Diskusi Sabtuan Terkait UGP Dalam Persimpangan Jalan: Solusi dalam Diskusi Multi-Stakeholder

Berlangsungnya diskusi Sabtuan di Aceh Tengah oleh Lembaga Publik Berbicara. (Foto for Readers.id)
Penulis:

TAKENGON, READERS – Dalam siskusi Sabtuan yang dilaksanakan oleh Lembaga Kajian Publik Berbicara bekerja sama dengan lembaga kajian Temung, Punce, dan Gayo Heritage mengungkap terkait Universtias Gajah Putih Takengon, Aceh Tengah.

Dalam diskusi yang berlangsung pada Sabtu, 14 Oktober 2023, di Bouncit Caffee pada pukul 15.00 hingga pukul 18. 30 WIB itu diungkapkan bahwa Universitas Gajah Putih saat ini menghadapi masalah serius dalam manajemen dan kepemimpinan yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. 

Untuk mencari solusi yang tepat, pihak-pihak terkait seperti dosen, mahasiswa, yayasan, dan pemerintah daerah terlibat dalam diskusi multi-stakeholder yang berjudul "UGP Dalam Persimpangan Jalan."

Kegiatan diskusi dengan tema "Universitas Gajah Putih di Persimpangan Jalan?" ini muncul beberapa permasalahan utama yaitu seperti permasalahan manajemen yang dianggap buruk, termasuk penyalahgunaan anggaran mahasiswa.

Kepemimpinan rektor yang dianggap gagal membawa perubahan positif. Masalah pemecatan dosen yang dianggap tidak manusiawi, khususnya dosen bersertifikat dan profesional. 

Dampak terhadap mahasiswa, termasuk dalam hal bimbingan dan beasiswa dan peran pemerintah daerah dalam menyelesaikan permasalahan di UGP.

Dalam diskusi tersebut, hadir beberapa pembicara termasuk pengurus yayasan Gajah Putih, Abdiansyah Linge; perwakilan forum dosen Universitas Gajah Putih, Syahidin; Ketua Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Aceh Tengah, Zulfikar Fikri; Perwakilan BEM Universitas Gajah Putih (UGP), Kepala Bagian Hukum Setdakab Aceh Tengah, Abshar.

Kemudian mantan Rektor Gajah Putih, Syukur Khobat dan Salman Yoga S yang merupakan mantan Penggurus Yayasan Gajah Putih.

Solusi sementara yang diusulkan dalam diskusi melibatkan pengambilalihan yayasan oleh pemerintah daerah, restrukturisasi yayasan, dan memastikan kembali semangat membangun pendidikan. Kolaborasi yang baik antara yayasan dan pemerintah daerah dianggap sebagai solusi yang tepat.

Tidak hanya itu saja, diskusi ini juga mengingatkan semua pihak pada sejarah pendirian UGP dan cita-cita awalnya untuk membangun pendidikan di Aceh Tengah. Harapannya adalah mengembalikan semangat membangun pendidikan yang kuat seperti di masa lalu.

Diskusi multi-stakeholder ini menekankan pentingnya kolaborasi antara yayasan, pemerintah daerah, dan semua pihak terkait untuk memecahkan permasalahan yang ada di UGP dan mengembalikan semangat membangun pendidikan yang kuat. Situasi di UGP akan terus dipantau, dan perkembangannya akan dilaporkan dalam beberapa waktu ke depan.[]

Editor: Junaidi
Sumber: Ril