Kebiasaan Yang Bikin Orang Indonesia Miskin Menurut Lo Kheng Hong

"Bursa saham Indonesia menawarkan imbal hasil tertinggi di antara bursa saham utama di dunia bagi investor jangka panjang. Sudah terbukti! Saya bersyukur saya ada di dalamnya."

Lo Kheng Hong, salah satu investor sukses di Indonesia. (Foto: Bisnis.com/Rachman)
Penulis:

JAKARTA, READERS - Investor terkemuka Indonesia Lo Kheng Hong mengatakan hingga saat ini, hampir 99% masyarakat Indonesia tidak percaya kalau investasi saham adalah pilihan terbaik. 

Sebaliknya, kata pria yang dikenal Warren Buffet-nya Indonesia itu, masyarakat lebih memilih menempatkan uang di bank atau dibelikan properti, dibanding beli saham.

Menurutnya, menyimpan uang di bank akan membuat kita perlahan-lahan jatuh miskin. Padahal sedari kecil kita selalu diminta untuk selalu menabung.

"Menyimpan uang di bank sebetulnya membuat kita miskin secara pelan-pelan karena nilai uang kita semakin hari semakin turun," kata Lo Kheng Hong saat menjadi pembicara di acara Capital Market Summit & Expo (CMSE), seperti dilansir CNBC Indonesia, Sabtu (17/2/2024).

Tidak hanya itu, Lo Kheng Hong memilih tidak membeli obligasi atau surat utang, karena menurutnya bunga yang diberikan juga tidak besar. 

"Saya juga tidak membeli emas," ujar salah satu triliuner Tanah Air itu.

Dia mengatakan hanya tertarik membeli saham karena terbukti membuatnya kaya dan memiliki harta ratusan miliar. 

Siapa sangka, Lo Kheng Hong pernah cuan besar dari saham PT United Tractors Tbk (UNTR) yang merupakan momen awal dirinya mengeruk keuntungan besar dari investasi saham.

Dia mengungkapkan alasan utama yang membuat dirinya berinvestasi saham, khususnya di Indonesia. 

"Bursa saham Indonesia menawarkan imbal hasil tertinggi di antara bursa saham utama di dunia bagi investor jangka panjang. Sudah terbukti! Saya bersyukur saya ada di dalamnya," kata Lo Kheng Hong.

Lo Kheng Hong merupakan orang yang sangat teliti dan bisa menghabiskan waktu lama membaca laporan keuangan. 

Usaha yang dilakukan Lo dalam meneliti laporan keuangan menunjukkan tidak sembarangan dalam memilih saham untuk investasi.[]

Sumber: CNBC Indonesia