Peringati HKB, BPBA Simulasikan Gempa dan Tsunami 

Foto: Dok. Istimewa
Penulis:

Dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB), Pemerintah Aceh melalui Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaksanakan simulasi bencana gempa bumi dan tsunami. Simulasi gempa dan tsunami itu dipilih untuk melatih kemampuan personil BPBA dalam merespon bencana alam. 

Kepala Pelaksana BPBA, Ilyas, mengatakan selama ini pihaknya senantiasa melaksanakan aktivasi 6 sirine tsunami setiap bulan di tanggal 26 pada pukul 10.00 WIB. Masing-masing sirine tersebut berada di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.

"Yaitu sirine di Kantor Gubernur Aceh, sirine di Lampulo dan sirine di Blang Oi. Kemudian 3 sirine tsunami yang berada di Kabupaten Aceh Besar yaitu sirine di Lhoknga, sirine di Lam Awe dan sirine di Kahju di aktivasi setiap bulannya dalam pemeliharaan alat sekaligus simulasi kesiapsiagaan dalam rangka menghadapi ancaman bencana Gempa Bumi dan Tsunami yang sewaktu-waktu dapat terjadi," Senin (26/4/2021).

Ilyas menjelaskan rangkaian simulasi gempa bumi dan tsunami ini dimulai sekitar pukul 09.50 WIB, ditandai dengan 2 kali peniupan pluit panjang oleh pengawas simulasi BPBA.

Kemudian dilanjutkan dengan membunyikan sirine manual (hand sirine) oleh petugas. Selama 10 menit awal pelaksanaan simulasi gempa bumi dan tsunami, terjadi percakapan antara pihak BPBA, BMKG, BPBD Kota Banda Aceh dan BPBD Kabupaten Aceh Besar terkait prakiraan cuaca dan kondisi umum masyarakat setempat.

"Kegiatan simulasi Hari Kesiapsiagaan Bencana merupakan bagian dari rangkaian kegiatan BPBA, sebelumnya BPBA juga telah melaksanakan kegiatan dalam rangka mitigasi dan pengurangan risiko bencana di Aceh, seperti pembentukan dan simulasi sekolah aman bencana di Kabupaten Aceh Jaya, pembentukan desa tangguh bencana di Kabupaten Aceh Tengah dan menyusul nanti simulasi banjir di Kabupaten Aceh Utara," jelasnya.

Ilyas menambahkan, simulasi HKB yang dilaksanakan hari ini, Senin (26/4) melibatkan seluruh pejabat dan staf di lingkungan BPBA, sertra instansi dan lembaga terkait seperti BMKG Mata Ie, BPBD Kota Banda Aceh, BPBD Kabupaten Aceh Besar dan Rapi Aceh dengan jumlah peserta sekitar 150 orang.

Prosedur Penyelamatan Diri

Ilyas menceritakan, tepat pukul 10.00 WIB, terjadi gempa bumi yang cukup kuat dirasakan di seputaran kantor BPBA. Akibatnya, seluruh pejabat dan staf di lingkungan BPBA melakukan penyelamatan diri di ruangan kerja masing-masing selama gempa berlangsung.

Kemudian, satu menit pasca gempa besar yang dirasakan tersebut terdengar perintah dari Sekretaris BPBA selaku koordinator internal yang ditujukan kepada seluruh pejabat eselon 4 yang bertugas sebagai Tim Penyebar Arahan dan Pemandu Evakuasi internal.

Melalui alat komunikasi handy talky (HT) mereka menyampaikan perhatian, kami perintahkan segera ke titik kumpul yaitu lapangan apel, halaman parkir depan kantor komplek gudang logistik BPBA.

Lanjut Ilyas, selang 2 menit pasca gempa, BMKG Mata Ie mendeteksi kejadian gempa besar, sehingga semua personil diminta standby dan melakukan analisis pasca gempa sesuai tupoksi.

Sementara di Pusdalops BPBA, usai melakukan penyelamatan diri, segera melaksanakan kaji cepat terhadap kondisi bangunan dan peralatan sistem informasi dan komunikasi penanggulangan bencana yang dimilikinya.

Seyelah itu pihak BMKG menghubungi Pusdalops BPBA, menyampaikan telah terjadi gempa besar, seklaigus menanyakan apakah peralatan informasi dan komunikasi BPBA dapat dipergunakan untuk desiminasi informasi sembari menunggu informasi dari BMKG Pusat tentang kekuatan dan sumber Gempa.

Menanggapi pertanyaan dari BMKG Mata Ie, Pusdalops BPBA menyampaian telah melakukan pengecekan, sistem informasi dan komunikasi, siap dipergunakan untuk desiminasi informasi.

Menindaklanjuti kejadian gempa yang sangat kuat dirasakan, Koordinator internal BPBA melaporkan kepada Kepala Pelaksana BPBA, seluruh pejabat dan staf BPBA yang telah di evakuasi ke titik kumpul yang telah ditetapkan.

Menanggapi laporan tersebut, Kepala Pelaksana BPBA memerintahkan supaya perkembangan pasca kejadian gempa terus dilaporkan sebagai bahan laporan kepada Sekda Aceh dan Gubernur Aceh

Prosedur Penerimaan Peringatan Dini dan Legitimasi Arahan

Pada menit kelima, BMKG memberitahukan peringatan dini pertama "Awas Tsunami Banda Aceh, Sabang dan Aceh Besar akibat Gempa Magnitudo 8.5 SR 26 April 2021 pukul 10.00 WIB Lok : 3,4 LS/95,7 BT Kedalaman 30 KM"

Kemudian, selang 7 menit pasca gempa bumi, Kodal Aceh yang diperankan oleh Kepala Pelaksana BPBA setelah menerima laporan dari Pusdalops BPBA terkait kekuatan gempa yang berpotensi tsunami, memerintahkan Pusdalops BPBA untuk segera mengaktifkan sirine tsunami dan menyebarkan arahan kepada seluruh Tim Penyebar Arahan dan Masyarakat.

Aktivasi sirine merupakan legitimasi arahan evakuasi lanjutan dari Kodal Aceh yang diperankan oleh Kepala Pelaksana BPBA. Setelah dikeluarkan perintah tersebut seluruh pejabat dan staf di lingkungan BPBA yang telah berada di titik kumpul dievakuasi ke Tempat svakuasi akhir, yaitu di Komplek Gudang Logistik BPBA di Batoh Kota Banda Aceh.

Ilyas menyampaikan, seluruh rangkaian simulasi dengan ancaman gempa bumi dan tsunami yang telah dilakukan ini melibatkan seluruh pejabat dan staf di lingkungan BPBA sesuai dengan tugas masing-masing.

"Artinya siapa berbuat apa dan melakukan apa semuanya terlibat sesuai dengan skenario simulasi yang telah disusun sampai pada prosedur penyebaran arahan dan menitikberatkan pada evakuasi mandiri yang disinergikan dengan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 43 Tahun 2010 tentang Sistem Peringatan Dini dan Penanganan Darurat Bencana Tsunami Aceh," pungkasnya.