Belajar Inovasi Hulu-Hilir Nilam

Kacabdin Pendidikan Bireuen dan Rombongan Kunjungi ARC-USK

Ia memberikan apresiasi kepada  ARC yang telah berhasil mengembangkan inovasi hulu-hilir nilam, mengembangkan skill mahasiswa juga mengembangkan berbagai produk turunan yang memberi nilai tambah besar untuk masyarakat.

Rombongan Kacabdin Pendidikan Bireuen Bersama Ketua ARC-USK. (ARC-USK)
Penulis:

Banda Aceh- Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Bireuen, Abdul Hamid, M.Pd, Rabu (23/2/2022) mengunjungi Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK).

Kedatangan Abdul Hamid dan rombongan merupakan bagian dari upaya pengembangan pendidikan vokasi yang berbasis keunggulan daerah. 

Hamid menyampaikan sekolah vokasi seperti SMK-SMK di Kabupaten Bireuen sangat membutuhkan bantuan, terutama pembelajaran terkait inovasi agar bisa mengembangkan keterampilan siswa agar lebih baik.

"Hari ini kami ke Universitas Syiah Kuala, kampus jantung hati masyarakat Aceh untuk belajar, melihat dari dekat bagaimana ARC memberikan nilai tambah melalui teaching industry nilam dan atsiri lainnya", kata Hamid.

Ia mengaku mengetahui perkembangan dalam 5 tahun terakhir. Ia memberikan apresiasi kepada  ARC-USK yang telah berhasil mengembangkan inovasi hulu-hilir nilam, mengembangkan keterampilan mahasiswa juga mengembangkan berbagai produk turunan yang memberi nilai tambah besar untuk masyarakat.

"Kami ingin apa yg telah dilakukan ARC-USK dapat ditularkan ke sekolah umum dan SMK-SMK yang ada di Bireuen, sehingga dapat dikembangkan skill siswa dan produk inovasi yang menjadi kebanggaan daerah. Kami akan undang ARC untuk memberi pekatihan kepada siswa-siswa SMK di Bireuen," ujar Hamid. 

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Program Magang Teaching Industry ARC, Dr. Zulfachrizal menyampaikan apresiasinya  atas kunjungan ini. Zulfachrizal bilang, kehadiran ARC memang ingin berkontribusi untuk masyarakat Aceh melalui inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi khusus inovasi hulu-hilir nilam Aceh.

Ia turut menjelaskan, ARC kini memiliki 56 orang pakar yang terhimpun dari berbagai disiplin ilmu, sehingga bisa memberikan penguatan untuk berbagai aspek inovasi nilam dari hulu hingga hilir.

Zulfachrizal mengakui, dalam 5 tahun terakhir banyak inovasi telah dilakukan. Banyak kalangan masyarakat datang dan mengikuti pelatihan yang dilaksanakan ARC-USK, bukan hanya dari Aceh, tapi juga dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia.

"Transfer iptek terkait atsiri untuk masyarakat merupakan salah satu fokus dari program ARC," ujar dosen teknologi pertanian USK tersebut.

Kepada rombongan Ia juga memperkenalkan  laboratorium proses ARC, unit penyulingan, ware house distilasi molekuler dan fraksinasi, serta rumah produksi berbagai produk turunan atsiri, kepada rombongan Kacabdin Pendidikan Bieruen.

Terus Berkontribusi

ARC USK terus menunjukan perkembangan yang sangat baik. Ketua ARC USK, Syaifullah Muhammad mengakui perhatian berbagai pihak kepada ARC USK, turut memacu semangat berbuat lebih baik. Kunjungan dan study banding dari manapun untuk sama-sama belajar melalui sharing of knowledge menjadi pintu masuk kolaborasi yang cukup baik.

Kunjungan berbagai pihak ke ARC-USK 

Ia mengaku perhatian berbagai pihak, menunjukkan adanya semangat belajar dan maju bersama. “Semangat ini adalah modal yang hebat, dan harus terus dipelihara,” ujar Syaifullah.

Disisi lain, Ia juga berharap pemerintah bisa memberi perhatian yang lebih besar kepada program atsiri.

Seperti dilansir Antara, Syaifullah mengatakan, pemerintah perlu memperhatikan komoditi atsiri karena dinilai minyak yang dihasilkan tersebut bisa menjadi salah satu pendapatan masyarakat.

"Dapat membantu mewujudkan kesejahteraan masyarakat, dengan adanya pendapatan yang berkelanjutan," ujarnya.

Selain kepada pemerintah, ketua ARC USK itu juga meminta dan mengimbau kepada dunia usaha untuk dapat melakukan transaksi perdagangan dengan membeli minyak nilam , sehingga  bisnisnya keberlanjutan.

Seperti diketahui, kata Syaifullah, Atsiri merupakan salah satu produk komoditas ekspor yang sangat membantu perekonomian masyarakat Aceh dan juga negara.

5 Tahun ARC-USK, Berkarya dan Berkontribusi

"Jadi bukan cuma Aceh, karena Indonesia adalah negara ketiga terbesar atsiri dunia, jadi itu penting sekali," ucapnya.

Syaifullah menjelaskan, minyak atsiri seperti nilam bukan hanya digunakan membuat parfum saja, melainkan juga untuk produksi wangi-wangian lain seperti pengharum ruangan, pembersih lantai, sabun, industri farmasi hingga aroma terapi.

"Maka dari itu kita berharap masyarakat juga bisa meningkatkan kinerja menanam nilam dengan baik serta komoditi atsiri lainnya," ujar Syaifullah.

Seperti diberitakan sebelumnya, ARC-USK memenuhi permintaan ekspor minyak nilam ke Prancis sebanyak 1 ton dalam 2021. Ekspor minyak nilam tersebut juga berbarengan dengan minyak pala sekitar 1,2 ton, dan pengirimannya tidak melalui pelabuhan dari Aceh, melainkan lewat Belawan, Sumatra Utara.

Sumber: ARC-USK, Antara