BFLF Indonesia Kini Miliki Inkubator Bayi, Bisa Dipinjam dan Gratis

Waktu Baca 4 Menit

BFLF Indonesia Kini Miliki Inkubator Bayi, Bisa Dipinjam dan Gratis

Yayasan Blood For Life Foundation (BFLF) Indonesia bekerja sama dengan Universitas Syiah Kuala (USK) dan Universitas Indonesia (UI) dalam bidang kemanusiaan berupa memberikan pinjaman inkubator secara gratis bagi bayi yang membutuhkan.

Kerja sama itu kemudian diwujudkan dengan penyerahan inkubator bayi dari pihak kampus kepada Ketua Yayasan BFLF Indonesia, Michael Octaviano, pada Rabu (6/10/2021). Inkubator itu nantinya akan dikelola oleh Yayasan BFLF Indonesia.

Michael mengatakan, program inkubator ini bermula saat salah satu relawan BFLF Ratna Sary, yang juga dosen Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik USK, telah mengembangkan inkubator bagi bayi yang dapat digunakan secara gratis.

Peluang tersebut, dikatakan Michael, tidak disiakan-siakan oleh pihaknya yang kemudian melakukan kerjasama dengan Yayasan Bayi Prematur Indonesia melalui Ratna Sary sehingga BFLF menjadi agen peminjaman inkubator gratis wilayah Aceh.

"Alhamdullilah, produk pertama inkubator terwujud dan ini merupakan salah satu prestasi bagi USK dan kami berharap dapat mendukung program pemerintah dalam mendukung bayi prematur dia Aceh, dan kita mensuport USK untuk banyak lagi mencetak alat ingkubator sehingga dapat disebarluaskan keseluruh daerah di Aceh," kata Michael.

"USK telah membuktikan bahwa ditengah pandemi kita tetap bisa berkarya, semoga kedepan bersinergi lagi dan secara bersama-sama dengan berbagai lembaga yang mendukung kegiatan ini," imbuhnya.

Ketua Yayasan BFLF itu menyampaikan, sebelumnya inkubator ini dibuat berdasarkan kegelisahan terhadap mahalnya biaya inkubator. Lalu pihak kampus USK dan UI, menjalin kerjasama dengan BFLF untuk memenuhi kebutuhan alat tersebut yang akan digunakan untuk bayi secara gratis.

“Kita sudah di level penelitian untuk kebutuhan masyarakat, Profesor Raldi telah memikirkan temuan ini sekitar tahun 1994 dan mulai fokus mengembangkan alat ini," ucap Michael.

"Kami berinsiatif membuat pabrik sendiri di Sumatra dan itu ada di Aceh. Apabila kedepan ada donatur yang ingin mendukung pembuatan inkubator ini, maka akan kita produksi. Selama ini saat ada yang meminjamkan inkubator saya bersama BFLF yang datang langsung untuk memastikan semuanya,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Irwansyah berharap BFLF terus menyediakan suatu wadah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

"Pada saat itu tercetus alat inkubator yang dapat disebarluaskan di banyak kabupaten di Aceh, kami coba kembangkan dengan jenis, tipe dan karakter inkubator sebagaimana yang sudah dikembangkan di UI, ternyata hasil ujinya tidak berbeda dengan yang dikembangkan di UI, sehingga menjadi tanggung jawab kita membuat produk aman dan fungsional, Kami kemudian mendapatkan informasi bahwa BFLF sebagai organisasi kemanusiaan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, mudah-mudahan yang kita pikirkan bersama UI dan kerja sama dengan BFLF bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, inilah iktiar kita," ujar Irwansyah.

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...