Israel Panik
TEHERAN, READERS - Perang Iran-Israel pecah usai Teheran meluncurkan rentetan drone dan rudal ke wilayah Israel pada Minggu (14/4/2024) dinihari waktu setempat.
Seperti dilansir Al Jazeera, sirene dan ledakan serangan udara terdengar di kota-kota di seluruh Israel, termasuk Tel Aviv dan Yerusalem. Kilatan cahaya juga terlihat di atas kota.
Pejabat Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) dalam sebuah pernyataan usai serangan menegaskan serangan ke Israel tersebut disebut dengan 'Operation True Promise'.
Seorang analis politik Shabbir Rizvi yang dikutip dari Press TV menjelaskan operasi True Promise merupakan operasi militer yang dilancarkan Iran untuk memenuhi janji balas dendam secara pasti terhadap rezim Israel.
Operasi ini diluncurkan untuk membalas serangan Israel ke Konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024 lalu.
Serangan Israel ini meratakan gedung Konsulat Iran dan menyebabkan 11 orang meninggal.
Mereka di antaranya sembilan warga Iran, dua warga Suriah, dan satu warga Lebanon. Dua di antaranya merupakan komandan pasukan elite di Korps Garda Revolusi Iran.
Menurut Iran, serangan tersebut merupakan pelanggaran hukum internasional dan Konvensi Wina.
IRGC pun menegaskan, Operasi True Promise akan dilakukan dalam beberapa tahap hingga persyaratan untuk melakukan pembalasan dipenuhi.
Menteri Pertahanan Iran Mohammed Reza Ashtiani juga memperingatkan negara-negara di kawasan agar tidak membuka wilayah mereka kepada Israel untuk melakukan serangan terhadap Iran, dan memperingatkan akan adanya tanggapan tegas.
Sebelum serangan diluncurkan, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam khotbah Idulfitri sempat bersumpah untuk "menghukum" rezim Israel atas "kesalahan" yang menargetkan fasilitas diplomatik Iran.
Khamenei mengatakan tak akan bertele-tele dan rezim Israel akan dihukum.
Meski telah melepaskan rentetan serangan drone hingga roket ke Israel, sistem pertahanan anti-misil milik israel mengintersepsi sebagian besar serangan udara Iran tersebut.
Hingga saat ini pihak militer Israel mengklaim serangan hanya merusak salah satu pos militer mereka.
Sebanyak 31 orang dilaporkan mengalami luka imbas serangan udara Iran ke Israel. Puluhan orang tersebut hanya mengalami luka ringan. Belum ada laporan warga yang menderita luka serius.
Panik
Israel panik dan meminta Dewan Keamanan PBB menggelar rapat darurat untuk mengutuk serangan Iran terhadap negaranya.
Permintaan tersebut dilayangkan melalui surat resmi yang dikirimkan Duta Besar Israel untuk PBB kepada Presiden Dewan Keamanan PBB Vanessa Frazier.
"Serangan Iran merupakan ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan global dan saya berharap Dewan Keamanan akan menggunakan segala cara untuk mengambil tindakan nyata terhadap Iran," kata Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan dalam sebuah postingan di X pribadinya.
Tak nanya itu, Gilad juga meminta supaya DK PBB menetapkan Korps Garda Revolusi Iran sebagai organisasi teroris. Ia beranggapan serangan Iran menjadi ancaman terhadap perdamaian dunia.
Tak hanya itu, Israel juga meminta bantuan kepada AS. Namun Joe Biden enggan untuk terlibat langsung dalam perang Israel dengan Iran.
Sita Kapal
Juru bicara pasukan militer Israel Daniel Hagari pada Minggu, dikutip Kantor Berita Iran, IRNA, menyataka Iran juga menyita kapal milik seorang pengusaha Israel dekat Selat Hormuz, di tengah ketegangan yang meningkat antara kedua negara tersebut.
Kantor berita pemerintah Iran, IRNA, pada Sabtu membenarkan kapal bernama MSC Aries disita oleh unit kelautan IRGC dalam operasi khusus tim helikopter.
Laporan IRNA menyebutkan kapal berbendera Portugal itu telah diarahkan menuju wilayah perairan Iran.
Sebelumnya, Channel 14 Israel dan Times of Israel melaporkan kapal yang disita itu milik perusahaan pelayaran Zodiac Maritime kepunyaan pengusaha Israel bernama Eyal Ofer.
Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO), melalui pernyataan, mengatakan sebuah kapal telah disita di daerah tersebut dan menyatakan kapal disarankan untuk transit dengan hati-hati dan melaporkan aktivitas mencurigakan apa pun kepada UKMTO.
Penyitaan kapal itu terjadi di tengah peningkatan ketegangan di kawasan, serta spekulasi mengenai serangan militer Iran dalam waktu dekat sebagai tanggapan atas serangan yang dialami konsulat Iran di Suriah pada awal bulan ini.
Rezim Israel telah meningkatkan kewaspadaan tingkat tinggi setelah Teheran bersumpah akan membalas serangan udara rezim tersebut terhadap konsulat Iran di Suriah pada 1 April lalu.
Sementara itu, media Israel melaporkan pemerintah Israel pada Sabtu (13/4/2024) melarang adanya acara perkumpulan dan membatalkan aktivitas pendidikan di tengah ketakutan atas balasan Iran.
Selain itu, otoritas bandara juga mengumumkan penutupan wilayah udara sementara puluhan pesawat berpatroli di udara.[]