BSI Minta Maaf Terkait Transaksi Bermasalah di Aceh

Ilustrasi Foto Kantor BSI. [Dok. Ist]
Penulis:

Corporate Secretary PT Bank Syariah Indonesia Tbk meminta maaf atas ketidaknyamanan nasabah selama ini di Aceh. Baik saat bertransaksi di anjungan tunai mandiri (ATM) yang sering kosong, maupun gagal transfer sebagaimana yang dikeluhkan masyarakat Aceh akhir-akhir ini.

Komisaris Independen PT Bank Syariah Indonesia (BSI), M. Arief Rosyid Hasan menyampaikan permohonan maaf terkait layanan anjungan tunai mandiri (ATM) yang sering kosong dan transfer sering gagal sebagaimana dikeluhkan nasabah selama ini.

"Sehubungan dengan pemberitaan mengenai kesulitan nasabah yang melakukan transaksi di Aceh, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan ini," kata Komisaris Independen PT BSI, M. Arief Rosyid Hasan melalui keterangan tertulisnya yang diterima readers.ID, Selasa (4/5/2021).

Baca Juga:

Saat ini, lanjut Komisaris Independen BSI itu, BSI membutuhkan waktu untuk mengintegrasikan semua sistem, terutama di Aceh yang sudah menerapkan Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS).

"Terkait dengan layanan mesin ATM, Bank Syariah Indonesia juga sedang berusaha keras untuk mengatasi berbagai persoalan yang dikeluhkan nasabah," ungkap Arief.

Pihaknya berharap, persoalan transaksi yang terhambat selama ini bisa segera selesai dan masyarakat mendapat kenyamanan layanan dari BSI. "BSI berharap dalam waktu yang tidak terlalu lama, persoalan di Aceh bisa teratasi," pungkasnya.

Secara terpisah Direktur Utama BSI, Hery Gunardi menjelaskan, terkait berbagai permasalah yang dihadapi nasabah di Aceh, itu hanya permasalahan waktu. Terlebih di Aceh bank konvensional harus keluar karena mengikuti kebijakan yang diamanatkan Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS).

“Khusus di Aceh, sebenarnya mergernya bukan hanya tiga bank, melainkan enam bank. Sebab tiga cabang bank konvensional (BSI) lainnya harus beralih ke syariah juga. Nah, itu sekarang ya kita ambil alih untuk diperbaiki,” kata Hery saat ditemui readers.ID di sela kunjungan ke Meuligoe Wali Nanggroe, Selasa (4/5/2021).

Hery menyampaikan, di usia BSI yang baru tiga bulan pihaknya butuh waktu konsolidasi untuk memperbaiki semua sistem, terutama di Aceh yang sudah menerapkan Qanun LKS.

“BSI ini baru berdiri tiga bulan, masih seperti bayi dan belum bisa berlari malah. Kita butuh support dan doa masyarakat semua,” ujarnya.

Lebih lanjut Hery menuturkan, menyangkut dengan keluhan masyarakat Aceh terkait layanan mesin ATM, pihaknya kini sedang berusaha keras untuk mengatasi berbagai persoalan yang dikeluhkan nasabah.

“Semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama, ini semua bisa diatasi. Butuh waktu saja sih sebenarnya,” pungkas Hery.[acl]