Ini Enam Fokus Utama Pembangunan di Aceh

Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT bersama Asisten II Sekda Aceh, Ir. Mawardi dan Kepala SKPA mengikuti rapat koordinasi pengembangan wilayah dan percepatan pembangunan infrastruktur di Aceh yang dipimpin Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut B Pandjaitan, bersama para menteri lainnya secara virtual di Meuligoe Gubernur, Banda Aceh. [Dok. Ist]
Penulis:

Sedikitnya ada enam rencana pengembangan pembangunan utama di Aceh oleh pemerintah pusat, melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

“Keenam rencana itu perlu mendapat perhatian dari seluruh kementerian terkait,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Pandjaitan dalam rakor daring dan turut diikuti Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Selasa lalu.

Keenam rencana tersebut yakni pengembangan pembangunan konektivitas dan aksesibilitas transportasi darat, konektivitas transportasi laut, konektivitas transportasi udara, pengembangan Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe, dan rencana investasi Uni Emirat Arab (UEA) di Kepulauan Banyak, Singkil.

Rapat Koordinasi (Rakor) Pengembangan Wilayah dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Aceh yang digelar secara daring diikuti sejumlah menteri terkait, yaitu Menteri Perhubungan, Menteri ESDM, Menteri Perindustrian, Menteri PUPR, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Pertanian, Menteri Agraria dan Tata Ruang, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Dalam kegiatan tersebut juga diikuti seluruh bupati/wali kota se-Aceh dan sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh ( SKPA) terkait.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dalam paparannya mengatakan, pihaknya akan mengembangkan sarana prasarana transportasi di sejumlah wilayah di Aceh, guna mendukung sentra industri dan ekonomi yang ada.

Dalam upaya mendukung KEK Arun Lhokseumawe, Kementerian Perhubungan akan memperpanjang landasan pacu Bandara Malikussaleh untuk memperkuat transportasi udara.

Selain itu juga mengembangkan infrastruktur pelabuhan Krueng Geukuh untuk memperkuat konektivitas di laut.

Budi menilai, kemudahan sarana dan prasarana konektivitas sangat penting untuk mendukung pengembangan kawasan ekonomi di Aceh termasuk dengan KIA Ladong dan wilayah pariwisata di Singkil, pihaknya juga akan mengembangkan sarana infrastruktur pendukung konektivitas di dua kawasan tersebut, baik pelabuhan maupun bandara.

Sementara itu, Perwakilan Menteri PUPR, memaparkan, untuk mendukung sumber daya air, pihaknya menargetkan pada t2022 Bendungan Keuruto di Aceh Utara dan Bendungan Rukoh di Pidie akan segera diselesaikan.

Terkait pembangunan jalan Tol di Aceh, Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Djalil, mengatakan, proses pembebasan lahan ruas Medan – Langsa hampir selesai termasuk dengan ruas Banda Aceh- Sigli yang pembangunannya sedang dikerjakan.

Gubernur Aceh, Nova Iriansyah berharap peningkatan pembangunan pelabuhan di Kabupaten Singkil dapat terus dilakukan dalam upays mendukung suksesnya rencana investasi pariwisata UEA di daerah tersebut.

“Kami juga berharap peningkatan pembangunan pelabuhan di Calang dan pelabuhan Kuala Bubon di Aceh Barat, berupa breakwater karena kondisi lautnya belum cukup aman,” kata Nova.

Nova mengatakan, peningkatan pembangunan dua pelabuhan tersebut sangat penting, sebab kedua pelabuhan tersebut menjadi sarana masyarakat untuk menyeberang ke Kabupaten Simeulue.

Di sektor Industri, Nova melaporkan masih banyak perusahaan perkebunan yang sudah memiliki izin Hak Guna Usaha (HGU) atas tanah di Aceh, namun belum memanfaatkan lahan-lahan tersebut untuk ditanami dan mengembangkan perkebunan.

Pihaknya akan terus mendorong agar perusahaan yang telah memiliki HGU tersebut dapat segera memanfaatkan lahannya di Aceh.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Nova berharap kepada Menteri yang hadir agar dapat terus membantu pengembangan dan percepatan pembangunan infrastruktur di Aceh, yang pada akhirnya dapat menunjang dan membantu aktivitas perekonomian masyarakat.[]