Pj Gubernur Tinjau Progres Pembangunan Bendungan Keureuto

Pj Gubernur Aceh meninjau pembangunan bendungan Krueng Keurotoe, Aceh Utara. (Foto: For Readers)
Penulis:

LHOKSUKON, READERS - Penjabat Gubernur Aceh Bustami Hamzah SE MSi meninjau progres lanjutan pembangunan bendungan dan Waduk Keureutoe di Gampong Blang Pante Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, Selasa (30/4/2024).

Dalam rombongan Pj Gubernur turut serta Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Niko Fachrizal MTr (Han), Kapolda Aceh Irjen Ahmad Kartiko SIK MH, Kajati Aceh Drs Joko Purwanto SH, Ketua DPRA Zulfadli AMd, dan sejumlah pejabat penting Aceh lainnya.

Kunjungan rombongan Pj Gubernur Aceh itu didampingi Bupati Aceh Utara Dr Mahyuzar MSi. Kedatangan mereka disambut oleh Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera I Heru Setiawan ST MEng dan pejabat dari perusahaan kontraktor pelaksana Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut.

Pj Gubernur dan rombongan melihat langsung kegiatan pembangunan di area waduk dan bendungan. Saat ini progres pembangunan waduk sudah memasuki tahap-tahap akhir, begitu juga pembangunan bendungannya.

Waduk dan bendungan proyek PSN ini direncanakan akan dilakukan ujicoba atau pengisian air pada Juni 2024. Jika tidak ada kendala, direncanakan akan diresmikan pemakaiannya oleh Presiden RI pada Agustus mendatang.

Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera I Heru Setiawan menjelaskan progres pekerjaan fisik pembangunan waduk dan bendungan hingga 27 April 2024 sudah mencapai 90,04 persen dengan realisasi keuangan mencapai 89,18 persen.

“Target penyelesaiannya pada Juni 2024. Sedangkan sisa pekerjaan yang sedang dikerjakan saat ini meliputi tubuh bendungan tersisa 9,16 persen lagi, pekerjaan terowongan waterway tersisa 75,67 persen lagi, jalan akses tersisa 37,60 persen lagi, serta fasilitas umum dan lanscape tersisa 43,45 persen lagi,” jelas Heru.

Ketua DPRA Zulfadli pada kesempatan itu mempertanyakan tentang desain kontruksi bendungan dan waduk serta faktor resiko jika terjadi gagal kontruksi.

Heru menjelaskan kontruksi waduk dan bendungan Keureutoe telah melalui sebuah perencanaan yang sangat matang, juga melibatkan para konsultan dan ahli bendungan.

Bahkan untuk uji coba nanti juga terlebih dahulu harus mendapatkan sertifikat layak dari ahli bendungan. Pihaknya juga telah menyiapkan sebuah SOP penanganan bencana jika misalnya terjadi gagal kontruksi atau bencana lainnya yang menyangkut dengan bendungan dan waduk Keureutoe.

“Tapi kita semua berharap semua itu tidak terjadi, insyaAllah pembangunan bendungan dan waduk ini telah melalui desain teknis kontruksi yang sangat detail dengan memperhitungkan berbagai faktor dan resiko,” ungkap Heru, didampingi oleh Pejabat Teknis lainnya pada Balai BWS I Sumatera. 

Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah mengharapkan agar progres pembangunan bendungan dan waduk Keureutoe dapat selesai tepat waktu sesuai dengan yang diharapkan.

Apalagi proyek PSN itu mendapat perhatian khusus dari Presiden dan pejabat pusat di Sekretariat Negara karena termasuk salah satu proyek PSN.

“Mudah-mudahan beberapa pekerjaan yang tersisa dapat diselesaikan sesuai jadwal yang direncanakan, tidak ada kendala di lapangan,” harap Bustami.

Pj Bupati Aceh Utara Mahyuzar secara terpisah menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Pj Gubernur, Panglima Kodam IM, Kapolda Aceh, Kajati Aceh, Ketua DPRA, serta seluruh rombongan yang telah berkunjung ke Aceh Utara, khususnya untuk meninjau pembangunan waduk dan bendungan Keureutoe. 

“Kunjungan ini tentu saja sangat memotivasi kami untuk terus memantau progres pembangunan proyek PSN ini, hingga nantinya bisa diresmikan langsung oleh Presiden RI Bapak Joko Widodo yang direncanakan pada bulan Agustus mendatang,” ungkap Mahyuzar.

Bendungan/waduk Keureutoe dimulai pembangunannya pada tahun 2015. Jika selesai nantinya akan memiliki luas areal tampungan 896,96 hektar dan mampu menampung air dengan kapasitas 215 juta meter kubik.

Waduk/bendungan itu akan dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi untuk intensifikasi irigasi Alue Ubay seluas 2.743 hektar dan ekstensifikasi irigasi Pase Kanan seluas 6.677 hektar.  

Selain itu, juga untuk penyediaan air baku 0,5 meter kubik per detik, pembangkit listrik PLTA 6,34 MW, serta untuk pengendalian banjir 30,5 juta meter kubik (mereduksi banjir kawasan Lhoksukon sekitar 30 persen).[]

Editor: M. Nur