisi world class university. Saat ini tiga universitas di Indonesia meraih peringkat top 100 dunia," bebernya.

Prof Haris mengaku memantau perkembangan USK hingga menjadi PTN-BH. Menurutnya, banyak perkembangan dan progres yang sudah dicapai USK.

Dia berpesan agar insan USK meneruskan kinerja yang baik ini untuk bisa membangun sumber daya Aceh, serta bisa menciptakan Indonesia Maju 2024.

Kuliah Umum "Tantangan Mahasiswa dalam Menghadapi Era Globalisasi" di Gedung AAC Dayan Dawood, USK. Foto: for READERS.ID

Sementara itu, Rektor USK Prof Dr Ir Marwan menyampaikan, salah satu tantangan lain yang menjadi perhatian USK di tengah kemajuan teknologi informasi saat ini adalah tergerusnya identitas budaya serta nilai-nilai kearifan lokal.

"Oleh sebab itu, program pembinaan karakter telah USK mulai sejak pembinaan mahasiswa baru. Di mana USK mewajibkan mahasiswa barunya untuk mengambil Mata Kuliah Pembinaan Karakter (MKPK) dan (MKPK) 2," sebut Rektor.

Selanjutnya, bagi mahasiswa penerima beasiswa KIP-Kuliah serta lulusan jalur Talenta Berprestasi, USK mewajibkan mereka untuk mengikuti program pembinaan di asrama.

Selama mengikuti program pembinaan tersebut, mahasiswa akan mengikuti berbagai kegiatan. Di antaranya, orientasi dasar pengenalan asrama, kajian harian dan pekan, olahraga, pembinaan dan konsultasi mental, bakti sosial, self awareness training, achievement motivation training, dan lainnya.

"Alhamdulillah, pembinaan karakter yang USK lakukan ini telah memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa," tutur Prof Marwan.[]

Editor: M. Nur
Sumber: USK