Mengenali Gejala Kelainan Jantung Bawaan pada Bayi, Remaja dan Dewasa
Untuk mengetahui hal ini, jika usia bayi, kondisi kelainan jantung bawaan dapat diketahui apabila kerap terputus saat meyusui.
Jakarta – Seorang Pakar Kardiologi Anak dan Penyakit Jantung Bawaan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, dokter spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah, Radityo Prakoso mengungkap kelainan jantung bawaan bisa terdeteksi sejak bayi, anak-anak atau bahkan saat dewasa.
Untuk mengetahui hal ini, jika usia bayi, kondisi kelainan jantung bawaan dapat diketahui apabila kerap terputus saat meyusui.
Hal itu ia ungkapkan saat mengisi webinar Pfizer Media Health Forum dengan tema "Kenali Gejala Hipertensi Paru pada Anak dan Cara Penanganannya" pada Kamis (11/3/2022) lalu.
Seperti yang Readers.ID kutip dari Tempo pada Minggu (13/3/2022), menurutnya berat badan bayi yang mengalami kelainan jantung bawaan juga sulit naik serta berulang kali mengalami panas dan batuk.
Jika sudah berusia lebih besar, kelainan jantung bawaan ini bisa dikenali apabila anak tersebut tidak beraktivitas fisik seperti teman seusianya.
"Misalkan teman-temannya bermain lari-larian, dia diam saja tak mau ikut karena cepat merasa lelah," ujar Radityo.
Selain itu, katanya, jika masuk usia remaja sampai dewasa, biasanya orang tersebut bisa menyampaikan keluhannya, maka penderita kelainan jantung bawaan biasanya tidak bisa tidur berbaring dalam posisi kepala sejajar tubuh.
"Kalau dalam posisi ini malah tidak bisa tidur, inginnya duduk saja atau lebih suka posisi bantal lebih tinggi," tambahnya.
Mengenai kondisi kelainan jantung bawaan yang menjadi pemicu terbesar penyakit hipertensi paru, disebutkan bahwa kerap terjadi salah perkiraan atas berbagai gejala yang sangat umum.
Gejala penyakit hipertensi paru, menurut dia, memang menyerupai penyakit kronis lain, seperti Tuberculosis atau TBC, pengentalan darah, dan penyakit infeksi jantung lainnya.
Lebih lanjut ia merincikan, adapun gejala penyakit hipertensi paru yang kasat mata yaitu cepat lelah, batuk darah, sesak napas, dan lainnya. Untuk batuk darah, terkadang dugaannya justru ke penyakit TBC.
Sementara untuk sesak napas biasanya dihubungkan dengan asma. Dari itu, Radityo melanjutkan, perlu menjalani pemeriksaan lebih lanjut untuk mendeteksi apa penyakit yang diderita dan penanganan yang tepat bagi seseorang.
Pakar Kardiologi Anak Rumah Sakit Adam Malik Medan, Sumatera Utara, dokter spesialis anak Rizky Adriansyah menjelaskan bagaimana penyakit jantung bawaan dapat mengakibatkan hipertensi paru. Kebocoran di jantung mengakibatkan aliran darah ke paru-paru menjadi berlebihan.
"Akibat aliran darah ke paru-paru yang berlebih, maka tekanan darah di pembuluh paru meningkat. Lama-kelamaan, dinding pembuluh paru menebal dan darah sulit mengalir ke paru-paru (sindroma Eissenmenger)," ucapnya lebih lanjut.
Rizky melanjutkan, kejadian hipertensi paru meningkat pada penyakit jantung bawaan saat usia dewasa. Hampir 80 persen kasus penyakit jantung bawaan disertai hipertensi paru meninggal setelah 30 tahun terdiagnosis.[]
Editor: Junaidi
Sumber: TEMPO