Syaifullah Muhammad Terima Indonesia Innovator Lecture Award 2024

Dr Ir Syaifullah Muhammad ST MEng, saat menerima penghargaan Indonesia Innovator Lecture Award 2024 dari BRIN, di Cibinong, Bogor, Minggu (11/8/2024). (Foto: for READERS.ID)
Penulis:

CIBINONG, READERS - Kepala Atsiri Research Center (ARC) Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUIPT) Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala (USK), Dr Ir Syaifullah Muhammad ST MEng, mendapatkan penghargaan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia.

Medali Indonesia Innovator Lecture Award 2024 kepada Syaifullah diserahkan langsung oleh Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, di Cibinong, Bogor, Minggu (11/8/2024).

Sebelum menerima medali, Syaifullah memberikan kuliah umum yang memukau di hadapan ratusan peneliti dan pelaku industri berbasis riset yang hadir dalam rangka kegiatan Indonesia Research and Innovation (InaRi) Expo 2024.

Di hadapan insan riset dan didampingi oleh Rektor USK, Prof Dr Marwan, Syaifullah memaparkan bagaimana lahirnya ARC dan perjalanan panjang menjalankan program nilam bagi rakyat.

Dr Syaifullah Muhammad, didampingi Rektor USK Prof Dr Marwan, menerima Indonesia Innovator Lecture Award 2024 dari BRIN.

Konsistensi dan tidak kenal menyerah membawa ARC USK jauh melangkah membantu petani dan menumbuhkan kembali semangat para pihak membangkitkan masa kejayaan nilam di Aceh.

Syaifullah dikenal sebagai sosok rendah hati dan pekerja keras. Ia memimpin ARC-USK dan Pusat Bisnis USK dengan pantang menyerah, selalu berupaya mencari jalan keluar dan sejuta peluang.

Dosen Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik USK ini juga pemegang 25 Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) terkait penelitian nilam.

Beberapa HAKI tersebut telah dikomersialisasikan oleh beberapa perusahaan, seperti Koperasi Inovasi Nilam Aceh (Inovac), PT Focusindo Cileungsi Bogor, PT Biona Ceudah Rupa, dan PT U Green Aromatics Internasional. 

Kepada Readers.ID, Syaifullah mengatakan bersyukur atas anugerah yang ia terima. 

“Saya berterimaksih kepada BRIN yang memberikan kepercayaan kepada saya menerima anugerah ini. Ini hadiah istimewa kepada USK tempat saya mengabdi, dan semua peneliti ARC yang memberikan kepercayaan kepada saya untuk membangun ARC."

“Penghargaan ini bukti bahwa kerja bersama untuk kepentingan orang banyak akan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Penghargaan ini didedikasikan untuk semua pengurus ARC yang terus konsisten memberikan kerja terbaiknya bagi industri nilam khususnya di Aceh,” kata Syaifullah.

“Semoga ARC USK semakin mendunia dan semakin bermanfaat untuk rakyat,” ucapnya lagi.

Sementara itu Rektor USK Prof Dr Marwan yang juga hadir memberikan dukungan, menegaskan USK semata-mata ingin menggerakkan ekonomi Aceh dan mengangkat kesejahteraan petani nilam. 

Kehadiran ARC USK menurut Prof Marwan sama sekali bukan untuk memonopoli pasar nilam. "Tidak pernah terbesit sedikitpun untuk memonopoli pasar nilam," imbuhnya.

Dalam perjalanannya, ungkap Prof Marwan, kehadiran ARC USK senantiasa berusaha menjaga kestabilan harga pasar nilam dengan mempertimbangkan ekosistem usaha yang sehat untuk semua stakeholders mulai petani, penyuling, pengumpul hingga eksportir.

Dia menyadari semakin tinggi tumbuh-kembang ARC USK, maka tantangan yang dihadapi semakin banyak. 

Untuk itu, Prof Marwan mengajak semua insan nilam di USK dan Aceh, beserta mitra untuk terus berinovasi, serta tahan banting dalam setiap dinamika. 

"Apalagi ketika USK masuk ke dunia bisnis, ujiannya makin banyak," katanya.

Rektor USK menerangkan, sejak berdiri pada tahun 2016, kebersamaan menjadi modal terbaik bagi ARC dalam berkontribusi, hingga sampai ke titik mampu mengekspor nilam Aceh ke sejumlah negara.

Marwan menyatakan nilam Aceh telah berkontribusi bagi peningkatan ekonomi Aceh. Sebelumnya dari 4 kab/kota yang menanam nilam, kini sudah ada 17 kabupaten kembali menanam nilam. 

"Kini kita tidak lagi bicara tentang masa lalu nilam Aceh, tapi bicara tentang masa depan,” ungkapnya.

Masa lalu nilam adalah minyak mentah nilam yang disuling dari daun dan seluruhnya diekspor dengan berharap harga setinggi-tingginya. 

Tapi masa depan nilam Aceh adalah hilirisasi menjadi produk inovasi turunan nilam yang memiliki nilai tambah tinggi tapi tetap memperhatikan kebutuhan ekspor untuk devisa negara.

Rektor Marwan berharap penghargaan yang diraih Syaifullah Muhammad dapat menjadi penyemangat untuk terus memajukan masa depan nilam Aceh.[]

Editor: M. Nur