Penurunan Angka Stunting
Akibat Stunting Kerugian Tembus Rp 450 Triliun
Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyebut kerugian akibat stunting bisa mencapai 2 hingga 3 persen dari Pendapatan Bruto Domestik (PDB) setiap tahunnya
Banda Aceh - Saat membuka Rapat Kerja Nasional Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana atau Program Bangga Kencana di Jakarta pada 22 Februari 2022 lalu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyebut kerugian akibat stunting bisa mencapai 2 hingga 3 persen dari Pendapatan Bruto Domestik (PDB) setiap tahunnya. Jika PDB Indonesia di tahun 2020 sebesar Rp 15 ribu triliun maka potensi hilangnya kerugian akibat stunting mencapai Rp 450 triliun.
“Saya berharap persoalan stunting adalah persoalan kita bersama. Pemerintah tidak akan berhasil mengakselarasikan penurunan stunting jika tidak didukung oleh peran serta semua komponen masyarakat. Peran generasi milenial di Aceh justru menjadi kunci pelibatan secara aktif. Para mahasiswa harus menjadi mahasiswa pasti atau peduli stunting,” kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DR (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K), seperti yang diterima Readers.ID pada Rabu (16/3/2022).
Menurut Hasto Wardoyo, keberadaan 169 perguruan tinggi yang terdiri dari 15 universitas, 6 institute, 6 politeknik, 84 sekolah tinggi serta 58 akademi di seantero Aceh adalah anugerah yang tidak boleh disia-siakan.
Mahasiswa Peduli Stunting bisa melakukan penelitian dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kampung-kampung Keluarga Berencana (KB) dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang setara dengan 20 Satuan Kredit Semester (SKS).
Saat melaunching Program Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra Nikah sebagai Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin di Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (11/3/2022) lalu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyebut pencegahan stunting itu perintah agama.
Menyiapkan generasi terbaik adalah risalah nubuwwah. Jadi karena hal tersebut perintah agama, wajib hukumnya memberi perhatian bersama-sama akan penurunan stunting di Indonesia tak terkecuali di Nanggroe Aceh Darussalam.
Berkaitan dengan stunting ini, Walikota Langsa Usman Abdullah, SE memastikan arahan dari BKKBN untuk percepatan penurunan stunting akan dilaksanakan di daerahnya.
“Sejak awal menjabat, saya selalu berkomitmen untuk program-program penguatan pemberdayaan masyarakat termasuk masalah kesehatan. Penurunan stunting di Langsa menjadi fokus perhatian saya, dan alhamdulillah Langsa sudah dikategorikan status kuning di angka prevalensi stunting 25,5 persen dan saya menargetkan untuk turun lagi di tahun depan dan tahun-tahun berikutnya,” kata Usman saat konferensi pers di hotel Grand Permata Hati Kota Banda Aceh.
Ia mengajak agar jangan ada lagi anak stunting di Langsa. “Menuntaskan stunting adalah hablum minnanas kita untuk ummat,” ungkap Walikota Langsa Usman Abdullah, SE.
Dana Percepatan Penurunan Stunting Telah Tersedia
Untuk memastikan komitmen bersama dalam percepatan penurunan angka stunting, BKKBN menggelar Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI) termasuk di Banda Aceh, Aceh, Rabu (16/3/2022).
BKKBN yang diberi amanah Presiden Joko Widodo sebagai ketua pelaksana percepatan penurunan stunting sesuai Peraturan Presiden Nomor 72/2021, melalui Sosialisasi RAN PASTI ini memberi penjelasan mengenai mekanisme tata kerja percepatan penurunan stunting di tingkat provinsi, kabupaten dan kota hingga desa.
Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting di seluruh Aceh “harus” segera dituntaskan di Bulan Maret 2022 ini agar dana yang telah dialokasikan bisa terserap maksimal dan tepat sasaran.
Dalam Sosialisasi RAN PASTI juga dibahas mengenai pemantuan, pelaporan serta evaluasi. Dan yang tidak kalah pentingnya lagi, skenario “pendanaan” stunting di daerah juga termasuk yang disosialisasikan.
Indikator penurunan stunting akan menjadi salah satu parameter keberhasilan kepala daerah dalam mensejahterakan warganya dan menghelat kemajuan pembangunan daerah.
Dalam Sosialisasi RAN PASTI ini menghadirkan para pembicara dari BKKBN serta paraWakil Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pusat dari unsur Sekretariat Wakil Presiden, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Dalam Negeri serta Kementerian Kesehatan.[]
Editor: Junaidi