Rektor USK Optimis Harga Minyak Nilam Tetap di Atas Rp1,5 Juta
Menurut Marwan, penurunan atau peningkatan harga minyak nilam lazim terjadi tiap tahunnya. Hal ini dipengaruhi banyak hal, antara lain oleh permintaan pasar, kapasitas produksi, dan beberapa faktor lainnya.
BANDA ACEH, READERS - Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) Prof Dr Marwan menyampaikan harga minyak nilam diprediksi akan tetap stabil di atas Rp1,5 juta per kilogram di masa akan datang.
Pernyataan ini menjawab wartawan READERS.ID, Sabtu (22/2/2025), yang merespon flukfuasi harga minyak nilam yang kembali mencuat menjelang bulan Ramadhan dan banyak bermunculan di media sosial.
Menurut Marwan, penurunan atau peningkatan harga minyak nilam lazim terjadi tiap tahunnya. Hal ini dipengaruhi banyak hal, antara lain oleh permintaan pasar, kapasitas produksi, dan beberapa faktor lainnya.
"Sejauh ini, informasi yang kita terima dari mitra USK di Perancis, tidak ada penurunan permintaan minyak nilam. Permintaan stabil dan cenderung meningkat," sebut Rektor.
"Kita berharap ini hanya fluktuasi sesaat karena menjelang bulan puasa. Kita yakin, harga minyak nilam akan kembali normal di atas Rp 1,5 juta per kg setelah Ramadhan dan Idul Fitri," tambahnya.
Hal senada disampaikan Ketua ARC-PUIPT Nilam Universitas Syiah Kuala, Syaifullah Muhammad.
Dia menyatakan, sejauh pantauan yang dilakukan ARC-PUIPT Nilam Aceh USK, tidak ada penurunan permintaan dari buyer internasional khususnya dari mitra Perancis ARC, sehingga harga juga harusnya tetap baik.
"Tadi saya telpon mitra kita di Paris. Menurut mereka buyer fleksibel dengan harga nilam saat ini. Buyer akan menyesuaikan harga sesuai kesepakatan," ujar Syaifullah.
Peningkatan produksi minyak nilam khususnya di Aceh juga berada pada volume yang wajar.
"Mitra kita di Perancis malah minta peningkatan produksi dengan penambahan lahan 300 ha lagi masih sangat visible dengan kebutuhan minyak nilam saat ini yang masih tinggi," sebutnya.
Selain ekspor, minyak nilam khususnya Aceh juga terserap dalam proses hilirisasi produk turunan nilam oleh ARC USK dan beberapa mitra industri dalam negeri.
Syaifullah berharap, harga minyak nilam akan kembali stabil pasca Ramadhan dan Idul Fitri.
Bagi yang bisa menahan, Syaifullah menyarankan agar menyimpan dulu minyak nilam hingga situasi tepat untuk dijual.
Para pengumpul dan eksportir baiknya tetap menampung minyak nilam rakyat, saran dia, terutama untuk petani nilam yang butuh uang menyambut Ramadhan dan Idul Fitri.
Dalam wawancara bersama READERS.ID, disela-sela tugasnya di Bali, Syaifullah menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi, peneliti, eksportir dan petani untuk mencapai tujuan tersebut.
"Kualitas minyak nilam dari Aceh telah diakui di pasar internasional dan kami percaya bahwa dengan peningkatan kualitas produksi serta strategi pemasaran yang tepat, harga minyak nilam akan tetap kompetitif," katanya.
Dampak Ekonomi
Sementara itu Rektor menambahkan, pentingnya meningkatkan kualitas produk melalui teknologi dan pelatihan bagi petani.
Dalam pendampingan kepada petani, para ahli di bidang pertanian dan ekonomi yang dimiliki USK menjaga dan mendukung pemerintah untuk memahami teknik budidaya yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
"Kami berkomitmen untuk mendukung petani agar dapat memproduksi minyak nilam berkualitas tinggi, yang tidak hanya akan meningkatkan pendapatan mereka, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan," tambah Prof Marwan
Harga minyak nilam yang stabil diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal.
Menurut data, sektor minyak nilam menyerap banyak tenaga kerja dan berkontribusi signifikan terhadap pendapatan masyarakat di Aceh.
Rektor berharap para petani dapat memanfaatkan peluang ini untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
"Kami percaya bahwa dengan kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, masa depan minyak nilam Aceh akan semakin cerah," tutup Prof Marwan.
Dukungan Penelitian
Syaifullah menjelaskan penelitian yang dilakukan ARC USK selama ini menunjukkan potensi besar minyak nilam Aceh dalam memenuhi permintaan global.
"Kami telah melakukan berbagai studi mengenai kualitas dan manfaat minyak nilam, dan hasilnya sangat menjanjikan. Dengan dukungan penelitian yang terus menerus, kami yakin kualitas minyak nilam kita dapat bersaing di pasar internasional," ungkapnya.
Ketua ARC USK itu juga menyoroti pentingnya inovasi dalam proses produksi.
"Kami mendorong petani untuk mengadopsi teknologi terbaru dalam budidaya dan pengolahan minyak nilam. Inovasi ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas, tetapi juga efisiensi produksi," tambahnya.
Syaifullah mengajak semua pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta, untuk berkolaborasi dalam pengembangan industri minyak nilam.
"Keberlanjutan industri ini sangat bergantung pada kerja sama antara petani, akademisi, dan industri. Kami perlu membangun jaringan yang kuat untuk mempromosikan produk lokal dan menjaga keberlangsungan ekonomi masyarakat," pungkasnya.[]
Editor: M. Nur