Enam Kabupaten di Aceh Terancam Bencana Ekologi

Penulis:

Enam kabupaten di Aceh terancam terjadi bencana ekologi akibat kegiatan pertambangan emas ilegal yang masif dilakukan. Bahkan pelaku penambangan sudah menggunakan alat berat, hingga semakin mempercepat terjadi kerusakan lingkungan yang berakibat fatal terhadap siklus kehidupan manusia.

Direktur WALHI Aceh, Muhammad Nur mengatakan, sejauh ini persoalan ini belum mampu diselesaikan secara total, baik pendekatan hukum maupun perbaikan tata kelola oleh pemerintah Aceh.

Berdasarkan catatan WALHI Aceh, ada enam daerah yang masih cukup aktif kegiatan pertambangan emas ilegal, yaitu Pidie, Aceh Tengah, Nagan Raya, Aceh Selatan, Aceh Jaya, dan Aceh Barat.

Di kabupaten Aceh Barat, pertambangan emas ilegal berada di kawasan Sungai Mas dan Woyla Timur. Pola pertambangan dilakukan dengan menggunakan alat berat (beko). Berdasarkan informasi dari masyarakat, salah satu lokasi yang digunakan berada dalam konsesi salah satu perusahaan tambang yang tidak aktif.

Keberadaan pertambangan emas ilegal di Aceh Barat telah menjadi ancaman serius terhadap ekologi dan kehidupan masyarakat dimasa depan. Seperti bencana banjir, rusak ekosistem sungai, air keruh, rusak fisik sungai, dan pencemaran zat berbahaya diakibatkan oleh aktifitas pertambangan.

“Tidak hanya untuk Pemerintah Aceh, kondisi ini juga harus menjadi catatan penting bagi Kapolda Aceh yang baru terkait aspek penegakan hukum sektor pertambangan. Selain itu, perlu dimintai pertanggungjawaban perusahaan pemegang konsesi dimana dalam wilayah izinnya memiliki kegiatan pertambangan ilegal,” kata Muhammad Nur, Minggu (22/8/2021).

Muhammad Nur berharap, pemerintah segera menyikapi persoalan tersebut sebelum terlambat. Jika pun tak mampu dilakukan secara penegakan hukum secara total di  enam kabupaten tersebut,  solusi lain dapat hentikan sementara semua kegiatan illegal dan lakukan perbaikan tata kelola sedetail mungkin.

“Sehingga dapat dikontrol dan dapat diminta pertanggung jawab kepada pengelola dikemudian hari atas dampak negarif,” tutupnya.[]