RSUZA Kewalahan Merawat Pasien Covid-19

Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) melalukan inspeksi mendadak (sidak) ke Ruang Pinere Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) di Banda Aceh, Sabtu (24/4/2021). Foto IST
Penulis:

Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) melalukan inspeksi mendadak (sidak) ke Ruang Pinere Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) di Banda Aceh, Sabtu (24/4/2021).

"Sidak ini dilakukan terkait meningkatnya kasus Covid-19 di Aceh," kata Ketua Komisi V DPRA, M Rizal Falevi Kirani.

Selain M Rizal Falevi Kirani, anggota legislatif membidangi kesehatan lainnya yang ikut dalam sidak yakni sekretaris komisi, Iskandar Usman Al-Farlaky serta anggota Tarmizi, Ansari Muhammad, dan Muslim Syamsuddin.

Tiba di RSUZA, Komisi V DPRA langsung sidak ke Ruang Pinere tempat dirawatnya pasien Covid-19 di Aceh menggoreksi informasi terkait pelayanan yang diberikan.

Berdasarkan laporan petugas bahwa untuk saat ini jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di Ruang Pinere yaitu 34 orang pasien rata-rata berasal dari luar Banda Aceh.

Kepala Ruang Rawat Pinere mengatakan, saat ini mereka kekurangan tenaga kesehatan dan mengaku kewalahan jika jumlah pasien terus bertambah setiap harinya dikarena untuk merawat 34 pasien hanya 4 orang perawat per sif yang bersiap.

Selain itu, mereka juga mengaku kekurangan beberapa alat untuk digunakan untuk pasien covid-19, seperti: CCTV 18 unit, papan grafik 1 buah, sentral monitor 2 unit, USG portable 1 unit, Xray 1 unit serta monitor dinding (Nihon) 10 unit.

Alat-alat tersebut dikatakan sangat dibutuhkan guna memantau berbagai kondisi sinyal tubuh pada pasien dan digunakan untuk mengukur saturasi oksigen dalam darah serta denyut nadi pada pasien yang menderita Covid-19.

Usai melakukan sidak, Ketua Komisi V DPR Aceh meminta kepada Pemerintah Aceh maupun Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 di Aceh supaya serius dalam memutus mata rantai virus corona di Aceh.

"Bukan hanya beretorika tetapi nihil dalam bekerja dalam memutus mata rantai, mengingat ini sudah tahun kedua kita hadapi kasus yang sama," ujar M Rizal.

Ia menilai Pemerintah Aceh belum memiliki kesiapan yang matang dan terkesan jalan di tempat dalam mengantisipasi kemungkinan peningkatan kasus dalam jumlah signifikan kedepan.

"Mirisnya lagi besarnya anggaran refocussing tahun 2020 dibawa ke mana?" Tanyanya.

Dalam kesempatan ini, Komisi V DPRA mendengar langsung para tenaga kesehatan (nakes) merasa lelah dalam jerih atau intesif terhadap nakes belum juga tuntas diselesaikan oleh pemerintah.

"Belum lagi perawat sangat kurang, kita harap kepada Pemrintah Aceh dan ketua gugus tugas lebih serius," tegas M Rizal.[]