Marza Halis Munthe Sampaikan Pesan dan Kesan pada Yudisium FTK UIN Ar-Raniry

Marza juga menyebutkan bahwa keterbatasan tidak menghambat semangatnya untuk menuntut ilmu dalam menggapai kesuksessan.

Marza Khalis Munthe sedang menyampaikan Pesan dan Kesan di podium Auditorium Ali Hasymi Kampus UIN Ar-Raniry. (Foto. Ist) (Ist.)
Penulis:

BANDA ACEH, READERS – Marza Halis Munthe, mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh memberikan kesan dan pesan dalam Yudisium fakultas tersebut pada Rabu (3/8/2022).

Dari 13 program studi di FTK itu, sebanyak 556 mahasiswa/i turut diyudisiumkan di Auditorium Ali Hasymi kampus setempat dengan rincian 116 mahasiswa dan 440 mahasiswi.

Bagi Marza, kesempatan tersebut merupakan sebuah kebanggaan dan kehormatan tersendiri pernah menggantungkan cita-cita dan dapat meraih gelar di UIN Ar-Raniry. Menurut pria kelahiran 2000 ini,  hal itu merupakan suatu rahmat yang besar dari Allah Swt.

"Rasa cinta, kebanggaan, dan kehormatan mengiringi tiap-tiap helaan nafas karena pernah menimba khazanah keilmuan sebagai wujud membentuk cendekiawan-cendekiawan muslim yang dapat mengabdi kapada negeri ini," kata putra berdarah Gayo asal Arul Kumer, Aceh Tengah itu.

Dalam kesempatan itu juga ia menceritakan beragamnya latar belakang sosial mahasiswa yang berada di FTK UIN Ar-Raniry, namun tetap tangguh dan kuat dalam menuntut ilmu.

"Saya lahir dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat petani kopi Gayo. Ayah dan Ibu saya hanyalah seorang petani di dataran tinggi, yang hidup ditemani pahitnya kopi dan keringat dari dua makhluk Allah yang amat saya cintai," tambahnya. 

Marza juga menyebutkan bahwa keterbatasan tidak menghambat semangatnya untuk menuntut ilmu dalam menggapai kesuksessan.

Selain ucapan terima kasih kepada para pimpinan, dosen, dan orangtua, Marza Halis Munthe juga memohon maaf mewakili seluruh peserta Yudisium kepada orang tua, para pimpinan, dan dosen di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry.

Marza juga menekankan bahwa pentingnya pendidikan dan profesi guru dalam peradaban dunia. "Guru yang baik bukan hanya sekadar mentransfer ilmu pengetahuan saja, tapi juga membentuk karakter yang Islami, unggul, dan berintegritas tinggi," ucapnya.

Alumni MAN 1 Aceh Tengah ini akhirnya menutup penyampaian kesan dan pesan tersebut dengan pepatah Gayo, "Ke Renahpe Lumu Ulunge Kolak, Ke Ataspe Uyem Ulunge Kucak. Maknanya, tetaplah rendah hati, karena setiap manusia memiliki potensi, kemampuan, dan keistimewaan yang berbeda-beda," papar penggagas Aceh Education and Social Volunteer ini.

Selain itu, Marza yang lahir di Desa Arul Kumer, Kecamatan Silih Nara, Kabupaten Aceh Tengah pada tahun 2000 itu juga pernah mendapat juara 1 lomba menulis essay tingkat nasional.

Pantauan di lokasi, hingga akhir prosesi Yudisium Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, tidak ada kendala dan acara berjalan dengan sakral dan khidmat.

Turut berhadir dalam Yudisium itu Dekan FTK UIN Ar-Raniry Dr. Muslim Razali, S.H., M.Ag, Wakil Dekan I Dr. M. Chalis, M.Ag, Wakil Dekan II Dr. Masbur, M.Ag, Wakil Dekan III Dr. Syahminan, M.Ag.

Kemudian Kepala Tata Usaha FTK Hasnawati, S.Ag, serta Ketua Prodi dan Sekretaris Prodi di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry.

Editor: Junaidi