M Nur Samad, Sosok Pensiunan ASN Sukses Kembangkan Salak Pondoh di Sabang

M. Nur Samad dan kebun salak | Sumber Foto:ISTIMEWA
Penulis:

M Nur Samad, seorang pensiunan pegawai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kini sukses membudidaya salak pondoh di Sabang, Provinsi Aceh.

Salak pondoh ini cukup banyak peminatnya di kota ujung barat Indonesia. Kendati harga lumunyan mahal, karena produksinya masih terbatas, wisatawan yang berkunjung ke Pulau Weh kerap menjadikan oleh-oleh saat pulang berwisata.

"Awalnya saya hanya menanam 125 batang bantuan dari Dinas Pertanian, sekarang sudah seribu batang lebih," kata M Nur Samad dikutip dari tabloidsinartani.com di lahan salak pondoh seluas 1 hektar miliknya di Gampong Balohan Sabang. Dirinya mulai bertanam salak pondoh ini di tahun 1998.

Semua bibit tanaman salak yang ditanam hasil okulasi sendiri. Saat panen hasilnya 8 - 10 kilogram/ batang dijual dengan harga Rp 18.000 - 20.000 per kilogram. Selama ini hasil salak pondoh selain dipasarkan di Sabang, juga di jual ke kota Banda Aceh hingga Meulaboh.

Dari berusaha tani salak pondoh ini, Samad telah berhasil menambah aset kebun serta menyekolahkan anak hingga menjadi polisi dan sarjana. "Saya punya tekad walaupun sebagai pegawai, tapi masalah pertanian tetap diutamakan. Karena saya berasal dari keluarga petani," ujarnya.

Dengan menanam salak pondoh, banyak petani yang datang dan ingin belajar di kebunnya. Sebab jenis salak yang ditanam semua berkualitas baik.

Samad yang tergabung dalam kelompok tani Tunas Baru dengan jumlah 56 anggota tersebut merasa bangga. Apalagi baru baru ini dikunjungi tim Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) Provinsi Aceh untuk melakukan sertifikasi.

Pihaknya siap menerima dan terbuka bagi mahasiswa yang mau magang ditempatnya. Selama ini selain 30 siswa dari SMK-PP Saree, ada juga 60 mahasiswa USK Banda Aceh yang telah magang singkat tentang salak pondoh. Bahkan Prof Abubakar Karim dosen senior USK Banda Aceh sudah empat kali mengunjungi kebunnya.

Diakui Samad, keberhasilannya tidak terlepas peran serta penyuluh yang selalu siap memberikan pendampingan maupun dalam mengatasi dan pengendalian penyakit tanaman salak.

Pupuk NPK hanya diberikan 10 kilogram untuk merangsang pertumbuhan, selebihnya diberikan pupuk kandang. Bibit salak pondoh yang diokulasi bukan untuk dijual, tapi bagi yang membutuhkan untuk sekedarnya akan diberikan.

M. Nur Samad kelahiran Samalanga 1 Januari 1956, ayah empat anak ini merupakan sosok yang energik. Setelah menamatkan sekolah PGA 1975 di Lhokseumawe dia hijrah ke Sabang dan sebelum ditugaskan di BKKBN sempat mengabdi selama tiga tahun di kantor Camat Suka Jaya, Sabang.

Muhammad selaku penyuluh dan juga koordinator BPP Suka Jaya Sabang menyebutkan selain M. Nur Samad ada 33 petani lain di kelompoktani Tunas Baru Gampong Balohan kecamatan Suka Jaya di Balohan yang eksis rata-rata menanam sekitar 600 batang salak pondoh Sabang.

"Kami sangat berterimakasih dan mengapresiasi atas kunjungan tim Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) Provinsi," ucapnya.

Melalui pemberitaan atau medsos, diharapkan salak pondoh kota Sabang menjadi lebih berkembang dan dikenal masyarakat secara luas. "Hal ini penting karena dapat mendukung sektor agrowisata dan pertumbuhan ekonomi," harapnya. [acl]