Digitalisasi Koperasi
Era Pengembangan Ekonomi Masa Kini
Peran teknologi digital ini dinilai memberi jalan dan ruang yang cukup positif untuk menawarkan produk secara luas dalam skala nasional maupun internasional. Saat ini peran digital inilah terus dikembangkan oleh pebisnis dan pengusaha UMKM maupun koperasi di Indonesia.
Banda Aceh – Ekspansi atau perluasan pengembangan usaha ekonomi masa kini terus diracik dengan berbagai ide demi tercapainya target pasar, salah satunya melalui peran teknologi digital.
Peran teknologi digital ini dinilai memberi ruang dan peluang yang cukup positif untuk menawarkan produk secara luas dalam skala nasional maupun internasional. Saat ini peran digital inilah terus dimanfaatkan oleh pebisnis dan pengusaha UMKM maupun koperasi di Indonesia.
"Berkaitan dengan koperasi, ini mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi," kata Roy Buana (36), salah satu pemateri pada kegiatan Workshop E Commerce/Marketplace di hotel Grand Arabia, Peunayong, Banda Aceh.
Pada kesempatan tersebut, Roy memaparkan materi terkait koperasi digital. Ia mengamati, di Aceh masih perlu dikembangkan ekosistem yang baik mengenai ekonomi digital.
“Saya lihat di Aceh, masih beberapa teman-teman yang paham tentang digital dan memanfaatkan mediasi itu,” kata Roy saat dimintai pendapatnya oleh Readers.ID usai memaparkan materi, Kamis (3/2/2022)
Koperasi digital dipahami sebagai koperasi yang telah memanfaatkan media internet dalam pelayanan kepada anggotanya.
Pengusaha dari Banjarmasin ini menilai, banyak kegiatan-kegiatan yang selama ini diikuti oleh pengusaha Aceh melalui pelatihan, workshop dan kegiatan lain yang difasilitiasi pemerintah Aceh belum dimanfaatkan secara komitmen dan maksimal.
“Tapi kalau kita lihat hasilnya kurang maksimal. Jadi memang butuh komitmen dan konsisten dari setiap stakeholder untuk membentuk sebuah wadah kemandirian, makanya di sini kami menginisiasi adanya koperasi digital,” ujarnya.
Roy mengajak para peserta dan pelaku usaha untuk memulai melakukan digitalisasi.
“Yang diutamakan oleh koperasi digital itu adalah bagaimana anggota-anggota itu dengan mudah untuk melakukan praktek digitalisasi. Penguatan digitalisasi koperasi untuk meningkatkan ekonomi ini sangat dianjurkan dan didukung oleh pemerintah,” tambahnya.
“Untuk sejauh ini, ya ini mau kita inisiasi semoga ini nanti mendapat dukungan ya,” harap Roy.
Menurutnya, memang untuk membangun satu koperasi dinilai perlu mempersiapkan banyak syarat dan ketentuan, seperti memiliki anggota, punya legalisasi dan persyaratan lainnya.
Sementara terkait dengan ekspansi produk, Roy mengajak peserta untuk terus melakukan ekspansi lebih luas di luar Aceh bahkan hingga mancanegara.
“Di Aceh ini memang kalau saya lihat masih malu-malu, dan mindsetnya masih berpikir bahwa kita cukuplah karena bisnis udah lumayan, bisnis juga berjalan dan ini cukup,” kata Ros yang di dapat dari respon peserta.
Roy mengatakan, peluang di luar sangat besar, contohnya kayak kopi gayo itu lah, kopi Aceh itu udah terkenal sampai mancanegara. “Saya sering dengar gitu lo, walaupun saya bukan orang Aceh artinya produk mereka udah ada yang sampai mancanegara malah,” ucapnya.
Roy memotivasi, untuk melakukan bisnis peserta diajak memahami situasi dan kondisi kedepan secara bijak dalam menargetkan pasar, karena saat ini kompetisi itu sangat ketat.
Menurutnya, banyak kapitalisasi besar yang masuk ke Indonesia seperti marketplace dengan kepentingan-kepentingan. “Dari itu, dengan adanya koperasi ini, kita ingin melindungi UKM yang ada disini juga yang pasti adanya kebersamaan dan gotongroyong tadi, kita di dalam berkompetesi ini juga jadi lebih mudah,” pungkasnya.
Sebelumnya, dalam penyampaian materi yang disampaikan Roy Buana, ia memberikan kesimpulan. Pertama, dengan adanya koperasi digital yang dibangun secara gotong royong mampu memberi keuntungan kepada seluruh anggota.
“Jadi kita ingin membantu teman-teman di Aceh ini menjadi Go Digital dalam koperasi, jadi kita harus sering adakan workshop, seminar. Kalau hari ini kita kan di fasilitasi tapi kan tidak selamanya bisa begitu, kita harus mandiri,” jelasnya.
Kedua, bisnis teman-teman harus maju kedepan dan tidak menjadi jagoan di kandang sendiri, jualan lah di tempat yang lain misalnya di Jawa, Kalimantan bahkan keluar negeri. Jadi produk teman-teman itu kita akan arahkan untuk bisa ekspansi dengan adanya koperasi.
Ketiga, praktek pasok, bahkan ada bisnis makanan, jadi butuh produksi, dengan adanya koperasi ini dapat menjadi solusi. Dengan adanya koperasi ini, packaging teman-teman itu bisa disediakan oleh koperasi, jadi harga lebih murah, cepat, dan hasil dari kegiatan itu untuk teman-teman semua anggota.
“Keempat ekspor impor, kita berharap nanti sampai ke luar mancanegara,” demikian tutup Roy Buana.[]