USK Kukuhkan Tiga Profesor Baru

Kepakaran ketiga profesor baru ini juga sangat penting bagi kemashalatan ummat. Prof. Faisal misalnya. Dalam risetnya, membuat bagaimana agar proses investasi berjalan sehat, sehingga bisa berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi negara. Ia mengkaji bagaimana mencari cara untuk mengontrol konflik keagenan yang sering terjadi pada perusahaan publik.

Universitas Syiah Kuala (USK) kembali mengukuhkan tiga profesor baru yakni Prof. Dr. Faisal, SE., M.Si., MA, Prof. Dr. Rusli Yusuf, M.Pd, dan Prof. Dr. Ir. Hammam Riza Yusuf, M.Sc. Sidang dipimpin oleh Ketua Senat, Prof. Dr. Ir.  Abubakar, MS , dilaksanakan secara daring dan luring dari Gedung AAC Dayan Dawood, Senin (21/2/2022).

Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., IPU., ASEAN.Eng dalam sambutannya mengatakan, pengukuhan kali ini terasa istimewa karena merupakan pengukuhan terakhir yang ia hadiri sebagai Rektor USK.

Ia mengaku bersyukur karena laju pertumbuhan profesor di USK masih relatif terjaga. Bahkan cenderung meningkat dalam dua tahun terakhir. Hingga saat ini USK sudah memiliki 105 orang profesor.

Rektor mengakui, jumlah tersebut masih relatif kecil karena baru 6,8% dari jumlah dosen USK yang mencapai 1.543 orang. Namun demikian, Rektor optimis jumlah profesor USK akan meningkat. Sebab saat ini jumlah dosen USK yang relatif muda, bergelar doktor serta memiliki jabatan fungsional kepala terbilang cukup banyak.

“Saat ini USK memiliki 418 orang dosen yang berjabatan lektor kepala. Jadi kita optimis, mereka bisa segera mencapai gelar profesornya,” ucap Rektor.

Dalam sambutannya, Rektor menilai  kepakaran ketiga profesor baru ini juga sangat penting bagi kemashalatan ummat. Prof. Faisal misalnya. Dalam risetnya, membuat bagaimana agar proses investasi berjalan sehat, sehingga bisa berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi negara. Ia mengkaji bagaimana mencari cara untuk mengontrol konflik keagenan yang sering terjadi pada perusahaan publik.

“Kajian yang dilakukan Prof. Faisal sangat penting, mengingat studi governance tentang konflik keagenan masih relatif sedikit, dan belum menghasilkan kesimpulan yang benar-benar konkrit,” ucap Rektor.

Demikian pula halnya dengan kepakaran Prof. Rusli yang mengkaji bagaiman cara untuk mengontrol prilaku manusia agar mencintai lingkungan. Mengingat saat ini dunia mengalami krisis lingkungan yang sangat serius.  

Selain faktor teknis-alamiah, penyebab kerusakan lingkungan hidup ternyata adalah perilaku manusia, yang memperlakukan lingkungan tidak baik, jauh dari tatanan konsensus dan etika, serta sifat antroposentris yang hampir tidak terkontrol.

Prof. Rusli menilai perlu diterapkannya pendidikan kewarganegaraan yang khusus mengkaji isu lingkungan, yaitu pendidikan kewarganegaraan lingkungan. Ilmu ini dapat menjadi instrumen internalisasi untuk menumbuhkan serta meningkatkan kesadaran warga negara terhadap lingkungan.

“Penelitian Prof. Rusli bisa menjadi acuan pemerintah dalam membangun sistem pendidikan, yang bukan hanya berfokus pada pemahaman keilmuan, tetapi juga dalam bentuk perilaku terutama yang terhubung dengan isu lingkungan,” ucap Rektor.

Selanjutnya, kepakaran Prof. Hammam pada bidang kecerdasan buatan sangat penting untuk pengembangan teknologi di Indonesia. Mengingat teknologi berkembang sangat pesat dan memberi pengaruh yang besar bagi dunia.

Beruntungnya, USK memiliki sejumlah pakar di bidang ini dan salah satunya pakar teknologi informasi yaitu Prof. Hamam, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Prof. Hammam memfokuskan kajiannya tentang penerapan kecerdasan artifisial pada berbagai bidang sejak tiga dekade lalu. Beberapa hasil kajiannya sudah diterapkan dengan memanfaatkan kecerdasan artifisial dalam pemrosesan bahasa alami atau natural language processing, dalam penerjemahan mesin atau machine translation, dalam pengenalan wicara atau speech recognition, dalam upaya reduksi risiko bencana, hingga inovasi teknologi kecerdasan artifisial untuk penanggulangan COVID-19 dan isu kesehatan secara keseluruhan.

“Prof. Hammam mengamati bahwa teknologi kecerdasan artifisial benar-benar terbukti dapat berperan signifikan dalam mengatasi berbagai persoalan di setiap aspek,” ucap Rektor.

Kehadiran profesor baru di lingkungan USK sejatinya menambah deretan kepakaran dalam ilmu pengetahuan dan membuat USK semakin berkontribusi bagi pembangunan dunia pendidikan di perguruan tinggi yang ada di Indonesia, serta dunia.

Selamat dan sukses, Profesor.