Asyik di Industri Kopi, Tongkrongan Jadi Ide Usaha Mandiri
Hal serupa juga dimanfaatkan Yusri. Pria 26 tahun ini tidak hanya menjadikan dirinya menjadi pribadi yang kreatif. Pasalnya, dia memanfaatkan waktu tongkrongan sebagai ladang. Jadi, silaturahmi bersama teman tidak ketinggalan juga usaha kian menjadi harapan.
Generasi muda selalu punya ide melahirkan ekspektasi dan kejutan untuk menambah penghasilan. Aktifitas tidak hanya sebatas kegiatan semata, namun mampu disulap menjadi lahan untuk kehidupan dan berbagi pengalaman.
Tempat tongkrongan misalnya, untuk anak muda sekarang tempat ini tentu menjadi bagian dari hiburan berkumpul bersama teman, bertukar pikiran dan pendapat juga diskusi serta aktifitas lainnya.
Demikian gaya anak muda kekinian. Hal serupa juga dimanfaatkan Yusri. Pria 26 tahun ini tidak hanya menjadikan dirinya menjadi pribadi yang kreatif. Ia juga memanfaatkan waktu tongkrongan sebagai ladang mencari rezeki. Jadi, silaturahmi bersama teman tidak ketinggalan, usaha yang menjadi harapan juga jalan terus.
Yusri merupakan seorang Barista. Dengan belajar ototidak dan khursus, kini dirinya merintis usahanya sendiri di Blang Cut, dengan brand Bramarta. Walaupun kecil, namun menurutnya ada harapan untuk menambah pemasukan.
“Udah jalannya gitu, karena dasarnya suka nongkrong jadi daripada nongkrong-nongkrong aja, terpikir udahlah buka usaha di tempat tongkrongan sendiri,” kata Yusri sambil ketawa bersama di acara Aceh Art Festival 2022, Jum’at (25/2/2022) malam lalu.
Untuk keuntungan yang di dapat dari hasil jualan ini kata Yusri, tak hanya sebatas untuk ngopi-ngopi aja.
“Enggak muluk-muluk, tapi lumayanlah. Alhamdulillah ada lah bang ya,” kata Yusri.
Sejauh ini, Yusri bergabung bersama 30 anak muda lainnya dalam satu komunitas usaha minuman kopi, yakni Aceh Kopi Antusias. Komunitas ini merupakan kumpulan barista yang ada di Banda Aceh. Komunitas ini dibangun oleh anak-anak muda yang paham kopi juga peracik kopi (barista).
Menurut Yusri, perkembangan aktivitasnya sejauh ini cukup asyik di dunia industri kopi. Karena disana kembali belajar dan mempelajari meracik kopi dan keuntungan lainnya.
“Iya, terutama kawan-kawan kita di situ saling rangkul satu sama lain. Terus dari segi semangatnya sudah mulai berkobar nih,” ujar Yusri, yang kuliah di jurusan administrasi publik ini.
Selain itu, kata Yusri, tren dari luar juga sudah mulai diikuti, termasuk soal produk-produk kopi dari luar sudah mulai masuk dari ke Banda Aceh untuk dinikmati. Ada yang dari Depok, Jakarta dan provinsi lain. Dalam produk kemasan yang di blanding dengan bahan-bahan.
“Jadi disitulah lahir signature drink, kalau kata orang,” ujar Yusri, yang baru kedua kalinya Aceh Kopi Antusias ikut stand pada event serupa event Aceh Art Festival.
Yusri juga menunjukkan yang sedang ia gunakan malam itu dari Simeru. Selain dari luar, Yusri dan komunitas Aceh Kopi Antusias memanfaatkan sumber alam kopi Arabika Gayo di dataran tinggi.
“Kita dapat kopi juga dari Gayo, baru diolah oleh kawan-kawan kita di sini (di Banda Aceh). Yang kita bawa adalah beberapa brand dari kawan-kawan,” tambahnya.
Sementara itu, selama Yusri berjualan, yang paling banyak diminati konsumen adalah minuman sanger. Selama ini menurut dia racikan kopi ini menjadi rating tertinggi.
“Sejauh ini sanger yang masih jadi juara bang,” kata Yusri lagi.
Selain Sanger, kopi manual brew juga sudah mulai dilirik oleh anak muda, atau kopi manual. Sedangkan untuk biji kopi yang sering digunakan olehnya adalah biji Wash. “Full wash, semi wash, juga honey dan natural juga kita stok. Bahkan ada wine,” sebutnya.
Perlu diketahui, selain minuman yang sudah siap saji, Yusri juga menjual biji kopi roasting (roasbeen). Untuk harga sendiri, Yusri bandrol mulai dari Rp80 ribu hingga Rp120 ribu / 200 gram.
“Bubuk juga ada, tapi kita lebih fokus ke bijinya. Kadang kalau biji lebih fresh dia,” pungkasnya.
Dirincikan lagi, untuk manual brew, Yusri menjual 100 ribuan, sementara yang komersil mesin espresso dijual dari Rp180 ribu sampai Rp200 ribu perkilogram.
Kedepan Yusri berharap, pasar pengembangan usaha bisnis ini semakin tumbuh dan besar agar konsumen juga semakin melirik kopi.
“Dengan pasarnya yang semakin tumbuh, otomatis kan prospek semakin banyak nih,” harapnya.
“Jadi kawan-kawan yang mulai dari hulu sampai ke hilir, juga semangat untuk membuat produk, untuk terus mengulik dan berinovasi,” pintanya.
“Teruslah lakuin hal-hal baik, sama tetap kreatif, walau dengan keterbatasan apapun. Yang penting tetap lakuin hal-hal yang positif dan untuk masa depan,” demikian pungkas Yusri.[]