Pembatasan yang Bikin Bisnis Wisata Lesu

Suasana Pantai Manggrove, di Serdang Bedagai, Sumatra Utara terlihat sepi meski libur lebaran Idul Fitri. Muhammad/readers.ID
Penulis:

Jumiati tampak duduk di bawah payung warna-warni dengan dua warga lainnya di objek wisata Pantai Magrove Desa Nipah, Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai, Sumatra Utara (Sumut) menunggu pengunjung.

Namun pembatasan kunjungan ke objek wisata dikeluarkan pemerintah untuk mencegah Covid-19. Telah membuat tempat usahanya sedikit lebih sepi dari biasanya.

Jumiati (41) dan suaminya dipercayakan sebagai pengelola sebuah kantin di objek wisata tersebut.

Suasana Pantai Manggrove, di Serdang Bedagai, Sumatra Utara terlihat sepi meski libur lebaran Idul Fitri. Muhammad/readers.ID

Di sela-sela menunggu pengunjung beristirahat di kantonya. Tiba-tiba sejumlah petugas kepolisian dan TNI AD datang. Melalui pengeras suara, mereka menyosialisasikan aturan penerapan protokol kesehatan di tempat yang kerap dikunjungi para wisatawan ketika libur tersebut.

Usai menyampaikan sosialisasi kepada para pengunjung, Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Perbaungan, AKP Victor Simanjuntak, berbincang dengan seorang pria bernama Sutrisno. Pria itu adalah suami Jumiati.

Suasana Pantai Manggrove, di Serdang Bedagai, Sumatra Utara terlihat sepi meski libur lebaran Idul Fitri. Muhammad/readers.ID

Victor mengingatkan kepada Sutrisno selaku orang yang juga bertanggungjawab terhadap tempat wisata tersebut, untuk tetap menerapkan protokol kesehatan kepada para wisatawan.

Selain itu, Sutrisno juga diimbau untuk tidak menerima tamu lebih dari 50 persen dari kapasitas yang mampu ditampung di tempat wisatanya tersebut.

Suasana kembali tenang seiring beranjaknya para petugas yang memiliki wilayah hukum di Kecamatan Perbaungan itu bersama pengeras suaranya dari lokasi.

Suasana Pantai Manggrove, di Serdang Bedagai, Sumatra Utara terlihat sepi meski libur lebaran Idul Fitri. Muhammad/readers.ID

Derup langkah terdengar saat tiga warga melintas di atas jembatan kayu yang terbentang di atas aliran kuala selebar lima meter.

Ketiganya terlihat mendekati pondok-pondok berbentuk segitiga sama kaki yang ada di bibir pantai tersebut. Mereka seolah menjadi pengunjung pertama. Padahal, azan zuhur telah beberapa menit berlalu.

Suasana seperti ini diakui Jumiati bukanlah pemandangan biasa, terutama saat waktu libur lebaran. Hanya dua tahun ini baru terjadi atau sejak pandemi Covid-19 melanda.

Pembatasan jumlah pengunjung ke tempat wisata saat libur lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah yang dilakukan guna mencegah penyebaran Covid-19 telah berdampak serius terhadap usaha miliknya.

Suasana Pantai Manggrove, di Serdang Bedagai, Sumatra Utara terlihat sepi meski libur lebaran Idul Fitri. Muhammad/readers.ID

Ia mengaku jika kunjungan wisatawan ke pantai yang dikelola oleh warga desa tersebut mengalami penurunan drastis.

"Penurunannya hampir 90 persen lah. Banyak sekali," kata Jumiati, kepada readers.ID, pada Sabtu (15/5/2021).

Seyogyanya, dikatakan ibu berusia 41 tahun ini, saat libur akhir pekan maupun lebaran, tempat wisata di desa mereka selalu ramai oleh pengunjung.

Besar harapan Jumiati beserta warga desa tempatnya tinggal dengan banyaknya kunjungan wisatawan. Sebab, dari tempat itulah warga menaruh harapan untuk bisa menghidupkan asap dapur di rumah mereka.

"Sebagai orang yang mengelola objek wisata biasanya kita berharap setiap lebaran itu pengunjung banyak. Karena di situ lah kita berharap di situ rezeki lebih," ungkapnya.

Suasana Pantai Manggrove, di Serdang Bedagai, Sumatra Utara terlihat sepi meski libur lebaran Idul Fitri. Muhammad/readers.ID

Ia bercerita, tahun awal kehadiran Covid-19 keadaan Pantai Manggrove tidak separah ini. Meski dalam suasana pandemi namun warga masih diberi kesempatan untuk berkunjung dengan menerapkan protokol kesehatan.

Tetapi tahun ini, bukan hanya harus menerapkan protokol kesehatan, namun pembatasan jumlah pengunjung menjadi dera terbaru yang warga Desa Nipah rasakan.

Ditambah lagi, hari kedua lebaran, lokasi wisata di desa mereka sempat diterapkan penyekatan oleh petugas keamanan sehingga warga tidak bisa berkunjung.

"Jadi memang sangat berdampak besar terhadap kami pengelola ekowisata. Jadi pengunjung memang tidak ada dan hanya beberapa orang, ya itu pun masyarakat sekitar. Itu sekitar 25 orang kemarin," tambah Jumiati.

Tak banyak yang diharapkan Jumiati beserta warga desanya selain hanya Covid-19 segera berlalu agar mereka bisa menjalankan kegiatan wisata kembali.

"Karena memang Covid-19 ini memang berdampak besar bagi kami," imbuhnya.[acl]