Kepala ARC-USK Raih Penghargaan dari BRIN
BANDA ACEH, READERS - Kepala Atsiri Research Center (ARC) Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUIPT) Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala (USK), Dr Ir Syaifullah Muhammad ST MEng, meraih penghargaan bergengsi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) RI.
Syaifullah dinobatkan sebagai Indonesia Innovator Lecture (IIL) 2024. Ia terpilih sebagai penerima penghargaan IIL 2024 setelah melewati seleksi ketat BRIN bersama ratusan dosen dari berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia.
Pada 11 Agustus nanti, Syaifullah akan diundang BRIN ke Jakarta untuk menerima penghargaan sekaligus memberikan kuliah ilmiah untuk para inovator Indonesia di ajang Ekspo Riset dan Inovasi terbesar di Indonesia, Indonesia Research and Innovation (InaRI) Expo 2024 BRIN di Cibinong, Jawa Barat.
Terkait penghargaan yang diterimanya, Syaifullah menyampaikan terima kasih kepada BRIN, khususnya untuk 80 orang tim ARC-USK, dan Rektor USK yang telah memberi kepercayaan kepadanya untuk menjalankan program nilam bagi rakyat.
"Penghargaan ini didedikasikan untuk 80 orang tim ARC, yang terus bekerja secara konsisten dan tanpa kenal lelah dan tanpa pamrih," kata Syaifullah, Kamis (1/8/2024).
Dia mengatakan, melalui perbagai program ARC yang dipimpinnya, telah terbentuk ekosistem baru nilam Aceh melalui pengembangan teknologi purifikasi, produk inovasi, dan innovation start up.
"Saat ini banyak UMKM dan anak muda yang telah dilatih oleh ARC dan telah mulai menjalankan bisnisnya," ungkap Dosen Jurusan Teknik Kimia FT USK ini.
Sekitar tahun 2014, bebernya, hanya ada empat kabupaten di Aceh yang tersisa masih menanam nilam karena harga yang rendah dan sangat fluktuatif.
Namun, tambah Kepala ARC-USK, saat ini dari 23 kabupaten/kota di Aceh sudah ada 17 kabupaten yang petaninya kembali menanam nilam.
ARC juga berhasil membangun networking nasional dan internasional sehingga ratusan petani memperoleh harga jual minyak nilam yang adil.
Ia mencontohkan ada 282 petani nilam binaan di Gayo Lues yang berhasil mengekspor minyak nilam ke Prancis sebanyak 21 kali dengan nilai 600-800 juta rupiah per sekali ekspor.
Syaifullah juga menyebutkan banyak pihak sudah terlibat dalam pemngembangan industri nilam di Aceh, seperti OJK, BI, Bank Syariah Indonesia (BSI), Pegadaian, Kemenkop UKM, Kemendikbudristek, BRIN, dan lainnya.[]
Editor: M. Nur