Sisi Menarik Sungai Krueng Aceh

Wisata Sungai Krueng Aceh. (Ist.)
Penulis:

Potensi perkembangan dan kemajuan wisata terus digeliatkan oleh Pemerintah Indonesia guna membangun sektor ekonomi melalui destinasi wisata.

Tidak hanya itu, kehadiran wisata di Indonesia diharapkan menjadi semangat dalam membangkitkan ekonomi masyarakat Indonesia, tak terkecuali di Aceh.

Aceh sebagai wilayah yang ada di daerah barat Sumatera juga tentu tidak lepas dari dorongan dalam pengembangan potensi wisata untuk tujuan peningkatan ekonomi.

Dari itu Pemerintah Aceh terus melakukan upaya dalam mengembangkan potensi wisata baik melalui wisata alam di daerah-daerah maupun di pusat kota.

Di Ibu Kota Banda Aceh, terdapat salah satu potensi wisata yang cukup menarik dan menambah keindahan Kota Banda Aceh itu sendiri. Kehadiran wisata ini menjadi nilait plus baik bagi keberadaan Kota Banda Aceh sebagai kota yang harmoni.

Sungai Krueng Aceh tidak lepas dari perhatian pemerintah Kota Banda Aceh untuk dijadikan sumber wisata dan mendorong peningkatan ekonomi Kota Banda Aceh.

Wisata Taman Sungai Krueng Aceh ini terus dimodifikasi sedemikian mungkin untuk menarik minat wisatawan lokal. Selama ini, Sungai Krueng Aceh menjadi tempat primadona bagi masyarakat yang menikmati sore dan pagi hari, seperti di depan mapolresta Banda Aceh.

Walau demikian, kini di era sungai ini pemerintah terus membangun peningkatan dari sektor ekonimi dengan membangun wisata kuliner. Terdapat beberapa tempat yang menyajikan kuliner sembari menikmati indahnya Sungai Krueng Aceh.

Sekilas Sungai Krueng Ache, memang menjadi tempat yang cukup menarik untuk dijadikan sebagai tempat rekreasi sore. Meskipun hanya meluangkan waktu hanya untuk duduk santai, membuang penat atau sekadar tempat untuk membaca buku. 

Untuk lokasi Sungai Krueng Aceh ini tidak jauh dari masjid Baiturrahman, wisata ini dapat dijangkau dengan berjalan kaki dari masjid kebanggan orang Aceh ini. Kita akan dihadapkan dengan sungai sepanjang 10 kilometer yang bermuara di Gampong Pande, Kutaraja Banda Aceh. 

Disisi lain, tempat tersebut bisa menjadi tempat inspirasi dalam berkarya atau untuk sekedar menghibur diri dengan memandangi area sungai dan juga bangunan di sekelilingnya. 

Pohon-pohon juga tampak mendukung memberi keademan saat pagi hari. Hiasan itu tidak hanya satu, melainkan sepanjang area wisata Krueng Aceh yang bermuara di Gampong pertama di Kutaraja ini. 

Salah seorang wisatawan Sirajul Ma’hadi mengatakan, tempat tersebut cukup aman dan menarik untuk dijadikan tempat berkumpul bareng teman.

“Tempatnya menarik, cocok untuk rekrasi keluarga,” kata Rajul, Selasa (22/11/2022).

Rajul menambahkan bahwa tempat tersebut juga cukup tenang dan indah jika ditemani dengan membaca buku dan sambil bercerita dengan teman atau bareng keluarga. 

Walau demikian, ia memandang bahwa masih ada kekurangan yang kedepan menjadi PR sekaligus prioritas pemerintah Kota Banda Aceh sehingga menjadi lebih menarik dari yang sebelumnya.

“Biasanya akan ramai kalau ada penjualan makanan, karena sudah pasti jajan, pemerintah harus bersih, agar tidak bau amis. Parkir, dan orang akan berpikir singgah kalau tidak ada parkir tentu tidak ada,” tambahnya.

Ia juga menilai bahwa kebersihan di sekitar sungai cukup penting sebagai upaya penguatan pertimbangan wisatawan sehingga menjadi keindahan dan keunikan Kota Banda Aceh ke depannya.

Tak hanya itu saja, untuk membuat film dokumenter atau membuat film juga cocok di sana. Karena di dukung nuansanya yang berada di sungai. Jarang-jarang wisata yang dapat ditemui dengan aliran sungai di tengah-tengah kota. 

Pun demikian, wisata tersebut perlu perawatan serta pelestarian yang lebih menarik lagi (serius) agar semakin menambah ketertarikan wisatawan khususnya pada polesan keindahan alamnya. 

Dengan begitu, tentu akan menarik lebih banyak pengunjung Misalnya dengan melakukan upgrade ulang warna yang barangkali sudah memudar. Menjaga aliran sungai dari liarnya sampah-sampah yang dibuang masyarakat. 

Pun demikian, sebagai masyarakat juga mesti memahami dan kerjasama untuk membuang sampah sesuai tempat dan jenisnya. Dengan begitu, pelan-pelan Kota Banda Aceh akan tampak indah dari berkeliarnya sampah-sampah. 

Sekilas Pembangunan Wisata Kreung Aceh Dilansir dari Kompas.com, wisata satu ini dibangun oleh Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke ibu kota Aceh. Hal itu dinilai karena Krueng Aceh memiliki nilai historis dan berada di pusat Kota Banda Aceh. Sungai ini membelah Kota Banda Aceh menjadi dua bagian, utara dan selatan. 

Panjang sungai tersebut di Kota Banda Aceh hingga perbatasan Kabupaten Aceh Besar mencapai 10 kilometer.  Sungai tersebut bermuara di Gampong (desa) Pande, Kecamatan Kutaraja, Kota Banda Aceh. Gampong ini merupakan pemukiman penduduk pertama di Banda Aceh yang dibangun Sultan Alaidin Johansyah pada pada 22 April 1205 H.  

Di masa jabatan alm. Mawardy Nurdin, untuk menikmati wisata tersebut Pemkot pun mengadakan dua kapal untuk menjelajahi sungai itu. Untuk menambah keindahan Krueng Aceh, dibangun empat. Namun sayang, kapal tersebut sudah karam dan tidak lagi nampak batang bekasnya lantaran tidak lagi di rawat selama beberapa tahun lamanya.

Dua dibangun oleh Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias pada 2007, dan dua lagi dari pemerintah provinsi Aceh. Aceh Terus Tingkatkan Sektor Ekonomi Melalui Pariwisata Sejak mulai menghilangnya Pandemi COVID-19, ekonomi Aceh pun kian terus diperbaiki.

Pemerintah Aceh berupaya untuk menstabil ulang hasil pendapatan ekonomi Aceh melalui Pariwisata. Dari itu, Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh terus berupaya untuk mendongkrak peningkatan sektor ekonomi Aceh dengan merancang beragam event di 2022 ini. 

Mendukung sektor tersebut, selama tahun 2022 ini, Disbudpar Aceh melaksanakan 101 program dengan beragam kegiatan yang berlangsung di berbagai daerah di 23 Kabupaten/Kota di Aceh. Pun demikian, sektor pariwisata di sejumlah tempat juga masih membutuhkan perhatian penuh dari beberapa kalangan, salah satunya Wisata Krueng Aceh di Kota Banda Aceh.