BSI Tonggak Baru Ekonomi Syariah di Indonesia
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) hasil gabungan tiga bank syariah milik himpunan bank milik negara (Himbara) kini mulai beroperasi. Dengan wajah dan identitas yang baru, BSI dinilai bakal menjadi tonggak baru ekonomi di tanah air.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merestui dan memberikan izin ketiga bank syariah milik bank BUMN yakni Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank BNI Syariah (BNIS) dan BRI Syariah (BRIS) menyandang nama baru BSI.
Lahirnya BSI di dunia perbankan nasional diharapkan mampu berkontribusi menjadi penggerak ekonomi syariah di Indonesia. Menciptakan bank syariah berskala besar guna meningkatkan penetrasi ekonomi dan keuangan syariah.
Penggabungan 3 bank syariah yang dimiliki oleh Himbara ini juga bertujuan untuk meningkatkan kapitalisasi dan kapabilitas perbankan syariah di Indonesia. Hasil dari penggabungan tersebut, akan menjadikan Bank Syariah Indonesia sebagai bank terbesar ke-8 di Indonesia.
Menteri BUMN Erick Thohir, mengatakan, Indonesia memiliki populasi muslim terbesar dengan preferensi terhadap kesesuaian Syariah yang kuat. Diproyeksikan pada 2025, Indonesia akan memiliki 184 juta penduduk muslim dewasa.
“Jumlah muslim segmen Middle – Upper akan tumbuh paling cepat. Hal tersebut menjadi potensi besar bagi institusi penyedia layanan Syariah,” kata Erick.
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, penetrasi pasar Bank Syariah di Indonesia masih sangat rendah yaitu hanya 4,1%, dibandingkan dengan Malaysia yang mencapai 29%.
Erick menuturkan, pergeseran minat penduduk Indonesia terhadap Syariah mulai terjadi sejak 2016. Hal itu menjadi peluang besar bagi institusi penyedia layanan Syariah.
“Namun konsep syariah saja tidak cukup, perlu dikemas secara digital dengan kualitas pelayanan tinggi, serta adanya institusi yang kuat,” ujarnya.
Dampak penggabungan Bank Syariah ini, sebut Erick, akan memberikan alternatif jasa keuangan syariah yang dikelola secara profesional dan memiliki brand positioning sebagai bank besar. Kemampuan eksplorasi perusahaan skala besar, didukung produk Syariah yang dapat bersaing secara global.
“Bank Syariah dengan produk konsumen yang beragam didukung kapabilitas teknologi dan infrastruktur (cabang & ATM) terbaik untuk memberikan pengalaman digital Islamic bank,” imbuh Erick.
Di sisi lain dengan lahirnya BSI diharapkan memperkuat ketahanan ekonomi, menciptakan pertumbuhan yang berkualitas, mengurangi ketimpangan, dan peningkatan kualitas nasabah Ultra Mikro dalam rangka inklusi keuangan.
Aksi Korporasi Terbesar untuk Umat
Pemerintah melalui Kementerian BUMN memiliki tujuan untuk meningkatkan Core Competence Bank Syariah di Indonesia. Tujuan tersebut diwujudkan melalui penggabungan Bank Syariah milik BUMN.
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi, mengatakan, dengan terwujudnya BSI dapat menciptakan Bank Syariah terbesar di Indonesia yang berdaya saing global dan memiliki potensi menjadi 10 bank syariah teratas secara global berdasarkan kapitalisasi pasar.
Bank Syariah dengan produk konsumer yang beragam, didukung oleh kemampuan teknologi terbaik untuk menyediakan pelanggan dengan pengalaman perbankan digital yang lebih baik. Bank Syariah dengan jaringan yang luas, didukung oleh lebih dari 1.200 cabang yang akan cukup untuk melayani permintaan nasabah.
Kemudian neraca dan kinerja keuangan yang baik, dengan target Rp 272 triliun pembiayaan pada 2025 dan pendanaan Rp 336 triliun pada 2025. Serta pendapatan signifikan dan sinergi biaya ke depan yang akan memberikan hasil kontribusi positif bagi pertumbuhan Bank Syariah Indonesia.
“BSI mempunyai cita-cita menjadi top 5 Bank Nasional dan top 10 Bank Syariah Global,” ujarnya.
Hery menyebutkan, BSI akan membangun brand yang kuat dengan produk dan layanan syariah yang inovatif untuk nasabah universal. Sehingga, nasabah akan loyal karena BSI memiliki pilihan produk yang bersaing dan didukung dengan layangan prima.
“BSI juga akan fokus terhadap segmen bisnis UMKM, Retail dan Wholesale untuk mendukung pengembangan ekosistem Industri halal yang bermanfaat bagi umat,” ucapnya
Hery menjelaskan, pada segmen bisnis UMKM BSI akan melayani kebutuhan spesifik klien UKM terkait perbankan Syariah yang dapat memanfaatkan sinergi dengan induk perusahaan. Melaksanakan mandat Pemerintah terkait segmen mikro terpilih di pasar tertentu.
Fokus target segmen pada value chain & ekosistem yang terintegrasi, membangun sentra UMKM di Provinsi dan Kabupaten. Menyediakan Pusat Pelatihan dan Pendampingan UMKM, serta Pelatihan Pemasaran Produk UMKM secara daring.
Kemudian melayani segmen Retail dengan Layanan Khas Syariah, yaitu memberikan pengalaman perbankan terbaik dalam hal digital banking, kualitas layanan dan produk melampaui bank umum (mis: Bisnis payroll; Consumer finance, gadai emas, dll). Pengembangan ekosistem Islami khas Syariah (Haji & Umrah, ZISWAF, organisasi masyarakat, pendidikan, dan kesehatan).
Sedangkan pengembangan pada segmen Wholesale dengan produk inovatif termasuk pengembangan bisnis global, adalah sindikasi pembiayaan skala menengah dan bersinergi dengan BUS lain untuk berpartisipasi.
Mendorong inovasi produk-produk wholesale syariah dengan mengoptimalkan akad khas Syariah, dan menjadi sarana bagi investor asing untuk mengakses pasar infrastruktur domestik dan investasi.
Komitmen BSI untuk Pelaku UMKM
Bank Syariah Indonesia tetap bakal melayani sektor yang selama ini menjadi fokus dari masing-masing bank. Akan terus mendukung Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) seperti yang sudah dilakukan selama ini.
Dari penggabungan tiga bank masing-masing membawa best practices. BRI Syariah membawa best practices penyaluran UMKM dengan komposisi UMKM sebesar 41,33% dari total pembiayaannya. Oleh karena itu, BSI tetap memiliki komitmen terhadap segmen UMKM.
“Membangun UMKM Center di daerah, penyaluran berbasis komunitas, penyaluran berbasis pesantren, penyaluran berbasis lingkungan masjid, dan penyaluran ke UMKM binaan Kementerian/BUMN/Lembaga,” tutur Hery.
Tak hanya itu, BSI turut mendukung Gerakan Nasional Wakaf untuk mendukung pemerataan pembangunan. Bank Syariah memiliki konsep berbeda yang dapat dioptimalkan untuk memajukan ekonomi umat melalui fungsi intermediari dan penyaluran pajak, zakat serta dana kebajikan.
“Untuk memajukan Bank Syariah di Indonesia, diperlukan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan,” ungkapnya.[acl]