Reje Paya Tumpi Baru Manfaatkan Eumpang Sebagai Pengganti Plastik Bagikan Daging Kurban
Ketergantungan terhadap wadah plastik masih sangat tinggi. Dibalik kepraktisan Kian mengancam lingkungan. Menunggu inovasi baru pengganti, Tidak mustahil namun perlu kesadaran dan kepedulian seperti yang dilakukan oleh Reje Paya Tumpi Baru dengan penggunaan Eumpang.

TAKENGON, READERS - Kurangi penggunaan kantong plastik yang kemudian menjadi sampah, Kampung Paya Tumpi Baru, Kecamatan Kebayakan Aceh Tengah gunakan wadah ramah lingkungan Eumpang atau Tape Kertan Bike untuk wadah pembagian daging Qurban di Hari Raya Idul Adha kepada warga.
Penggunaan wadah ramah lingkungan ini adalah salah satu inovasi Reje Paya Tumpi baru, Idrus Saputra. Berawal dari keprihatinan dan kepedulian terhadap persoalan sampah plastik yang dihadapi masyarakat saat ini, Reje yang dikenal peduli terhadap isu lingkungan ini mencoba menggalakkan penggunaan wadah selain plastik untuk penggunaan sehari-hari di desanya. Salah satunya, untuk wadah daging Qurban.
"Persoalan limbah plastik ini seharusnya menjadi perhatian serius, karena akan terus mengancam lingkungan sekitar kita. Jika tidak kita mulai sekarang kapan lagi, kita harus segera berbuat mencari solusi dengan mencari wadah alternatif selain plastik," ungkap Idrus Saputra.
Sampah plastik menjadi ancaman serius bagi lingkungan, menimbulkan pencemaran baik di tanah, air maupun udara, di tanah plastik dapat menghalangi peresapan air dan sinar matahari sehingga mengurangi kesuburan tanah dan dapat menyebabkan banjir. Sampah plastik mencemari tanah karena tidak dapat diuraikan oleh mikroba tanah.
Limbah plastik membutuhkan waktu lama untuk terurai. Dibalik kegunaannya yang luas kepraktisannya, limbah plastik membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun, tergantung ketebalan dan bahan campurannya agar terurai di tanah.

Lalu apa apa yang bisa mengantikan? salah satunya adalah Eumpang atau Tape Kertan Bike, yakni tas tradisional Aceh yang dibuat dengan anyaman tanaman Pandan yang dikeringkan dengan beberapa proses.
Produk tradisional ini biasanya digunakan sebagai tas untuk membawa beras saat melayat ke sanak family yang sedang menggelar hajatan ataupun saat melayat ke rumah duka sanak family yang sedang mengalami musibah meninggal dunia.
Penggunaan Eumpang merupakan sebuah tradisi dalam kebudayaan masyarakat Aceh. Hingga saat ini kebiasaan ini masih dipraktikkan di pedalaman Aceh secara turun temurun. Wadah yang terbuat dari bahan organik dan mudah terurai ini sebenarnya bisa dipakai untuk keperluan sehari-hari lainnya.
"Misalnya, sebagai tas saat berbelanja, wadah untuk bingkisan atau bungkusan produk-produk penganti plastik. Tinggal bagaimana menggalakkan dan bagaimana membuat bentuk-bentuk kreasi baru agar semakin berguna bagi keperluan masyarakat saat ini," jelas Reje Idrus Saputra.
Penggunaan Eumpang untuk wadah pembagian daging kurban di kampung Paya Tumpi Baru kata Idrus, merupakan bentuk kampanye wadah pengganti plastik ramah lingkungan. Harapannya, memberi kesadaran kepada masyarakat dan memancing inovasi-inovasi baru produk-produk ramah lingkungan.
Selain ramah lingkungan, pemakaian Eumpang, juga dapat menjadi peluang ekonomi baru bagi masyarakat terutama bagi pengrajin. Seiring kesadaran lingkungan, pengunaan wadah Eumpang akan meningkatkan tumbuhnya industri kerajinan anyaman ini di Aceh khususnyadi Aceh Tengah.
Kampung Paya Tumpi Baru, sebut Idrus, saat ini tengah membangun konsep pengelolaan sampah masyarakat. Desa penghasil madu ternak ini telah mempunyai Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R). Ditargetkan selain menjadi solusi masalah sampah juga nantinya menjadi sumber penghasilan ekonomi desa.
"Bayangkan saja jika Supermarket atau swalayan-swalayan menggunakan Tape Kertan Bike pengganti plastik kresek untuk masyarakat yang berbelanja, pastinya persoalan sampah akan bisa teratasi dan industri-industri kerajinan Eumpang akan tumbuh pesat," kata Idrus Saputra.
Menurut Reje yang desanya akan menggelar Festival Panen Kopi dalam waktu dekat ini, Eumpang adalah
solusi terbaik untuk melepas ketergantungan terhadap wadah plastik. Karena ramah lingkungan dan bisa dipakai berulang-ulang serta mudah terurai terbuat dari bahan- bahan organik. Sehingga, kesuburan tanah tetap terjaga dan persoalan pencemaran lingkungan dapat teratasi.
"Sekarang tergantung bagaimana kepedulian kita terhadap lingkungan dan kemauan kita memanfaatkan kekayaan kearifan lokal dan menjadikannya solusi dari masalah serius yang kita hadapi dewasa ini, kelak anak cucu kita tidak akan menyalahkan bahwa rusaknya lingkungan karena ketidakpedulian dan tidak adanya upaya serius generasi pendahulu mereka," ujar Idrus Saputra.
Komentar