Sambut HUT RI ke -77, Dinas Pariwisata Gelar Festival Seni Budaya

“Festival seni budaya kali ini mengangkat tema yang selaras dengan tema kemerdekaan Republik Indonesia yaitu ‘Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat dengan Seni Budaya’ dengan harapan agar Festival kali ini dapat memulihkan semangat masyarakat Gayo Lues setelah dua tahun dilanda pandemi,” kata Irsan.

Wakil Bupati Gayo Lues H Said Sani membuka kegiatan festival seni dan budaya Gayo Lues tahun 2022 di Bale Musara pada Rabu (10/9/2022). (Foto: Humas Gayo Lues) (Ist.)
Penulis:

BLANGKEJEREN, READERS – Wakil Bupati Gayo Lues H Said Sani membuka kegiatan festival seni dan budaya Gayo Lues tahun 2022 di Bale Musara pada Rabu (10/9/2022). Hadir dalam pembukaan kegiatan hari ini Forkopimda, Kepala SKPK, Para Kabag, Para Camat dan pegiat Seni Budaya lainnya.

Said Sani menyampaikan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam kebudayaan dari Sabang hingga Merauke. 

Ia mengatakan, budaya merupakan peninggalan dari nenek moyang yang semestinya pasti akan diturunkan kepada generasinya sebagai generasi penerus agar budaya itu tidak punah, akan tetapi dalam kenyataannya banyak sekali generasi muda yang kurang peduli dengan budaya peninggalan nenek moyang tersebut. 

“Untuk itu perlu diadakannya sosialisasi tentang betapa pentingnya melestarikan nilai-nilai budaya di dalam suatu masyarakat agar budaya yang kita miliki ini tidak punah,” kata Said Sani, dalam keterangan rilis yang diterima READERS.ID, Kamis (11/8/2022).

Kita mesti berbangga, lanjutnya, karena warisan seni budaya leluhur kita telah diakui dan menjadi kebanggaan masyarakat dunia, dimana hal ini dibuktikan dengan keberadaan Tari Saman sebagai salah satu warisan dunia tak benda yang ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 2013 yang lalu. 

Wakil Bupati Gayo Lues H Said Sani saat menghadiri kegiatan Festival Seni dan Budaya di Kabupaten Gayo Lues. (Foto: Ist.)

Demikian juga Tari Bines yang juga telah di jadikan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan RI pada 20 Oktober 2015 lalu.

“Tentu kesemua itu adalah anugerah yang terindah di karuniakan Allah Swt kepada kita, melalui para leluhur kita, muyang endatu kita, mewariskan kita seni dan budaya yang sangat agung bagi kita semua,” sebutnya.

Lebih lanjut Said menuturkan bahwa tidak berlebihan jika kita menyatakan bahwa, ume sebujang Gayo gerale ike gere pane besaman, ume beru Gayo gerale ike gere pane bebines (bukanlah ia seorang bujang Gayo Lues kalau tak bisa bersaman. Bukan pula ia seorang beru Gayo Lues kalau tak bisa berbines).

"Apa maksud saya berbicara hal ini di hadapan masyarakat tidak lain adalah saya ingin mengajak masyarakat untuk terus bersemangat di dalam menjaga dan dan melestarikan seni budaya sehingga seni budaya kita tetap eksis di tempat lahirnya, jangan sampai punah dan justru tumbuh subur di tempat lain, maka saya mengajak seluruh jajaran pemerintah di Kabupaten Gayo Lues sampai ditingkat kecamatan untuk berupaya membangkitkan semangat masyarakat untuk mempertahankan khazanah seni budaya kita," tegasnya. 

Said Sani juga menyampaikan bahwa dengan alasan itu pula dirinya mengapresiasi acara Festival Seni Dan Budaya yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata yang tujuannya tiada lain untuk menjaga eksistensi seni budaya sebagai identitas dan jati diri. 

Disamping itu juga untuk mempromosikan potensi daerah, menggairahkan perekonomian, menghibur masyarakat yang pada akhirnya dapat memberikan kesejahteraan untuk kita semua, “saya juga ingin mengajak masyarakat untuk melihat bagaimana strategi leluhur kita untuk melestarikan seni budaya dengan menggelar upacara yang melibatkan seni budaya sebagai salah satu hal yang wajib untuk di gelar,” ujarnya.

Kita sadar bahwa tanpa bantuan masyarakat tentu kita tidak bisa berbuat banyak untuk membangun daerah, kebersamaan sangatlah penting dikedepankan agar kita dapat membangun daerah lebih baik dan maju, oleh karenanya melalui kesempatan yang baik ini saya mengajak masyarakat agar ke depan kita bergandengan tangan untuk bersama membangun daerah.

Melalui kegiatan itu, Said berharap kegiatan Festival Seni Budaya Gayo Lues, selain bertujuan untuk memeriahkan HUT kemerdekaan RI ke-77, juga dapat menjadi media untuk membangun animo generasi muda dalam menggali, mengenali dan memahami nilai nilai budaya tradisi Gayo Lues yang sarat dengan kearifan dan tata nilai yang khas. 

Said juga ingin menitipkan harapan kepada dinas pariwisata, bahwa pelaksanaan festival seni budaya Gayo Lues ini jangan hanya dilaksanakan sebagai kegiatan seremoni belaka sebagai rangkaian memperingati hari ulang tahun kemerdekaan RI, tetapi hendaknya sebagai bahan evaluasi terutama dalam hal sasaran dan manfaat yang ingin dicapai kedepannya. 

“Bentuk evaluasi itu dapat dilakukan dengan melihat indikator seberapa banyak jenis kesenian tradisi dan permainan rakyat yang telah punah dapat dilestarikan melalui festival budaya berikutnya.  Demikian pula halnya seberapa banyak tingkat partisipasi  organisasi kesenian dalam melestarikan nilai-nilai tradisi  melalui festival budaya," tutupnya.

Sementara itu Kadis Pariwisata Kabupaten Gayo Lues, Irsan Firdaus, SH.,M.AP dalam laporannya menyampaikan bahwa Festival Seni Budaya ini merupakan Festival rutin yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Gayo Lues. Namun sejak 2020 dan 2021 terpaksa ditiadakan karena Pandemi COVID-19.

“Festival seni budaya kali ini mengangkat tema yang selaras dengan tema kemerdekaan Republik Indonesia yaitu ‘Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat dengan Seni Budaya’ dengan harapan agar Festival kali ini dapat memulihkan semangat masyarakat Gayo Lues setelah dua tahun dilanda pandemi,” kata Irsan.

Lebih lanjut Irsan mengatakan bahwa kegiatan Festival Seni Budaya ini dilaksanakan dengan anggaran Dana Otonomi Khusus Aceh bekerjasama dengan pihak ketiga. Event ini berlangsung selama enam hari sejak Rabu- Senin, 10-15 Agustus 2022.

Irsan juga menyebutkan bahwa kegiatan festival tersebut dibalut dengan enam kompetisi yaitu, 1. Kompetisi Saman yang diikuti oleh 17 Group; 2. Kompetisi Bines yang diikuti oleh 16 Group; 3. Kompetisi Nesek yang diikuti oleh 10 peserta.

Kemudian, 4. Kompetisi Pongot yang diikuti oleh 17 peserta; 5. Kompetisi Didong Alo yang diikuti oleh 8 Group; 6. Kompetisi Melenkan yang diikuti oleh 16 peserta. Setiap kompetisi dalam festival ini dinilai oleh tiga orang juri yang kompeten dibidangnya. Hasil penilaian akan diumumkan diakhir perlombaan.

Sumber: Humas Gayo Lues