Kerusakan Irigasi Berdampak Turunnya Produksi Padi di Aceh

Penulis:

Kerusakan dan perbaikan irigasi telah berdampak penurunan produksi padi di Aceh pada 2020-2021. Kendati ada juga disejumlah daerah yang mengalami peningkatan, meskipun tidak signifikan.

Berdasarkan Keputusan Meteri ATR/Kepala BPN No.686/SK.PG.03.03/XII/2019 tentang Penetapan Luas Lahan Baku Sawah (LBS) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, secara nasional terdapat 7.4 juta hektar lebih. Sedangkan khusus untuk Aceh luas LBS mencapai 213.997 hektar, berada pada peringkat 11 nasional luas sawah di Nusantara.

Total luas panen provinsi Aceh selama dua tahun terakhir ini mengalami penurunan. Pada Januari-Desember 2020 total produksi sebanyak 317,87 ribu hektar, turun 5,76 persen, angka ini setara dengan 18,31 ribu hektar pada 2021 menjadi 299,56 ribu hektar.

Bila ditinjau sejak Januari-September 2020 total luas panen padi 253,52 ribu hektar, turun menjadi 211,78 ribu hektar, yaitu mengalami penurunan 16,46 persen atau setara dengan 41,75 ribu hektar.

Sedangkan pada Oktober-Desember 2020 luas panen padi sebanyak 64,35 ribu hektar, mengalami peningkatkan sebesar 36,40 persen, angka ini setara dengan 23,43 ribu hektar dan totalnya naik menjadi 87,78 ribu hektar. Khusus untuk luas panen Oktober-Desember 2021 merupakan angka sementara atau potensi.

kata Kepala BPS Aceh, Ihsanurijal melalui konferensi pers virtual Jumat (5/11/2021) menjelaskan, puncak panen 2021 berada pada bulan April, bergeser dibandingkan
2020 yang mengalami puncak panen pada Maret.

"Kerusakan irigasi Krueng Pase di Kecamatan Meurah Mulia Aceh Utara dan perbaikan jaringan irigasi Pante Lhong di Kabupaten Bireuen berdampakpada penurunan produksi padi Aceh," kata Ihsanurijal.

Produksi Padi Menurut Kabupaten/Kota 2021 (Ribu Ton GKG)

Kabupaten/ Kota Produksi Padi 2021 (ribu ton GKG)  Perubahan terhadap 2020 (%)
Aceh Utara 369,14 -4,91
Aceh Besar 208,38 15,86
Pidie 203,32 -17,54
Bireuen 164,92 -10,82
Aceh Timur 138,59 -5,86
Pidie Jaya 89,02 -10,45
Aceh Barat Daya 73,02 6,1
Aceh Tenggara 71,18 6,31
Aceh Tamiang 70,58 0,74
Aceh Barat 58,61 -6,95
Aceh Jaya 49,76 -6,39
Aceh Selatan 45,43 -14,78
Nagan Raya 41,51 5,98
Simeulue 29,53 79,73
Gayo Lues 24,81 -31,68
Aceh Tengah 15,95 -4,17
Lhokseumawe 10,93 0,78
Langsa 6,34 -2,25
Aceh Singkil 3,35 -11,97
Bener Meriah 1,73 -18,9
Subulussalam 0,75 -65,1
Banda Aceh 0,07 -18,77
Sabang 0 0

Ihsanurijal menyampaikan, pergerakan luas panen di suatu daerah penting diperhatikan, karena ini erat kaitannya untuk menjamin ketersediaan stok beras di suatu daerah.[]