Taatnya Nabiyullah Ibrahim dan IsmailĀ 

Kisah ini merupakan kisah tauladan dari nabi dan rasul pilihan Allah Swt. Seperti apakah kisahnya?

Taatnya Nabiyullah Ibrahim dan Ismail (FOTO: The Asian Parent).
Penulis:

Kisah Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s menjadi pelajaran penting bagi umat muslim sedunia. Kisah ini menjadi suri teladan kedua setelah kisah Nabi Muhammad Saw.

Kisah kedua Nabiyullah ini akan terus dipancarkan sinarnya oleh hamba Allah Swt di permukaan bumi dengan mengagungkan hari kurban pada setiap hari besar islam di Idul Adha. 

Dalam konteks pendidikan, ayat ini sebagai contoh teladan penting dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam rumah tangga. Bagi pendidik, maka dapat melahirkan generasi emas yang taat dan takwa terhadap agama dan perintah Allah Swt. 

Dalam Al-Qur’an, kisah ini diabadikan serta di sampaikan di 25 surat dan dibahas dalam 186 ayat, termasuk Surat As-Shaffat.

Mengenal sosok nabiyullah ini, Nabi Ibrahim memiliki sifat yang sabar, teguh pada pendirian dan takwa. Dalam kehidupan yang fana ini, Nabi Ibrahim berhasil mencetak generasi yang begitu patuh, tunduk, sholeh, dan sabar, bukan hanya pada dirinya sendiri melainkan kepada Allah Swt. 

Atas keteguhan hati dan mentaati perintah Allah Swt. Nabi Ibrahim pun diuji oleh Allah seberapa besarkah ketaatan dan ketakwaan yang dimilikinya selama ini. 

Suatu saat Allah memberikan tugas kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya sendiri Nabi Ismail. Ismail merupakan anak yang paling dicintai dan satu-satunya anak dari rahim Siti Hajar.

Tugas dan perintah tersebut adalah untuk menyembelih Nabi Ismail. Tugas penyembelihan itu Allah sampaikan melalui mimpi Ibrahim. Mimpi itu datang beberapa kali kepada Ibrahim untuk terus mendorongnya menyembelih putra satu-satunya.

Rasulullah Saw mengatakan bahwa mimpi seorang nabi merupakan wahyu dari Allah Swt.  Ibrahim pun menanyakan perintah tersebut kepada Ismail.

Hingga suatu saat setelah ibrahim bisa berjalan dan bepergian, Ibrahim menyampaikan maksud Allah kepada Ismail. Perintah itu Ibrahim sampaikan saat ditengah-tengah perjalanan. 

Nabi Ibrahim berhenti sejenak dan mengabarkan kepada Ismail bahwa Allah menginginkan Ismail dengan cara melakukan penyembelihan dirinya Ismail. 

Mendengar pernyataan sang ayah, lantas Ismail pun menjawab dengan patuh dan taat bahwa dirinya (Ismail) siap di sembelih. Ismail ikhlas dan rela demi menjalankan perintah dan agama Allah Swt. Mimpi ini kemudian diabadikan dalam surat As-Shaffat ayat 102.

Artinya: “Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

Editor: Redaksi