Cajupach ARC-USK Tembus Empat Startup Terbaik Nasional Greenovate 2025
Cajupach Medicated Aromatherapy Oil merupakan minyak angin aromaterapi berbahan dasar minyak kayu putih dan minyak nilam kualitas high grade. Start up ini berhasil masuk ke jajaran empat startup terbaik nasional di bidang Green Chemistry dengan menyisihkan lebih dari 60 startup dari seluruh Indonesia.
BANDA ACEH, READERS - Produk Cajupach dari Atsiri Research Center Universitas Syiah Kuala berhasil menorehkan prestasi gemilang dalam ajang Greenovate Startup Accelerator 2025 dengan mengusung tema “Green Chemistry for Industrial Excellent” yang berlangsung di Nianza Hotel, Jakarta, pada Selasa-Rabu, 16-17 September 2025.
Ajang bergengsi ini diselenggarakan oleh Universitas Pertamina, bekerja sama dengan Global Greenchem Innovation and Network Program, Yale University, Kementerian Perindustrian RI, United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), dan Global Environmental Facility (GEF).
Cajupach Medicated Aromatherapy Oil merupakan minyak angin aromaterapi berbahan dasar minyak kayu putih dan minyak nilam kualitas high grade. Start up ini berhasil masuk ke jajaran empat startup terbaik nasional di bidang Green Chemistry dengan menyisihkan lebih dari 60 startup dari seluruh Indonesia.
Dari 60 peserta, hanya empat startup terpilih yang berhasil melangkah ke Grand Final Greenlink pada Oktober 2025 mendatang. Keempat startup tersebut, yaitu Legend Tren Internasional dengan produk berbasis lontar palm, Aqubeta dengan inovasi bioteknologi akuakultur, Cajupach Medicated Aromatherapy Oil, dan KLH Bioreactor dengan teknologi bioreaktor berkelanjutan.
Produk Cajupach Medicated Aromatherapy Oil merupakan hasil hilirisasi riset inovatif yang dikembangkan oleh tim lintas disiplin, yaitu Prof. Dr. Binawati Ginting, S.Si., M.Si., Dr. Ir. Elly Sufriadi, S.Si., M.Si., Dr. Noor Khomsah, S.P., M.Hut., Dewi Suryani Sentosa, S.Sy., M.E., dan Cantika Dwi Riski, S.Si., M.Si..
Cantika menjelaskan, Cajupach ini hadir sebagai minyak aromaterapi medicated yang tidak hanya bermanfaat untuk meredakan keluhan ringan, tetapi juga memiliki aroma harum, segar, dan menenangkan, berbeda dari kebanyakan produk herbal yang cenderung beraroma menyengat.
"Keunikan ini lahir dari kolaborasi bidang ilmu kimia organik dan ekonomi dalam memadukan aspek ilmiah, inovasi, dan keberlanjutan bisnis”, pungkasnya.
Program Greenovate Startup Accelerator sendiri telah berlangsung sejak April 2025, diawali dengan pelatihan intensif selama tiga bulan, kemudian berlanjut ke Pitching 1, Pitching 2, hingga menuju Grand Final Greenlink di bulan Oktober mendatang.
“Keberhasilan Cajupach masuk ke Grand Final Greenovate merupakan tonggak penting bagi hilirisasi riset Universitas Syiah Kuala. Ini bukti bahwa inovasi berbasis green chemistry mampu memberikan solusi nyata untuk kebutuhan masyarakat sekaligus mendukung keberlanjutan industri,” ujar Dewi, periset lainnya.
Dengan capaian ini, peneliti Cajupach dari Atsiri Research Center Universitas Syiah Kuala semakin menegaskan komitmennya dalam melahirkan inovasi riset yang berdaya saing global, sekaligus berkontribusi pada pembangunan ekonomi hijau Indonesia.
Editor: Redaksi