Mengintip Budaya Ziarah Kubur Hari Lebaran di Lombok

Tradisi ziarah kubur yang dilakukan setiap hari Lebaran tersebut, membawa berkah atau rezeki bagi para penjual air minum dan bunga serta juru parkir dadakan. Seperti di pemakaman umum di Kota Mataram, para pedagang bunga dan air berjejer menawarkan dagangannya kepada para pengunjung.

Warga saat melakukan ziarah kubur di pemakaman umum Merobok Desa Gemel, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (2/5/2022) (ANTARA/Akhyar) (Antara)
Penulis:

PRAYA, LOMBOK TENGAH, READERS – Sejumlah tempat pemakaman umum (kuburan) di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat khususnya, dipadati oleh warga sejak dini hari hingga siang pada Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.

Aktivitas ziarah kubur tersebut telah menjadi tradisi bagi warga jika tiba waktu Hari Raya Kemengan Idul Fitri. Diketahui, tradisi ini hanya dilakukan usai menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh.

Pantauan wartawan di pemakaman umum Merobok Desa Gemel, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, mulai pukul 05.00 Wita setelah selesai shalat subuh warga berdatangan ke pemakaman untuk melakukan zikir dan doa, supaya orang tua maupun keluarga mereka yang telah meninggal dunia selamat di alam barzah.

Tampak warga terlihat membawa air menggunakan botol atau teko air minum yang telah diisi air bercampur dengan bunga dan ditaruh di atas makam orang yang didoakan. Selanjutnya mereka melakukan zikir dan doa, setelah itu baru menabur bunga yang telah dicampur dengan air tersebut di atas makam.

"Saya datang untuk ziarah kubur di makam orang tua," kata Candra pengujung ziarah kubur di Praya, Senin (2/5/2022).

Tradisi ziarah kubur yang dilakukan setiap hari Lebaran tersebut, membawa berkah atau rezeki bagi para penjual air minum dan bunga serta juru parkir dadakan.

Seperti di pemakaman umum di Kota Mataram, para pedagang bunga dan air berjejer menawarkan dagangannya kepada para pengunjung.

"Bunga pak, tiga bungkus Rp5 ribu," kata salah satu penjual bunga.

Omzet penjualan bunga mulai dari H-1 Lebaran hingga hari lebaran terus meningkat bila dibandingkan dengan sebelumnya. Dimana sebelum lebaran omzet penjualannya mencapai Rp50 ribu per hari, namun saat lebaran meningkat Rp100 ribu lebih.

"Banyak yang beli kalau hari Lebaran," katanya.

Hal yang sama juga dilakukan para penjual air botolan, mereka menawarkan kepada para pengunjung yang tidak membawa persiapan untuk ziarah kubur.

"Silakan air Rp5 ribu pak, bu," katanya.

Sementara, para juru parkir dadakan juga mendapatkan berkah dari para pengunjung ziarah kubur tersebut, yakni kendaraan roda dua pengunjung membayar uang parkir Rp2 ribu dan kendaraan roda empat Rp5 ribu.

Editor: Junaidi
Sumber: Antara