Mengusung Inovasi Teknologi untuk Tunarungu

Mahasiswa USK Raih Juara 1 Lomba Esai Nasional FISIP Fest

Inovasi Wearable IoT untuk Mendeteksi Bahasa Isyarat dan Menyelaraskan Minat-Bakat Anak Tunarungu dengan Teknologi Pendidikan Inklusif di Aceh

Penulis:

BANDA ACEH, READERS — Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) Ariel Sucipto dari program studi Teknik Industri dan Dhia Fahira berasal dari Program Studi Pendidikan Dokter berhasil meraih Juara 1 sekaligus penghargaan Best Presentation dalam kompetisi Lomba Esai Nasional FISIP Fest Meusaboh Hatee Jilid III Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe.

Tim dari Universitas Syiah Kuala yang dibimbing Dosen Program Studi Teknik Industri, Ir. Sarika Zuhri, S..T, M.T  mengangkat tema besar "Sinergi Inovatif Generasi Muda dalam Mengembangkan Talenta di Era Society 5.0 Menuju SDGs Indonesia Emas 2045".

Kemenangan mereka sekaligus menoreh  prestasi membanggakan di Tingkat Nasional

Lomba ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Aceh. Setelah melalui proses seleksi ketat, hanya 4 tim terbaik yang berhasil melaju ke babak final dan mempresentasikan karya secara langsung atau secara offline di depan  tim juri di Universitas Malikussaleh.

Pada tahap ini, tim Universitas Syiah Kuala tampil memukau dengan inovasi berbasis teknologi inklusif yang berhasil unggul dari para finalis lainnya.

Karya esai yang berjudul: "SIGNBAND: Inovasi Wearable IoT untuk Mendeteksi Bahasa Isyarat dan Menyelaraskan Minat-Bakat Anak Tunarungu dengan Teknologi Pendidikan Inklusif di Aceh” menawarkan solusi berbasis digital untuk menjawab kesenjangan pendidikan bagi anak-anak tunarungu, khususnya di daerah Aceh.

SIGNBAND merupakan rancangan wearable IoT berbentuk gelang pintar yang dilengkapi dengan sensor gerak (accelerometer dan gyroscope) serta sensor denyut nadi.

Perangkat ini mampu mendeteksi bahasa isyarat secara real-time dan terhubung ke aplikasi digital (UI/UX prototype via Figma) untuk menganalisis pola minat dan bakat anak berdasarkan aktivitas fisik mereka.

Data yang terkumpul akan ditampilkan melalui dashboard visualisasi yang dapat diakses oleh guru dan orang tua, sehingga memungkinkan terjadinya personalisasi pembelajaran yang lebih tepat sasaran.Inovasi ini berangkat dari keprihatinan kami terhadap minimnya akses pendidikan inklusif di Aceh untuk anak-anak tunarungu, serta belum optimalnya teknologi lokal yang mendukung deteksi bahasa isyarat secara presisi,” ujar Ariel Sucipto, ketua tim, Sabtu (28/6/2025).

Dalam presentasi final, tim USK menekankan bahwa SIGNBAND tidak hanya mendukung komunikasi bagi penyandang disabilitas, namun juga menjadi alat untuk mengenali potensi diri mereka secara lebih mendalam.

Teknologi ini mengintegrasikan semangat SDGs 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDGs 10 (Mengurangi Ketimpangan) ke dalam sistem pendidikan yang lebih adaptif dan humanistik.

Prof. Dr. Ir. Farid Mulana, S.T. selaku Direktur Kemahasiswaan dan Prestasi Universitas Syiah Kuala mendukung sepenuhnya kegiatan ini dan mengucapkan selama kepada para mahasiswa atas prestasi yang diraih.

Dengan keberhasilan ini, USK tidak hanya mengukuhkan diri sebagai kampus yang unggul dalam prestasi akademik, tetapi juga menunjukkan kepemimpinan dalam menjawab isu-isu sosial melalui pendekatan teknologi dan kolaboratif.

Selain itu di tempat yang berbeda Wakil Rektor USK Bidang kemahasiswaan dan kewirausahaan Universitas Syiah Kuala Prof. Dr. Mustanir, M.Sc., menyatakan rasa bangga atas pencapaian luar biasa yang telah diraih oleh para mahasiswa. Prestasi ini merupakan bukti nyata dari kerja keras, dedikasi, dan semangat belajar yang tinggi.

"Semoga keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi seluruh civitas akademika untuk terus berprestasi dan berkarya", ujar Mustanir