Peserta PPRA Lemhanas RI Lakukan SSDN di Aceh
BANDA ACEH, READERS – Pemerintah Aceh menggelar diskusi dengan rombongan Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXIII Tahun 2022 Lemhanas Republik Indonesia, di Anjong Mon Mata, Meuligoe Gubernur Aceh, Senin (4/4/2022). Sebanyak 30 peserta PPRA ini datang untuk melakukan Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) yang diagendakan berlangsung selama empat hari di Aceh.
Informasi yang dihimpun pada Selasa (5/4/2022), pimpinan rombongan Lemhanas, Irjen Pol. Drs. Triyono Basuki Pujono M.Si., menyebut, kunjungan tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi, data dan fakta yang akan dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut bagi Lemhanas RI. Berkaitan dengan itu, sehingga penting adanya informasi terkait kondisi daerah dalam pembangunan nasional.
Pertemuan ini dipimpin langsung oleh Sekda Aceh, Taqwallah. Ikut dalam kegiatan itu, Plt Ketua DPRA Safaruddin, perwakilan pimpinan Forkopimda, para asisten Sekda Aceh, Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh dan pada Kepala Biro di lingkungan Setda Aceh.
Sekda Aceh menyampaikan kepada peserta bahwa kehadiran Lemhanas di Aceh tentu menjadi sebuah kehormatan dan kesempatan baik bagi pemerintah Aceh terlebih Serambi Mekkah dijadikan tempat studi.
“Sebuah kehormatan bagi kami menyambut kunjungan bapak ibu semua di Aceh. Tentu kebijakan pimpinan Lemhanas menjadikan Aceh sebagai salah satu wilayah studi, akan menambah marak wacana demokrasi di Aceh. Tentu upaya merawat perdamaian juga akan semakin kuat,” kata Sekda.
Aceh adalah laboratorium penelitian dunia. Di mana mulai dari sejarah perkembangan Indonesia yang tidak lepas dari dukungan penuh rakyat Aceh. “Aceh adalah potret daerah Indonesia yang nasionalis. Aceh satu-satunya wilayah yang tidak diduduki penjajah dan memberikan support penuh bagi kemerdekaan Indonesia,” kata Taqwallah.
Aceh juga menjadi daerah yang diamuk konflik yang sangat lama. Hal itu pun menjadi salah satu bahan penelitian. Rakyat Aceh kini sangat bersemangat dalam merawat dan menjaga perdamaian.
“Kami optimis perkembangan ini akan terus meningkat. Kita sepakat yang mengganggu perdamaian akan menjadi musuh bersama masyarakat Aceh,” ujar Sekda.
Ladang penelitian selanjutnya adalah terkait bencana. Aceh pernah hancur luluhlantak akibat Tsunami. Sementara itu juga berdasarkan fakta ilmiah, Aceh adalah daerah rawan bencana, di mana para peneliti yakin jika sekitar 400 tahun lalu daerah Aceh juga pernah dilanda bencana dahsyat tsunami.
Atas kehadiran para peserta ini, Sekda berharap seluruh rombongan Lemhanas merasa nyaman dan merasa berbahagia selama di Aceh, sehingga bisa merumuskan lebih konkret terkait upaya pembangunan Aceh ke depan.
Sumber: Humas Aceh