Dubes Jerman Kagumi Inovasi Nilam USK

Dubes Jerman untuk Indonesia Ina Lepel mengunjungi USK Store sebelum mengisi diskusi di kampus tersebut, Kamis (4/7/2024). (Foto: for READERS.ID)
Penulis:

BANDA ACEH, READERS - Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel menyampaikan apresiasi dan rasa kagumnya terhadap inovasi hasil riset Atsiri Research Center Universitas Syiah Kuala (ARC-USK) Banda Aceh.

Hal tersebut disampaikan Ibu Duta Besar dalam diskusi dengan civitas akademika USK di Ruang VIP AAC Dayan Dawood Kampus USK, Darussalam, Banda Aceh. Diskusi dalam suasana informal itu digelar untuk menyambut kunjungan Dubes Jerman untuk Indonesia ke USK, Kamis (4//7/2024). 

Dalam kunjungan itu, Dubes Ina Lepel didampingi oleh Honorar Konsul Jerman di Medan Daniel Adhiyaksa Darmadi. Keduanya disambut oleh Wakil Rektor 1 USK Prof Agussabti, Direktur Sekolah Pasca Sarjana USK Prof Hizir, Ketua Alumni Jerman Aceh Prof Mukhsin, sejumlah dekan, para direktur direktorat, guru besar dan sejumlah akademisi USK lainnya.

Ina Lepel dalam sambutannya menyampaikan inovasi nilam yang dilakukan USK hingga menghasilkan produk inovasi yang berkualitas, sangat mengagumkan.

Menurut Ina, ini menjadi salah satu contoh terbaik bagaimana kampus mengembangkan inovasi riset hingga bisa sampai pada produk komersial yang juga menjadi income untuk universitas.

 "Tadi saya melihat dan mencoba sendiri, produk dari patchouli di USK Store. Sungguh mengagumkan, produk komersial semacam itu bisa dihasilkan oleh universitas," aku Dubes Jerman.

Selama ini, kata Ina, Jerman membeli patchouli (nilam) dari India. Namun dia baru tahu Aceh memiliki nilam terbaik.

"Bahkan saya baru saja diberi tahu bahwa sebagian patchouli India juga berasal dari Indonesia khususnya Aceh," ungkap Dubes.

"Saya akan mencoba melakukan pembicaraan dengan beberapa pihak tentang kemungkinan kolaborasi antara perusahaan Jerman dan Indonesia terkait perdagangan patchouli," pungkasnya.

Sebelum sesi diskusi, Duta Besar Ina Lepel menyempatkan diri mampir di USK Store yang menjual berbagai produk inovasi nilam.

Saat mengunjungi USK Store, Ina mendapatkan penjelasan dari Direktur Direktur Bisnis dan Dana Lestari (DBDL) USK Syaifullah Muhammad dan Dr Rudi Kurniawan sebagai panitia penyambutan. 

Rudi dan Syaifullah menyampaikan hilirisasi nilam telah membantu menciptakan ekosistem industri nilam secara lebih berkelanjutan dan menguntungkan untuk semua pihak terutama petani dan penyuling nilam Aceh. 

Dijelaskan juga, saat ini ARC USK sedang bekerjasama dengan Fraunhofer Institute Jerman dalam mengembangkan produk skincare dan kosmetika dari minyak nilam.

Selain itu produk-produk inovasi nilam USK juga telah ikut Expo Inovasi terbesar di dunia Hannover Messe pada Mei 2023 lalu.

Lebih lanjut Rudi menyebutkan produk turunan nilam telah membantu ekonomi lokal dan membantu Aceh saat pandemi covid melanda pada 2019. 

"Dengan berbagai upaya riset dan inovasi yang dilakukan ARC USK, saat ini petani bertambah semangat menanam nilam. Harga nilam saat ini juga sangat baik sehingga produktivitas dan pendapatan petani ikut meningkat," jelasnya.

Rudi menambahkan, saat pandemi covid 2019, inovasi produk turunan nilam seperti hand sanitizer turut membantu kelangkaan cairan antikuman untuk tangan yang sangat praktis digunakan.

"Hand sanitizer nilam produksi ARC USK telah membantu situasi darurat saat itu," tutup Rudi Doktor Teknik Mesin lulusan Jerman ini.

Sementara itu, Wakil Rektor 1 USK Agussabti dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Duta Besar Jerman atas kunjungannya ke USK.

Menurut Agussabti, USK siap bekerjasama dengan Jerman dalam berbagai bidang. Apalagi banyak dosen USK merupakan alumni dari berbagai universitas ternama di Jerman.

Dia menerangkan, USK memiliki 12 fakultas dan lebih dari 140 prodi dengan 34 ribu mahasiswa dan sekitar 1.700 dosen. Hal ini merupakan potensi besar untuk bisa melaksanakan berbagai program kerjasama antara dua negara.

"USK siap bekerjasama dalam kolaborasi pendidikan, penelitian, inovasi dan bisnis dengan berbagai institusi Jerman di masa yang akan datang," tutup Agussabti.

Diskusi yang dimoderatori oleh Direktur DBDL USK Syaifullah Muhammad tersebut berlangsung akrab selama hampir dua jam.

Diskusi berlangsung dengan berbagai pertanyaan, sharing ide dan gagasan terkait kolaborasi Indonesia Jerman dalam suasana santai tapi serius. 
 
Turut memberi pandangan dalam diskusi tersebut Prof Hizir, Prof Mukhsin Umar, Prof Hanbal, Prof Azhari, Prof Nurfadli, Prof Ashabul Anhar, Dr Oktarina Suryani, Dr Ramzi Adriman dan beberapa lainnya.

Duta Besar Ina Lepel sebelumnya juga diajak melihat usaha USK Batik yang dibuat oleh mahasiswi-mahasiswi USK.

Direktur DBDL USK menjelaskan bagaimana USK Batik dikembangkan oleh mahasiswi melalui berbagai pelatihan dari perusahaan mitra asal Bogor sehingga menghasilkan batik tulis (handmade batik) dengan motif tradisional Aceh.

Acara diakhiri dengan saling bertukar souvenir berupa plakat, parfum nilam, body serum nilam, dan kopi produksi USK antara WR1 USK Agussabti dengan Duta Besar Ina Lepel.

Setelah acara di AAC, Duta Besar Ina Lepel melanjutkan kunjungan ke TDMRC (Pusat Riset Tsunami) untuk berdialog dengan alumni-alumni Jerman yang ada di Aceh.[]

Editor: M. Nur