Harga Mie Instan Bakal Naik Tiga Kali Lipat, Ini Tanggapan Mahasiswa di Banda Aceh
BANDA ACEH, READERS – Harga mie instan diprediksi bakal naik tiga kali lipat menyusul naiknya harga salah satu bahan bakunya yakni tepung gandum.
Kenaikan harga gandum tersebut dipicu perang Rusia-Ukraina. Sehingga pasokan gandum Ukraina, bahan baku membuat mie instan, mengalami penurunan.
Isu mengenai kenaikan mie instan tersebut mendapatkan sejumlah tanggapan dari beberapa mahasiswaperantauan yang kuliah di Banda Aceh.
Arifin salah satunya, seorang mahasiswa aktif di salah satu universitas di Banda Aceh itu mengatakan, kenaikan harga mie instan membuat dirinya keberatan sehingga ia harus lebih ekstra lagi dalam mengatur keuangan.
“Saya selaku mahasiswa dengan kata lain anak kos, merasa bahwa ini membuat saya harus lebih ekstra lagi dalam mengatur keuangan,” kata Arifin kepada READERS, Kamis (11/8/2022).
Saat ini, tambah Arifin, mie instan di kios-kios berkisar Rp 3.000. Jika pemerintah menaikkannya menjadi tiga kali lipat artinya bisa mencapai Rp 9.000.
Hal serupa juga diungkapkan oleh mahasiswa lainnya, Akmal, menurutnya rencana kenaikan harga mie instan sama halnya dengan menimbulkan masalah baru bagi mahasiswa. Pasalnya, hampir semua mahasiswa menu utama makanannya adalah mie instan.
“Walaupun tidak semua mahasiswa atau anak kos menanggapi hal ini, tetapi menurut saya ini adalah penambahan satu masalah dari masalah-masalah sebelumnya, seperi kenaikan harga BBM, sembako dan yang lainnya,” ujar Akmal.
Selain itu, keresahan yang sama juga disampaikan oleh salah seorang pedagang mie di Banda Aceh, Cek Lak, menurutnya kenaikan harga mie instan sangat memberatkan masyarakat, terlebih bagi dirinya yang berprofesi sebagai penjual mie. Jika harga mie yang dibeli mahal otomatis harga mie yang sudah disajikan juga bakal akan naik.
"Kalau seperti itu saya merasa keberatan, saya berharap agar harganya tidak naik, apalagi sampai tiga kali lipat," kata Cek Lak.
Sebelumnya, isu kenaikan harga mie instan hingga tiga kali lipat disampaikan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. Kenaikan itu dipicu karena naikknya harga gandum.
Ia mengatakan, saat ini terdapat kurang lebih 180 juta ton gandum di Ukraina tidak bisa keluar negara. Sementara Indonesia menjadi salah satu negara yang bergantung pada impor gandum.
"Jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya 3 kali lipat itu, maafkan saya, saya bicara ekstrem saja ini," ujar Mentan dalam webinar Strategi Penerapan GAP Tanaman Pangan Memacu Produksi Guna Antisipasi Krisis Pangan Global, Senin (8/8/2022) kemarin.
Editor: Redaksi