Diprediksi Subsidi Energi Akan Bengkak
Dijelaskan Sri Mulyani, meski akan bengkak walaupun harga BBM pertalite dan solar subsidi naik tahun ini.
JAKARTA, READERS – Subsidi energi di Indonesia akan mengalami bengkak maksimal menjadi Rp649 triliun. Hal itu dikatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani seperti dilansir dari CCN Indonesia, Sabtu (3/9/2022).
Dijelaskan Sri Mulyani, meski diprediksi akan bengkak maksimal tembus menjadi Rp649 walaupun harga BBM pertalite dan solar subsidi naik tahun ini.
Itupun maksud Sri Mulyani apabila subsidi energi akan tembus Rp649 triliun jika harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) tembus di atas US$100 per barel.
"Apabila ICP di atas US$100 per barel maka total subsidi (energi) ke masyarakat dalam bentuk BBM masih akan mencapai Rp649 triliun," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers, Sabtu (3/9).
Jika harga ICP berada di area US$85 per barel, terangnya, subsidi energi berpotensi naik menjadi Rp605 triliun.
Sementara, subsidi energi akan meningkat menjadi Rp605 triliun jika ICP merangkak ke level US$99 per barel.
Menurutnya, harga minyak mentah dunia memang sedang melandai dalam sebulan terakhir bahkan sempat melemah ke area US$89 per barel.
Keterangan tersebut Sri Mulyani bandingkan dengan keadaan saat pandemi covid-19 yang di bawah Rp70 per barel.
Harga minyak sekarang juga masih tetap lebih mahal dari asumsi ICP APBN 2022 awal yang hanya US$63 per barel.
"Perkembangan dari ICP ini harus dan akan kami monitor karena memang suasana geopolitik dan suasana dari proyeksi ekonomi dunia masih akan dinamis," ujar Kemekue ini.
Pada waktu yang sama, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan harga pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter. Begitu juga dengan solar yang naik dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter.
"Pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter. Ini berlaku satu jam saat diumumkan, berlaku pada 14.30 WIB," kata Arifin.
Diketahui bahwa pemerintah memutuskan untuk menambah bantuan sosial (bansos) sebesar Rp24,17 triliun untuk meredam dampak kenaikan harga pertalite dan solar subsidi.
Bansos itu diberikan dalam tiga bentuk. Pertama, BLT sebesar Rp150 ribu kepada 20,65 juta KPM. Kedua, BLT untuk pekerja bergaji di bawah Rp3,5 juta per bulan sebesar Rp600 ribu.
Ketiga, pemerintah memberikan subsidi menggunakan 2 persen dari dana transfer umum, yaitu DAU dan DBH sebesar Rp2,17 triliun untuk transportasi umum, seperti ojek.
Sumber: CNN Indonesia