Warga Lampung Pernah ke Aceh Jaya, Cari Anggota Brimob Korban Tsunami
Warga Lampung pada tahun 2016 silam dikabarkan pernah mencari seorang pria bernama Zainal Abidin di Kabupaten Aceh Jaya, khususnya di Gampong Fajar Kecamatan Sampoiniet.
Mereka mengaku jika salah seorang keluarga mereka yang berprofesi sebagai anggota brimob dinyatakan hilang ketika gempa dan tsunami melanda Aceh 2004 lalu.
“Lebih kurang pada tahun 2016, ada datang tamu dari luar menanyakan mencari keluarganya yang hilang terkena tsunami, namanya Zainal Abidin,” kata Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Sampoiniet, Inspektur Dua Polisi (Ipda) Wahyudi, pada Jumat (19/3/2021).
Meski telah bertanya kepada warga setempat hingga menyebarkan selebaran, namun keluarga yang datang dari Lampung tersebut tidak menemukan Zainal Abidin. Sedangkan warga pun tak mengenal pria yang dicari.
Alasan mereka rela melakukan pencarian sampai ke Aceh, dikarenakan orang tua dari Zainal Abidin sempat bermimpi bahwa anaknya masih hidup dan berada di Kabupaten Aceh Jaya.
“Orang tuanya bermimpi bahwasannya anaknya itu masih hidup dan anaknya terluntang-lantung di daerah sini,” ungkapnya menceritakan.
Wahyudi menduga pencarian keluarga asal Lampung itu memiliki keterkaitan dengan kasus Asep, anggota Brimob Resimen II Kedung Halang Bogor yang dinyatakan hilang dalam peristiwa gempa dan tsunami melanda Aceh pada 26 Desember 2004 lalu.
Sebab, kisah anggota yang tergabung dalam pasukan Bantuan Keamanan Operasional (BKO) ke Kepolisian Daerah (Polda) Aceh sebelum tsunami tersebut, belakangan diduga adalah pasien yang kini menjalani perawatan psikis di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh, di Kota Banda Aceh, bernama Zainal Abidin.
Selain itu, personel berpangkat Ajun Brigadir Polisi (Abrip) dengan lulusan Sekolah Tamtama Kepolisian Republik Indonesia tahun 1999/2000 tersebut kabarnya juga berasal dari Provinsi Lampung.
Ketidaktahuan warga dan keuchik (kepala desa) Gampong Fajar kala itu mengenai pria bernama Zainal Abidin bisa dimaklumi. Karena orang pertama mengantarkan Zainal Abidin ke rumah sakit jiwa adalah keuchik yang berbeda dan sudah meninggal dunia.
“Jadi tidak menyambung dengan keuchik yang baru ini, --dia-- belum tahu bahwasanya Zainal Abidin ini dikirim oleh keuchik Gampong Fajar yang sebelumnya,” ujar Wahyudi.