KLHK Dinilai Tidak Serius Kelola TNGL Leuser
BANDA ACEH, READERS — Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR - RI), Salim Fakhri, menilai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) belum serius mengelola Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Hal itu dikarenakan para penjaga yang bekerja demi pelestarian kawasan Leuser masih luput dari perhatian pemerintah.
Menurut Salim Fakhri, masyarakat yang menjaga Leuser adalah masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut. Akan tetapi, hingga saat ini mereka belum mendapatkan fasilitas operasional yang layak.
"Daerah kami tersebut 84 persen hutan lindung taman nasional. Artinya 16 persen hutan yang bisa dipakai oleh masyarakat. Jadi gimana orang mau bergerak. Artinya apa, ini tidak fokus pemerintah pusat terutama KLHK untuk membantu operasional yang ada di sana," kata Salim saat kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ke Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTGL) di Banda Aceh, Rabu (12/10/2022).
Ia menjelaskan, terdapat empat satwa kunci yang harus lindungi di kawasan TNGL Leuser, seperti harimau sumatera, gajah, orang utan dan badak sumatera. Namun disayangkan, anggaran yang dikucurkan oleh pemerintah untuk melindungi itu semua sangat kecil.
"Alangkah malangnya nasib kami di situ, kalau kita periksa anggaran sangat minim yang diberikan kepada saudara-saudara kami, pahlawan-pahlawan kehutanan di wilayah Taman Hutan Nasional Gunung Lauser," katanya.
Politikus Partai Golkar itu menyebutkan, pemerintah pusat atau KLHK baru menunjukkan keseriusan menjaga TNGL apabila mau memberikan anggaran dan membangun fasilitas yang layak bagi masyarakat penjaga Leuser.
"Apakah kita tidak berfikir untuk menyelamatkan TNGL, mana anggarannya. Kita menjaga paru-paru dunia, masyarakat di sekitar itu paru-parunya rusak. Apapun cerita pak, kalau tidak ada pembiayaan, nol hasilnya," ujar Salim.
"Kita berharap, marilah kita bersepakat membantu kawan-kawan di Taman Hutan Gunung Leuser untuk masalah pembiayaan. Kantor TNGL yang ada di Aceh Tenggara sudah tahun 1981 dibangun, sampai sekarang belum di rehap sekali pun," tambahnya.
Editor: Redaksi