Kabid HIPMI PT Sumut: Segera Revolusi Presisi di Tubuh Polri
Menurut Dachi, peristiwa tersebut seperti baru mengalami guncangan hebat paska tewasnya Brigadir J di rumah Ferdy Sambo oleh Bharada E yang kini mengalami pro dan kontra di masyarakat.
SUMATERA UTARA, READERS – Ketua Bidang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) PT SUMUT, Kristianus Dachi mengatakan bahwa perlunya revolusi presisi di tubuh Polri saat ini sejak menguaknya peristiwa penembakan di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
“Nama baik institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) saat ini tercoreng dengan terseretnya Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo dalam peristiwa maha ganas yang menewaskan Brigadir J,” kata Kristianus Dachi dalam keterangan rilisnya yang diterima READERS.ID, Senin (25/7/2022).
Menurut Dachi, peristiwa tersebut seperti baru mengalami guncangan hebat paska tewasnya Brigadir J di rumah Ferdy Sambo oleh Bharada E yang kini mengalami pro dan kontra di masyarakat.
“Banyak asumsi liar bertebaran. Khawatir merembes kemana-mana, yang mengganggu stabilitas institusi Polri,” ucapnya.
Menurut Dachi, Presiden Joko Widodo pun sudah tiga kali menyampaikan agar kasus tersebut diusut tuntas dan transparan sehingga tidak ada udang dibalik batu.
“Sangat memilukan, saat Institusi Polri diketahui sedang gencar-gencarnya melakukan perbaikan ditubuh internal, kini salah satu simbol pentingnya harus tertimpa masalah besar dan Polri harus tegar menanggung rasa malu,” ujar Dachi.
Propam Polri, sebut Dachi, merupakan salah satu Divisi di Polri yang bertanggung jawab kepada masalah pembinaan profesi dan pengamanan di lingkungan internal Polri. Divisi ini berupa pelaksana staf khusus yang tersedia langsung di bawah Kapolri. Seharusnya tidak melakukan perbuatan yang merusak nama baik institusi Polri.
“Banyak pertanyaan muncul, kenapa bisa terjadi, apa motifnya, dan siapa dalangnya, hingga sekarang masih menjadi misteri di republik ini,” tambahnya.
Lebih lanjut, Dachi menyampaikan, Program PRESISI (prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan), kebijakan “POLRI PRESISI” terdiri dari transformasi organisasi, transformasi operasional, transformasi pelayanan publik, dan transformasi pengawasan.
Merupakan gagasan sangat baik kepemimpinan Kapolri Listyo Sigit Prabowo ternyata gagal atau digagalkan oleh oknum-oknum yang tak sejalan dengan Kapolri melalui mentalitas jajaran pimpinan dan anggota yang tidak bersenyawa dengan program strategis dan humanis tersebut.
“Kapolri harus mengambil tindakan secepatnya dan segera memberikan instruksi kepada seluruh jajarannya untuk segera memperbaiki citra institusi ke publik,” tegas kader GMNI ini.
Anasir-anasir liar terhadap jajaran pimpinan Polri, lanjutnya, harus segera dikendalikan demi semangat Presisi yang visioner. Jangan sampai kasus sambo ini menjadi penanda adanya sinyal bahwa ada yang salah total didalam tubuh Polri.
“Untuk itu, mestinya Revolusi Mental di tubuh Polri menjadi penting bagi Kapolri,” katanya lebih lanjut.
Tidak ada jalan lain selain memperbaiki sistem internal Polri, sebelum mengambil tindakan lain dalam penangan kasus tersebut. Walaupun sejauh ini sikap Kapolri terlihat jelas menyelesaikan kasus kematian Brigadir J secara transparan, di tambah lagi telah mencopot Irjen Pol. Ferdy Sambo, Karo Paminal Divisi Propam Brigjen Pol. Hendra Kurniawan dan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol. Budhi Herdi Susianto dari jabatannya.
Transformasi organisasi bagian dari “PRESISI POLRI” agar berjalan dengan baik sesuai dengan Program yang telah disusun, Kapolri segera lakukan evaluasi kinerja para Pimpinan di tubuh Polri seluruhnya, mulai dari Markas Besar Polri hingga Polsek di seluruh Indonesia.
Transformasi Pengawasan diwujudkan sebagai Revolusi “PRESISI POLRI” di tubuh Polri dengan pemberian sanksi tegas kepada seluruh jajaran Polri yang tidak melaksanakan program dengan baik. “Jika Kapolri tidak dapat melaksanakan program “PRESISI POLRI” maka Presiden RI harus segera mengambil tindakan,” ujarnya.
“Melalui kasus ini, kebijaksanaan Kapolri dalam mengambil sikap dan langkah yang tepat yang dapat mengembalikan marwah institusi Polri dimata masyarakat dan meyakinkan masyarakat bahwa institusi Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Listyo Sigit dapat mewujudkan ketertiban dan ketentraman bagi seluruh rakyat Indonesia,” demikian pungkas Dachi.