Rektor: Setiap Tahun Sekitar 30 Maba USK Positif Narkoba

Rektor Universitas Syiah Kuala (USK), Samsul Rizal sedang memusnahkan barang bukti narkoba dengan memasukkannya ke dalam mesin pengaduk semen. (Rianza Alfandi/readers.ID)
Penulis:

Rektor Universitas Syiah Kuala (USK), Samsul Rizal mengatakan, setiap tahunnya terdapat sekitar 30 mahasiswa baru (maba) yang didapati positif menggunakan narkoba. Hal itu diketahui saat para maba menjalani daftar ulang, di mana diwajibkan melakukan tes urine.

"Di Kampus itu kami mahasiswa baru kita tes narkoba. Memang setiap tahun itu ketemu sekitar 20 sampai 30 orang positif narkoba. Tapi kebanyakan masih ganja ya, hanya satu dua yang sabu-sabu," kata Samsul usai kegiatan pemusnahan barang bukti narkoba, di Kantor BNNP Aceh, Selasa (5/9/2021).

Ia menuturkan, bagi maba yang tercatat positif menggunakan narkoba maka pihaknya langsung segera menghubungi orang tua atau wali dari maba yang bersangkutan. Setelah berjumpa dengan orang tuanya, kata Samsul, mahasiswa tersebut masih diberikan kesempatan untuk mengikuti perkuliahan hingga satu semester atau selama 6 bulan untuk memperbaiki diri.

"Jadi kami masih memberi waktu sampai satu semester untuk mereka memperbaiki diri. Jadi kita awasi, 2 bulan setelah itu kita minta dia diperiksa. Jadi sampai dengan 6 bulan," ujar Samsul.

Namun, jika dalam waktu yang telah ditetapkan mahasiswa bersangkutan masih positif, maka pihaknya tidak lagi memberikan kesempatan. Mahasiswa tersebut akan langsung dikeluarkan.

"Kalau 6 bulan juga kalau masih positif, maka akan kita keluarkan," jelasnya.

Samsul menyebutkan, USK akan melakukan kerja sama dengan BNN untuk melakukan tes urine terhadap mahasiswa yang dicurigai menggunakan narkoba.

"Seperti dua tahun yang lalu, kan dosen dan seluruh pegawai kita tes narkoba secara berkala," ujar Samsul Rizal.

Di samping itu, Samsul mengajak masyarakat Aceh untuk tidak memakai narkoba, karena menurutnya selain tidak bermanfaat, narkoba juga akan merusak saraf yang ada di otak, sehingga hilangnya kekuatan untuk berpikir.

“Kita lihat sejarah yaa, bagaimana perang candu antara Inggris untuk dia bisa kuasai China,Thiongkok. Itu Perang candu pada abad ke-18, itu jadi pelajaran untuk kita ajarkan kepada anak kita, anak-anak didik kami di universitas. Jadi candu itu, narkoba itu sangat berbahaya, akan merusak sistem saraf dan juga melemahkan kita,” pungkasnya.[mu]