Negara-negara Baltik Usir Diplomat Rusia, Sementara Zelenskyy Ajak Moskow Berunding

Ilustrasi: Para demonstran mengecam invasi Rusia ke Ukraina (ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/wsj. (ANTARA)
Penulis:

Vilnius – Latvia, Estonia dan Lithuania kompak mengusir total 10 diplomat Rusia. Hal itu dikatakan kementerian luar negeri ketiga negara Baltik tersebut pada Jumat (18/3) kemarin.

Otoritas Lithuania mengusir empat diplomat, sementara Latvia dan Estonia masing-masing mengusir tiga diplomat.

"Semua pengusiran yang tak beralasan terhadap diplomat Rusia akan menemui jawaban yang tepat," kata juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova.

Sementara Menteri Luar Negeri Latvia, Efgars Rinkevics, di akun Twitter menuliskan para utusan itu diusir dalam sebuah langkah terkoordinasi.

"Sehubungan dengan tindakan yang bertentangan dengan status diplomatik mereka serta dengan mempertimbangkan agresi Rusia yang tengah berlangsung di Ukraina," katanya. 

Sedangkan Kemlu Estonia melalui pernyataannya mengatakan, mereka telah menyuruh pulang para diplomat Rusia karena "secara langsung dan gencar" mengacaukan keamanan Estonia sekaligus menyebarkan propaganda yang membenarkan aksi militer Rusia.

Sementara itu, Lithuania beralasan bahwa pengusiran itu dilakukan sebagai bentuk "solidaritas terhadap Ukraina."

Di lain tempat tepatnya di London, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Sabtu (19/3/2022) menyerukan pembicaraan damai yang komprehensif dengan Moskow lewat pidato dalam videonya mengatakan, jika perdamaian tak tercapai, Rusia akan membutuhkan beberapa generasi untuk pulih dari kerugian yang diderita selama perang.

Serial komedi satire "Servant of the People" (2015) dibintangi oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. (twitter.com/netflix)

Zelenskyy mengungkapkan Ukraina selalu menawarkan solusi untuk perdamaian dan menginginkan negosiasi yang bermakna dan jujur tentang perdamaian dan keamanan, tanpa penundaan.

"Saya ingin semua orang mendengar saya sekarang, terutama di Moskow. Waktunya telah tiba untuk pertemuan, saatnya untuk berbicara," katanya dalam pidato video yang dirilis pada Sabtu (19/3/2022) dini hari.

"Waktunya telah tiba untuk memulihkan integritas teritorial dan keadilan bagi Ukraina. Jika tidak, kerugian Rusia akan sedemikian besar sehingga Anda perlu beberapa generasi untuk pulih."

Kedua belah pihak telah terlibat dalam pembicaraan selama berminggu-minggu tanpa ada tanda-tanda terobosan.

Zelenskyy mengatakan pasukan Rusia sengaja memblokir pasokan bantuan kemanusiaan ke kota-kota yang diserang. "Ini adalah taktik yang disengaja ... Ini adalah kejahatan perang dan mereka akan menanggapinya, 100%," katanya.

Zelenskyy mengatakan tidak ada informasi tentang berapa banyak orang yang tewas setelah sebuah gedung teater di kota Mariupol, tempat ratusan orang berlindung, diserang pada Rabu. Lebih dari 130 orang telah diselamatkan sejauh ini, katanya.[]

Editor: Junaidi
Sumber: ANTARA