Dorong Industri Pengolahan di Aceh, USK Jalin Kerjasama dengan PEMA

Kehadiran kampus dan PEMA kita sepakat perlunya koordinasi untuk saling mendukung. USK punya ide, SDM, mahasiswa, tapi dalam tataran implementasi ada di PEMA.

Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan bersama Dirut PT PEMA, Ali Mulyagusdin menandatangani naskah kerja sama di Balai Senat USK, Banda Aceh, Selasa (16/8/2022).
Penulis:

BANDA ACEH, READERS – Universitas Syiah Kuala (USK) resmi menjalin kerja sama dengan PT Pembangunan Aceh (PEMA). Kerja sama tersebut berkaitan dengan pengelolaan kegiatan usaha hulu migas di wilayah kewenangan Aceh. Penandatanganan nota kesepahaman kerja sama berlangsung di Balai Senat USK, Selasa (16/8/2022).

Rektor USK, Prof Marwan bersama Dirut PEMA, Ali Mulyagusdin, menjadi perwakilan kedua pihak dalam nota kesepahaman itu. Keduanya sepakat berkolaborasi tidak hanya migas, tetapi juga unit bisnis lainnya. Hal tersebut, semata-mata untuk meningkatkan perekonomian Aceh. 

"Kehadiran kampus dan PEMA kita sepakat perlunya koordinasi untuk saling mendukung. USK punya ide, SDM, mahasiswa, tapi dalam tataran implementasi ada di PEMA," kata Marwan.

Marwan berharap PEMA dapat menjadi motor penggerak ekonomi. Di mana ekonomi Aceh belakangan ini berada di bawah rata-rata nasional. Di saat yang sama, ekonomi yang sehat berdampak baik akan terbukanya lapangan pekerjaan, menurunkan angka pengangguran serta mengatasi masalah kemiskinan. 

Selain itu, Marwan juga meminta PEMA untuk menggerakkan industri menengah ke atas. Terutama industri pengolahan dengan menyasar sektor pertanian dan perikanan. Menurutnya dua sektor tersebut merupakan mata pencaharian masyarakat Aceh yang dominan. 

"Di saat yang sama, mudah-mudahan kerjasama ini membuka kesempatan bagi dosen dan mahasiswa bisa terlihat dengan PEMA maupun mitranya. Terutama kesempatan mahasiswa bisa magang 5 hingga 6 bulan," ujar Marwan.

Sementara itu, Ali Mulyagusdin mengatakan, secara ruang lingkup pekerjaan, pihaknya diberi mandat oleh Pemerintah Aceh sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam hal usaha. Definisi tersebut, menjadikan PEMA tak ubahnya BUMD satu-satunya di Aceh yang mengelola bisnis dari hulu ke hilir. 

"Tujuan kami, dengan tanggung jawab besar yang ada adalah membangun komunikasi dan koordinasi. Kami tergopoh-gopoh ingin segera ada hasil (dari kerjasama ini)," jelasnya.. 

Ali berharap, dengan banyaknya investasi yang ditawarkan kepada PEMA, USK bisa memback-up dari segi ilmu pengetahuan. Dengan demikian, geliat pengetahuan dan ekonomi di Aceh akan semakin membaik.